img Can You See Me?  /  Bab 4 Sakit | 4.40%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Sakit

Jumlah Kata:1677    |    Dirilis Pada: 10/12/2021

al

nya ke arah pintu. Disana, berdiri Didan dengan tampang polos. Cengiran lebar mengh

eletakkan gitarnya di sofa dan b

an?" tan

ok ke dalam pintu. "Gue pinjem Rallin b

memberi izin. "Bawa aja.

ndengar ucapan Gandi. "Lo p

lah. Taman yang sangat jarang di kunjungi. Padahal kalau dilihat, taman ini suasananya sangat t

ng dibentuk panjang. Disusul

ergerak merapikan anak rambutnya ya

engalihkan pandangannya lagi ke depan. "Lo yang n

enar ada. "Menurut lo, mungkin gak kalo gue biarin moo

kan cintanya. Dia benar-benar tulus mencintai sahabatnya. Didan bahkan sampai geram sendiri dengan Nad

mau Nadiv dihukum. Kalau saja Didan yang diperjuangkan oleh Rallin, ia tak aka

ue ada ulangan?" tanya Didan sam

adiv gue tau," ucapnya sombong kemudian menatap Didan. Pikiranny

Mengingat jam pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Ia juga terlambat pulang karena ada

mereka adalah anggota basket. Dilihat dari kostumnya. Ah iya! Dia baru ingat kalau sekarang hari rabu. Hari rab

as Nadiv dan Rallin cukup akrab dengan lelak

akinya di luruskan. Keringat tampak mengucur di pelipis lelaki itu. Nafasnya juga te

i keras. "Woi!" teriakny

Rallin yang sudah memasang cengiran tan

ndi. Kakinya ikut diluruskan. Tangannya dile

ulang? Mau nebe

palanya. "Nggak. Gue ba

k lagi. Terus ntah kenapa gue ngerasa kayak dika

tap Sendi cengo. "Wan

esok bu Meta bakal minta ngum

m. Sendi tiba-tiba bangkit. Dia members

i sambil menepuk kepala Rallin kemudian pergi ke tengah

itu sudah seperti penjaganya di sekolah. Dia itu sebelas dua belas dengan Nadiv. Sama-sam

elas Nadiv. Harapannya kelas itu belum dikunci oleh satpam. Dan benar saja,

k!" teri

mudian menatap Rallin

pulang?" tanya satpam y

at Rallin bertanya alasannya, pak Juri dengan polosnya menjawab kalau nama Tasha leb

uku temen, Pak

i pintu kelas itu. "Yaudah, Neng

kalau Nadiv tidak pernah membawa pulang bukunya. Maka dari itu ia langsung menilik laci meja lelaki itu. Da

n buku sejarah pada sampul depan. Kemudian ia tersenyum mendapatkan apa yang ia cari. Buku dengan samp

buku Nadiv ke dalam tas bermotif volkadot. Ia menya

ngkan kepalanya melihat betapa bersihnya buku Nadiv. Bahkan lembaran kertasnya sa

gal. Matanya sudah sangat sayu tanda ia mengantuk berat. Namun hatinya terus memberi semangat agar bisa menyelesaikan

mnya ia tersenyum. Setidaknya beginilah cara dia mencintai Nadiv. Tidak akan membiarkan lelaki itu kesusahan selagi ia mampu. Ya walaupun nantinya catat

ari ayahnya semasa ia ulang tahun. Perlahan gadis berambut panjang dengan sentuhan war

an wajah Rallin. Rallin terlonja

sar. Bukannya apa, hanya saja air liur Didan ada ya

pinta Didan sambil menggoyangkan lengan Rallin.

in sambil mengibaskan rambut ungunya itu ke waj

arkonah!"

*

mbosankan. Apalagi jika diberi tugas, dan biasanya tugas yang belum terselesaikan akan dilanjutkan dirumah. Dan itu mer

m tas ranselnya. Kemudian menyatukan rambutnya yang tergerai menjadi satu. Dan menggulungnya ke atas lalu di kunci dengan jepitan ramb

apnya. Kemudian menyamp

Maudi sambil memasang jepit

uan. Bye!" Rallin langsung mela

alu mengejar Rallin. Ia menyamakan

h jemput tuh," ucap Maudi sa

n, ayah Maudi. Rallin tersenyum saat Hermawan melambaik

h bilang mau balik sama

an ya," pamit Maudi sambil menarik pela

ak Rallin yang hanya dita

Nadiv. Tampak didepan kelas ada Didan dan Rangga.

sambil merangkul ba

ni?" tanya Rangga sambi

sisir rapi. Prinsipnya kalau mau ketemu Nadiv harus tampil cantik. Sudah cantik saja tidak di

lin hendak melongokkan kepalanya ke pintu. Namun buru-buru tasnya

li melongokkan kepalanya. Namun lagi-lag

h?" tanya Rallin kesal karena

u Rallin. Membawanya berjalan. "Nadiv udah ba

sanya lelaki itu akan pulang paling terakhir. Rallin menepis pelan tangan

tuduhnya sambil m

ah," lanjutnya sambil menarik tangan R

Matanya memanas. Dadanya sesak. Entah kenapa ia merasa pasokan oksigen disini sangat menipis. Hatin

al gila yang membuat Rallin harus kembal

img

Konten

Bab 1 Prolog Bab 2 Most Wanted Grand Nusa Bab 3 Bantuan Bab 4 Sakit Bab 5 Yang Pertama Bab 6 Masih Banyak yang Peduli
Bab 7 Patah
Bab 8 Rencana Olimpiade
Bab 9 Dia Kembali
Bab 10 Friendzone
Bab 11 Penasaran
Bab 12 Ironi Cinta
Bab 13 Terlambat
Bab 14 Kenapa Harus Dia
Bab 15 Respect
Bab 16 Berhenti Berjuang
Bab 17 Broken
Bab 18 Gengsi
Bab 19 Bagaimana
Bab 20 Perasaan Astan
Bab 21 Berusaha Move On
Bab 22 Putus
Bab 23 Gagal Move On
Bab 24 Gara-gara Es Krim
Bab 25 Pembawa Sial
Bab 26 Topeng
Bab 27 Mulai Nyaman
Bab 28 Memberi Kesempatan
Bab 29 Will You Be My Girlfriend
Bab 30 Salah Paham
Bab 31 Penjelasan
Bab 32 Throwback
Bab 33 Adelia Berulah
Bab 34 Berdua
Bab 35 Ibu yang Kejam
Bab 36 Tidak Tahu Malu
Bab 37 Bolos
Bab 38 Insiden Rehan
Bab 39 (Bukan) Pembunuh
Bab 40 Rumor
Bab 41 Fakta
Bab 42 Cemburu
Bab 43 Kebahagiaan
Bab 44 Janggal
Bab 45 Weekend
Bab 46 Pengganggu
Bab 47 Pulang
Bab 48 Curiga
Bab 49 Nomor Asing
Bab 50 Tak Terduga
Bab 51 Kedua Kalinya
Bab 52 Bertemu Seseorang
Bab 53 Rehan di Mata Adelia
Bab 54 Jangan Dia!
Bab 55 Cinta Lama Jangan Bersemi Lagi
Bab 56 Liontin
Bab 57 Tidak Asing
Bab 58 (Bukan) Liontin Biasa
Bab 59 Drop Out
Bab 60 Good Bye
Bab 61 Dokter Tampan
Bab 62 Tertarik
Bab 63 Apa Harus Nunggu Rallin Mati
Bab 64 (Bukan) Prioritas
Bab 65 Mencari Diary Rehan
Bab 66 Isi Diary Rehan
Bab 67 Kabar Buruk
Bab 68 Penolakan
Bab 69 Rumah Nadiv
Bab 70 Ketemu Camer
Bab 71 Sepupu
Bab 72 Petunjuk Baru
Bab 73 Arden yang Manis
Bab 74 Kalah
Bab 75 Pengkhianat
Bab 76 Panggil Saya Kakak
Bab 77 SMA Dwingga
Bab 78 Pelakor
Bab 79 Mama Astan
Bab 80 Hancurnya Seorang kakak
Bab 81 Penyakit Rallin
Bab 82 Pergi Dari Kehidupan Gue, Div
Bab 83 Mati Rasa
Bab 84 Tidak Peduli
Bab 85 Kartu Memori
Bab 86 Saran Maudi
Bab 87 Jangan Hilangkan Dia
Bab 88 Membersihkan Nama Rallin
Bab 89 Pelakor
Bab 90 Kembali Kepada-Nya
Bab 91 Epilog
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY