adalah pemandangan cahaya
ini, lampu gantung kristal, masing-masing seukuran kereta kecil, meneteskan
nda tangan sihir yang berbeda, dan berbau parfum mahal, sampanye, dan ambisi. M
ya dalam hidupku, a
biru nila yang dalam dan berkilauan yang melekat di lekuk tubuhku sebelum melebar di lantai. Gaun itu membia
sang anting-anting perak sederhana. Aku mer
ningan menyelimuti kelompok kecil di dekat pi
elemental da
ia bisa mem
erkompetisi? Belum
asa hormat yang enggan dan penasaran. Penerimaanku di Konklaf telah memberiku
ku, postur tubuhku menjadi lebih tegak. Untuk malam ini, aku
angan, berdiri dengan sekelom
kekuatan dan otoritas yang sempurna. Matanya bertemu dengan mataku, dan
ihat Alpha lain, seorang pria tampan dengan mata seper
san pahit melingkar di perutku. *Sekarang saat pria lain
mi menembus kerumunan. Orang-orang menyingkir untuknya, seper
untut. Apakah dia akan marah? Apakah dia akan mencoba mengkla
an dan, memalukannya
alan melintasi ruang
uno itu. Itu bukan gempa bumi; rasanya lebih dalam, leb
ampanye bergetar di nampan perak, dan kuartet ges
ngan kristal kuno yang dialiri kekuatan, bergoyang hebat. Suara gerinda yang memuakkan ber
at di a
ampu gantung itu berpusat tepat di atas petak marmer tempat Bram, B
melambat.
k tenggorokan Bella. Hujan debu dan plester yang turun dari langit-langit. Napas tertahan kolektif dari s
mi. Antara aku, pasangann
utan dan permohonan naluriah yang putus asa. *Pasang
an sepersekian detik, kilatan pilihan. Tidak ad
a bukan
pat dan sangat jelas, dia be
dorongk
ghantam bahuku. Itu bukan dorongan untuk menyingkirkanku dari jalur lampu
n sekunder dari puing-puing berat berisi kristal
enyelamatkanku. Dia melakukann
natan. Saat aku terhuyung mundur, pergelangan kak
kitar Bella. Dia memeluknya ke dada, punggungnya benar-benar membelakangiku, menyerap be
ak pernah meno
Aku adalah sebuah rintangan, sepotong perabotan yang harus disingkirkan
n dunia
u nisan, menghantam sisiku. Rasa sakitnya adal
ng patah, adalah hal terakhir yang kudengar sebelum d
GOOGLE PLAY