img Rahasia Kelam Suamiku  /  Bab 3 | 30.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3

Jumlah Kata:1307    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

n steril di sebuah KUA yang sepi, satu-satunya saksi adalah seorang petugas yang tampak lelah dan sopir Julian yang

enghalang, bukan jendela, menjaga dunia pada jarak tertentu. Perabotannya semua bersudut tajam dan berwarna monokrom-kulit hitam, krom, marmer abu-abu. Tidak ada baran

et gelap dengan latar belakang lampu kota. "Di depan umum, kita adalah pasangan suami istri baru yang saling mencintai. Kau akan tunduk padaku dala

is. Ini adalah sayap penthouse-ku," dia menunjuk ke sebuah lorong di sebelah kanan. "Itu mi

i dadaku. Aku mengangguk, membungkus selimut kasmir lebih erat di sekelilingku. Aku masih me

tanya, tatapannya melirikku dengan kualitas penilaian yang sama, terlepas. "Besok, kita akan mem

ng dan mengambil sebuah tablet tipis, menyer

nyala, menampilkan satu folder terenk

apraktik perusahaan, kesepakatan curang, dan rekening tersembunyi. Itu adalah potret keluarga yang ku

g kecuali dua kata: "Proyek Kenari." Napasku tercekat. Aku mengetuknya hingga ter

in nenekku. Yang dipakai Annisa. Di bawah foto itu ada catatan singk

Sebuah rahasia yang begitu penting hingga menghubungkan konspirasi terdalam keluargaku dengan dendam pribadi J

yang diberikan Julian bergetar di meja marmer tempa

ian mengamatiku, ekspresinya tidak terbaca, keheningannya adalah sebuah ujian. Perjanjian

Julian pelan. "

gemetar dan meng

teril itu, penuh dengan air mata dan kepanikan buatan. "Kami sangat khaw

an itu begitu mengejutkan hingga

amu lihat. Stres, kesedihan... itu bisa mempermainkan pikiranmu. Dr. Handoko sudah memperingatkan kami ini mungkin terjad

mosional yang mentah itu, suara yang telah menenangkan demam dan mimpi buruk masa kecilku, hampir berhasi

rgoyahkan. Tidak ada penghakiman, hanya fokus yang diam dan jernih. Dia melihat

tian yang dingin dan keras. "Aku tidak akan

i Cl

ikuti terasa berat. Aku merasa hampa, seolah-olah dia telah meraih melal

iku yang mati rasa, menutup file itu. "Istirahatlah," katan

rtemennya sesuai kontrak. Sebaliknya, dia

nya, tatapannya inten

rang? Ini te

berbahaya dan predator. "Dan Malam Amal Warisan Jakarta tahunan masih berlangsung meriah. Perusahaan ayahmu adalah spo

enjadi es. Dia ti

sutra tebal berwarna biru tengah malam yang menakjubkan yang melekat di tubuhku. Rambutku ditata ke atas, dan riasan tipis menyembunyikan kerusakan malam itu. Aku bercermin dan melihat orang

hit sempurna. Dia menatapku, dan untuk pertama kalinya, tatapa

n sopan dan kuartet gesek. Saat kami masuk, keheningan menyelimuti ruangan. Kepala-kepala menoleh. Bisikan m

ngku melewati kerumunan seolah-olah kami adalah bangsawan yang membelah lautan. Dia mengangguk singkat pada

bangga di sampingnya. "...dan nilai-nilai keluarga inilah," kata ayahku, suaranya ber

ng, jalan kami terbuka di depan kami. Bisikan-bisikan itu me

n yang jarang. Baskara melihat kami lebih dulu. Wajahnya pucat pasi, senyumnya membeku dan

ngku. Dia mencapai podium dan, dengan gerakan sopan tapi tegas, mengambi

eras suara, sehalus beludru, setajam baja. "Saya hanya ingin mengucap

itu meresap. Ayah mertua. Desahan

onton. Dia tersenyum dengan senyum berbahaya itu lagi. "Tapi saya percaya ist

tus pasang mata, dengan kilatan kamera yang mulai meletup seperti kembang ap

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY