ang Farah
eptik dan keputusasaan. Setiap otot di tubuhku menjerit pro
durku, ekspresinya tak terbaca s
katanya, suaranya
mengirimkan gelombang rasa sakit bar
at kontras dengan Patek Philippe yang biasa dia pakai. Potongan teka-teki lain terpasang. Danu, aktor nekat itu, tidak akan memakai se
nya, seolah itu menjelaskan segalanya. "Di
irku. "Dia tidak tidak sta
atnya, suaranya
Aurora." Lalu, mengoreksi diriku sendiri, aku b
ejutan di mata dinginnya. "Ap
terasa seperti abu di mulutku. Dia adalah duniaku. Sekarang, dia hanyalah Brama Wij
u, pertanyaan itu menggantung
katanya, sua
ndah dan bergetar karena amarah yang ter
lalu cepat, terlalu tajam. "Tanggung
itu, tapi aku tetap diam. Apa gun
menjawabnya, suaranya langsung melembut. "Kirana? Ada a
sudah beralih dariku, dari wanita yang punggun
" katanya. "Kiran
pa. "Kau tidak perlu kembali. A
anpa sepata
m. Luka di punggungku terinfeksi. Aku melayang masuk dan kelu
u mendengar suara-suara di
sedikit nada keprihatinan tulus dalam
ambil darahnya. Kirana merasa lemah. Dokter ingin melakukan beb
a mengambil da
. Aku terlalu lemah untuk melawan, terlalu demam untuk bahkan berbicara. Aku hanya bisa
g. Kekuatan hidupku, disedot untuk wanit
an mengalir panas di pelipisku. Ketidakadilan dari
ulurkan tangan dan, dengan kelembutan yang
ya, suaranya bisikan rendah. "Aku
ain. Janji k
l botol dara
erasakan sisa-sisa terakhir cintaku padanya terkuras
da saat itu, dalam keheningan steril kamar rumah sakit, aku tahu
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY