img Pria Pertamaku  /  Bab 2 Luka Tak Berdarah | 4.65%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Luka Tak Berdarah

Jumlah Kata:1234    |    Dirilis Pada: 14/12/2021

ti-matian menahannya, tapi air mata tidak mampu lagi untuk disembunyikan, kecewa jangan ditanya, sakit jangan lagi dikira, pertika

uat Rania semakin pilu, dia tidak punya sia

i dari sini.” Rania

takkan kamu tak mau bicara dengan dia? lebih baik minta p

hatinya, air mata yang gugur bak air hujan derasnya, menunjukkan kalau hatinya benar-benar hancur saat ini. Suaminya kena tangkap khalwat dengan w

lengannya, travel bag yang dibawa memang

i.” Rania hanya mengangguk, mengikuti la

kamu bisa lalui ini.” sekali lagi Rania hanya mengangguk, seperti ada yang hilang dari dirinya, semangat untuk hidu

ia menekan break dan menoleh pada Rania. Air mata gadis itu membuatnya tersentuh

a-apa, tak? Cakapl

makannya sudah hilang sejak tib

, aku mau beli makanan, di rumah t

Rania belum makan seharian ini, Rania lalu mencari

at dia butuh, selalu menjadi dewa penolong ketika gadis itu sedang dalam kesulitan, suaminya selalu mendukung ketika keluarga mertuanya memojokkan tentang keturunan. Rania tidak tahu kenapa sudah tiga tahu

berbagai macam pemeriksaan kesehatan, hasilnya ba

masuk dengan beberapa bungkus maka

Pelanggan di sana

a.” Rania terse

i membawa mobil keluar dari parkiran. Pikiran Rania masih dipenuhi dengan tanda tanya b

ya, tapi dulu Datin Maria tidak suka dengan Safina karena dia meninggalkan Harris, saat mereka ada ren

isa sedikit menenangkan hatinya. Tapi kenapa kini kenyataan pahit yang harus ditelan. Apa Harris memang belum bisa move on dari dia. Ya Allah, ujian apa ini? Rania teringat nasehat papanya kemarin malam. Seo

an menghadap area taman, ini cocok banget untuk membesarkan anak-anak, malam makin sepi, sudah hampir tengah malam, Rania mera

u, anggap aje ini rumah sendiri. M

masih bersih banget. Tidak perlu

ikku, dan tahun kemarin juga aku mulai tinggal di sini, balik ke Sabah beberapa bulan sekali

m ada asisten rumah tangga, hanya baya

ma kasih.” Suhana mengangg

pan Suhana meruntuhkan tembok pertahanan Rania, dia menangis lagi akhirny

u mendadak, apa karena kami belum punya keturunan, atau karena Harris m

u Rania perlahan ber

gagal itu Abang Harris, dia gagal menjaga hati istrinya, dia gagal menolak

ang dipakainya, Suhana membuka lemari dan men

panas, kalau mau makan ke dapur

ya aku ti

u makanannya aku sim

ingkan tubuhnya di atas tempat tidur, lelahnya agak berkurang setelah dia membersihkan diri, dia memejamkan matanya,

angka kalau Rania suda

*

memberitahu Mak Bedah yang sedang sibuk membuat cucur udang. Tuti tidak tahu ada H

sekarang.” Ucapan Harris itu seolah menenangkan hatiny

gkin salah lihat. Wong dia

kembali naik ke kamarnya, ‘Matilah ak

ak diangkat, sudah lebih dari 30 kali tapi tidak dijawab. Harris n

tin baru stok lama, sudah

iba-tiba keluar d

nya ap

bang kemarin, bua

nar Rania data

erduduk di ata

, maafkan abang. Aban

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY