img Halo Vania!  /  Bab 1 Kamu Bodoh Kalau Pergi Ke Sana | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Halo Vania!

Halo Vania!

Penulis: Ibn Zhaf
img img img

Bab 1 Kamu Bodoh Kalau Pergi Ke Sana

Jumlah Kata:1487    |    Dirilis Pada: 14/01/2022

acarku?" Pernyataan cinta diucapkan lanta

m bahagia, gadis yang diseb

nggung adalah peran utama mereka malam ini. Tepuk tangan berpadu

hir bahagia. Tapi sayangnya, ini bukanlah akhir. Ini hanya sebuah pe

*

Bisa-bisanya lu l

i depannya, seorang lelaki terpaku dengan cap lima jari di

apain kamu

gapapa? Kita p

nya. Gadis itu bernama Echa. Teman sekelas, sekaligus yang paling mengerti perasaan Vania sa

saja. Kenyataannya dia masih duduk di sini. Dengan dada sesak dan kedua mata memerah

a? Aku nggak tega n

Walau dia tahu ini sama sekali tidak mudah. Bayangkan saja, pacarmu baru saja se

k bisa terima ini te

angkit dari kursinya dan melangkah

Echa bangkit dari kursinya

rangai temannya satu itu. Jika sedang marah, Vania suka berpe

jukan romantis di atas panggung. Raut wajah dan bening di kedua pipinya

di nyata. Hanya tinggal beberapa meter dia akan mencapai panggung. Tempat

eorang menarik tang

itu singkat, pada

ggi dari dia sendiri. Lalu didapatinya seorang lelaki tampan dengan kedua mata yang tampak s

gak tau apa-apa ya jan

arahnya. Sekuat tenaga dia berusaha melepaskan diri tapi ternyata pegangan lelaki

h kalau ka

enar atau tidaknya yang diucapkan lelaki itu, dia sudah terlanjur kes

ah! Lu tau apa!? Yang di atas pa

Menegaskan seberapa dia sakit hati. Tapi raut wajah yang di

ah panggung. Ternyata Evan tengah mempersembahkan sebuah

ebih sakit lagi. Bahkan kini air mata mengalir deras. Tapi sayangnya, lela

raman lelaki asing ini. Bahkan untuk bicara pun Vania sudah tidak sanggup. Hatin

i atas panggung, seruan para penonton, dan tangisa

gung itu, pacarku." Suara itu, b

ongak, menatap lurus lelaki berparas tampan tapi tidak berekspresi. Bahkan kalimat itu

i, sama k

olah memutih. Menyisakan dua insan berbeda jenis ini di tengah-tengah.

juga menyadari bahwa lelaki ini berbeda. Tidak sepertinya, lelaki yang bahkan tidak

Terlihatlah Echa yang tak nyaman duduk seolah bokongnya berbisul. Pandangannya terus t

a sih Van

erapa lama, tidak ada orang yang naik ke panggung. Bahkan setelah Evan selesai menyanyikan laguny

angan dia pin

ditinggalkan Vania di atas meja. Kemudian berjalan terburu-buru mendekati kerumun

yang semula diisi banyak orang

g karena konser telah berakhir. Lalu di sini, Ech

ok ila

itemukan. Mencoba menghubunginya pun percuma. Sebab ponsel, dompet, sampai tan

rena temannya lenyap ditelan kerumunan dan tidak juga kembali. Echa menunggu sampai

a sih? Aku khawati

ni terurai berantakan. Bahkan waktu setengah jam yang dia habiskan untuk

dihkan, sampai para pelayan pun

ang ke dia! U

ah! Kasian.

i satu-satunya pelanggan yang tersisa di Caffe tempat mereka bekerja. Sampai akhirnya, seorang l

i kamu kebanyakan nan

elas air putih yang diletakkan di atas mejanya. Sedetik kemudian, seorang

ngerepotin."

Sementara lelaki di seberang meja hanya tersenyum samb

nku kayaknya kerepotan. Kami harusnya

menangis lagi. Sudah kehilangan teman, sekarang merepotkan orang yang tid

han. Mari kembal

pulang sekarang. Kam

a tidak punya kebenaran untuk marah. Karena dialah yang telah banyak merepotkan or

ma rekanmu, aku minta

a dibalik lensa bening itu menyipit. Tepat setelah

e sini lagi." Lelaki itu melipat tangan di depa

ibir. Dengan jejak air mata yang masih t

!" Den

dak begitu memperhatikan karena sibuk membereskan ta

it hati itu adalah awal dari sebuah lembaran baru. L

mbung

Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY