Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Penyesalan Suami Setelah Kematianku

Penyesalan Suami Setelah Kematianku

Penulis: Gavin
img img img

Bab 1

Jumlah Kata:1120    |    Dirilis Pada: Hari ini15:08

ew) ke setiap bab sesuai dengan permintaan An

g dingin, napas say

an tidak menoleh sediki

ayakan keberhasilan transplantasi ginjal yang

nyalah harga murah demi kese

tang lebih cepa

t dengan sinis

saja membunuh istri Anda s

ternyata hanya mengincar u

raung, mengemis untu

i, sudah menyembunyika

hanyalah nisan bert

menggali tanah dengan tangan

endiri, berharap darah

atiannya pun tidak la

a

na

ulut saya disumpal. Dingin sekali, sampai ke tulang. Saya

unyi "bip" terasa seperti detak jarum jam menuju kematian. Saya mencoba berter

ijau di monitor berubah menjadi garis lurus. Dingin memenuhi

las. "Operasi Nona Chika berhasil! Ginjalnya berfungs

menutup mata, merasakan kegelapan menelan saya. T

sa melayang, ringan seperti kapas. Sebuah dor

kelegaan, mata Handi berkaca-kaca. Chika membalas pelukannya, terse

ri luka pisau bedah. Ini adalah rasa sakit karena di

ntang hidup saya, atau kematian saya? Han

. Tidak. Dia tid

ika. Menuntut agar saya mendonorka

rta. Untuk memastikan saya tidak puny

idak punya kesempatan. Hukum t

itu, bahkan setelah saya mati, masih melekat. Setiap

Handi. Suara saya serak, hampir tidak te

on. "Saya tidak kuat. Saya merasa... saya akan mati

pernah menundukkan kepala. Bahkan ketik

Mengatakan maaf, mengakui kesalahan yang

sahan. Lalu, tawa dingin yang

ndi dingin. "Kau pikir kau bisa lolos

tan bagimu," katanya. "Chika adalah pahlawan yan

a main-main," ancamny

enghapus dosamu," lanjut Handi.

ara lagi," katanya. "Aku akan pasti

ahnya. "Sebelum terlambat." Sebelum terla

ak. Tapi tenggorokan saya tercekat.

Riana," suara Handi penuh ke

saya runtuh. Jatuh ke dalam

a yang saya berikan tanpa s

akan selalu mencintaimu, Riana."

. Semudah membalikkan telapak tan

ka. Begitu lembut, begitu penuh kasih.

Handi berbisik. "Aku tidak tahu

elap. Dia pasti tidak tidur s

aya? Bahkan sedetik pun, setel

lembut. "Apa dia baik-baik saja?" Senyumnya t

ncari saya. Gerakannya terlalu lambat,

bantal. "Jangan pikirkan dia, Sayang," katany

nambahkan. "Kau tidak perlu

ihat Handi dan Chika. "Tuan Handi dan Nona Chika, kalian

man, tidak tidur sedikit pun," perawat itu

Handi hanya tersenyum tipis, tidak

han sekali pasien di meja operasi satu

gurus jenazahnya," lanjut perawat itu. "Nanti b

sedikit mengerutkan dahi. Apakah dia... apakah dia men

a. Uruslah jenazah saya,

erjam-jam. Handi hanya menghela napas

suaranya datar. Tidak ada emo

enyala. Saya tertawa, tawa hampa

? Bukankah saya sudah tahu

ika keluar kamar. Meninggalka

yang tertutup. Di mana tubuh saya

lirik ke dalam. Matanya ko

putih. Wajah saya tertutup.

Bekas luka lama di pergelangan kaki kir

atkannya. Dari kecelakaan lima tahun lalu. Beka

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY