-satunya suara di ruangan itu, sebuah kesaks
ang mendekat, sebuah tali penyelamat yang dilemp
ebuah konsep yang begitu mustahil, begitu menggunca
rwin menekan dayung defibrilator ke kulitku. Punggungku melengkung dari tem
tergagap kembali menjadi ritme
up. Dan aku t
, topeng Alpha yang dia kenakan dengan begitu baik akhirnya retak. Wajahnya p
yang tidak bisa dilakukan oleh kema
satu kata itu k
an agen penstabil ke dalam infusku. "Dampak magis dari penolakan itu memicu kegagalan berantai, tetapi tubuhnya m
u. Pikiran
mah kami, ada satu kali terakhir. Malam yang didorong oleh harapan putus asa dan bodo
ahasia telah berakar di dalam dirik
tetapi semuanya telah berubah. Ini bukan lagi hanya hidupku. Gelombang perlindunganntuk hidup. Seseora
ya badai kebingungan, kecurigaan, dan sesuatu
an kecil ketenangannya. "Ini jebakan. Upaya put
ehingga membakar air mataku dan meninggalka
kukan ini? Kau pikir aku akan mengarang cerita tentang seora
terbantahkan dan jelek. Dia tidak punya jawaban. Dia hanya me
lpha, wajib hasilkan. Dan dia baru saja menolak, hampir membu
lik matanya. Seorang pewaris memperumit segalanya. Itu mengikatnya padaku dengan cara yang bahkan
n," katanya akhirnya, suar
n oleh seutas kepanikan. "Penolakan itu tetap berlaku. Anak itu... kawa
aset kawanan. Alat politik. Bu
g telah kucintai selama lima tahun, pria yang merupakan ayah dari anakku yang bel
rkikis oleh pengkhia
ruangan tanpa sepatah kata pun, meningg
tolak, dan mengandung pew
angin puyuh kemarahan yang be
terlepas dari kepangannya, pipinya memerah. Dia menatap wajahku,
ati memegang tanganku. Sentuhannya hangat, kontras dengan es di pe
a, tidak bisa berbicara melew
menjadi bisikan sengit. "Bayi itu. Oh, Clara." Dia meremas tanganku,
ku tidak bisa tinggal di sini, Sofi. Aku tidak bisa membesarkan anak di bawah bayang-bayangnya, untuk dipe
pha adalah milik kawanan. Bram akan membiarkanku mengandung anak itu, dan kemu
an, begitu tak tertahankan,
akin kuat. "Itu di tanah netral. Dia tidak punya
di wajahnya. "Bagus," katanya, suaranya tegas. "Bagus. Kau tidak akan ting
ku-buku-buku mantaku, komponenku dari bengkel, tas pakaian. Dia akan menonaktifkan pelindung ajaib di jendela ruang kesehatanku
Bram akan berat bagi kami berdua. Tetapi alternatifnya
awat, fokus pada kehidupan kecil di dalam diriku. *Aku akan melindungimu,* aku bersumpah dalam hati, tanganku bertumpu di pe
a dari monitor adalah teman yang setia. Setiap derit di lorong me
k. Mendorong melewati rasa sakit yang membakar di tulang rusuk dan punggungku, a
membasahi dahiku. Aku mengenakan pakaian sederhana y
gar bunyi klik lembut dari jen
ding sebagai penyangga. Udara malam yang sejuk yang masuk melalui jendela yang
ruangan yang dingin dan kosong,
pada Dewi, aku memanjat keluar ke dalam kegel
GOOGLE PLAY