img Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati  /  Bab 10 Keributan  | 0.75%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Bab 10 Keributan
Jumlah Kata:1054    |    Dirilis Pada:18/11/2021

"Omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan?! Aku tidak—" bentak Burhan dengan nada marah.

"Saya benar-benar tidak berbohong! Jika Anda memang tidak percaya, tanyakan saja pada Tengku. Dia benar-benar menelepon saya," Paulus menyela ucapannya dan menjelaskan dengan tergesa-gesa.

Sepertinya Paulus memang tidak berbohong. Melihat ini, Burhan tidak bisa menahan perasaan bingung yang melandanya.

Apakah putranya benar-benar sudah melakukan hal seperti itu?

"Ya, Tuhan! Jadi ternyata sebagai anak dekan, dia bisa saja memberikan penalti sesuka hatinya!" Kirani mengerutkan hidungnya dengan perasaan jijik.

Para mahasiswi yang ada di dekatnya telah mendengar percakapan yang terjadi di antara Paulus dan Burhan dan mulai mengejek.

Beberapa dari mereka bahkan mengeluarkan ponsel untuk memposting tentang hal itu di forum kampus mereka.

Kusuma yang sekarang berdiri di samping, menyaksikan peristiwa yang terjadi ini dengan ekspresi tidak senang.

Burhan melihat-lihat ke arah kerumunan dan menjadi pucat pasi, seluruh tubuhnya gemetar.

'Masalah tentang Dewi ini bukanlah suatu masalah besar, tapi bagaimanapun juga ini tetap sebuah skandal. Sekarang Kusuma telah mengetahuinya. Jika aku tidak bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik, dia mungkin akan menarik investasinya!'

Memikirkan hal ini, Burhan menoleh ke arah Paulus dengan tegas. "Bawa Tengku ke sini sekarang juga!" teriaknya.

"Siap, Pak!" Paulus dengan kikuk terburu-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Tengku untuk datang ke sana.

Ketika dia menerima telepon dari Paulus, Tengku sedang sibuk bersama dengan Galila. Saat dia mengetahui bahwa ayahnya sedang mencarinya, tidak terlintas dalam benaknya bahwa ada suatu masalah. Yang terpikirkan olehnya adalah uang sakunya sudah habis, dia bersama dengan Galila segera pergi menemui ayahnya.

Namun, dia tentu saja akan mendapat kejutan. Tak lama setelah mereka tiba, Burhan menarik telinganya dan memarahi, "Dasar bocah nakal! Apa yang sudah kamu lakukan?"

"Aduh! Ayah, apa maksudmu?" Tengku berteriak kesakitan saat telinganya dijewer. Sebelum dia bisa memahami apa yang sedang terjadi, Burhan sudah menyeretnya untuk berhadapan dengan Dewi.

"Minta maaf kepadanya sekarang juga!"

Ketika Tengku melihat Dewi, akhirnya dia mengerti apa yang sedang terjadi. Sambil mengerutkan kening dengan jijik, dia menghardik, "Apakah kamu sudah mengadukanku ke ayahku? Dasar wanita jalang! Aku akan menghabisimu!"

Benar-benar tidak tampak terganggu, Dewi hanya mencibir dengan cuek.

"Ya, Tuhan!"

Burhan sangat marah melihat tingkah putranya sehingga dia menampar wajah Tengku. Betapa tak tahu malunya putranya ini? Beraninya dia memaki Dewi di depan semua orang!

"Ayah, apa—? Kenapa Ayah memukulku?! Wanita ini yang menggodaku! Dasar wanita jalang tak tahu malu! Dia bahkan sudah membuat masalah di bar. Seorang wanita seperti dia pantas mendapatkan penalti!" Tanpa ragu-ragu Tengku membuat serangan balasan yang tidak berdasar, menyilangkan tangan di depan dada.

Lubang hidung Kirani berkobar penuh dengan amarah. Dia mengarahkan jari ke arahnya dan berkata, "Dewi adalah gadis muda yang luar biasa. Apa yang membuatmu berpikir dia akan menyukai orang sepertimu? Kamu sudah susah payah mengejar Dewi selama lebih dari setengah tahun, tetapi pada akhirnya, dia tetap menolakmu. Seisi kampus tahu tentang itu. Beraninya kamu membual begitu saja? Kamu pasti benar-benar sudah gila! Sudah jelas kamu memiliki dendam pribadi padanya karena kamu sudah gagal memenangkan hatinya!"

"Kenapa, kamu—!" Kata-kata yang diucapkan Kirani tadi sepertinya tepat mengenai topik sensitif baginya. Tengku sangat marah sehingga wajahnya kini berubah menjadi ungu.

Galila, yang sedang berdiri di sampingnya, segera membelanya. Dia memasang tampang polos dan bibirnya cemberut. "Bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu padanya? Ya, dia dulu memang menyukai Dewi. Tapi itu semua hanya masa lalu. Dia sekarang mencintaiku. Selain itu, memang benar Dewi sudah membuat masalah di bar. Jika dia tidak dihukum, bukankah itu nanti akan memberi contoh buruk kepada mahasiswa lain?"

Saat Galila berbicara, dia mengeluarkan satu atau dua tetes air mata, tampak seperti anak kucing yang terluka.

Meskipun dia tidak secantik Dewi, dia tetap salah satu gadis tercantik yang ada di sekolah. Melihat betapa menyedihkannya dia, beberapa siswa di sekitarnya melembutkan hati mereka dan memberikan dukungan kepada ucapannya barusan.

"Ya! Dewi memang sering terlibat banyak perkelahian. Apa kamu lupa apa yang sudah terjadi pada Hartono?"

"Apa yang dikatakan Galila benar. Bagaimana jika ada mahasiswa lain yang mengikuti jejak Dewi? Reputasi kampus kita akan rusak!"

Tengku, yang sempat panik beberapa detik sebelumnya, menjadi arogan lagi. "Lihat? Dewi layak mendapatkan penalti itu. Dan aku berkata jujur bahwa dia sudah merayuku."

Melihat betapa beraninya Tengku, Dewi memutar matanya ke atas. Mengambil ponsel miliknya dari sakunya, dia membuka kunci layar dan menekan sebuah tombol.

Suara arogan dan vulgar bisa terdengar dari speaker teleponnya.

"Dewi, bagaimana rasanya mendapatkan penalti? Apakah kamu merasa kesal?"

Secara bersamaan helaan napas terdengar di mana-mana.

Ini adalah suara Tengku!

Semua orang terdiam mendengarkan.

Dewi membiarkan rekaman itu diputar.

"Tapi kamu tidak bisa menyalahkanku. Kamu sudah menindas pacarku, kan? Tapi aku punya tawaran bagus untukmu. Jika kamu bersedia untuk tidur denganku, aku bisa memberikan bantuan padamu untuk menangani masalah ini."

Ketika para mahasiswa mendengar kata-kata "tidur denganku", mereka semua menoleh ke Tengku dengan penuh amarah.

"Apa-apaan itu? Beraninya dia mengatakan hal seperti itu pada Dewi! Sungguh memalukan!"

"Benar-benar menjijikkan! Apakah dia pikir dia bisa memaksa primadona kampus untuk tidur dengannya hanya karena ayahnya itu adalah dekan sekolah?!"

"Hei, dia tadi juga menyebutkan bahwa dia melakukannya untuk Galila! Mungkin Galila adalah dalang dari semua ini!"

Semua orang memihak Dewi sekarang.

Tidak pernah terpikir oleh Tengku bahwa Dewi mungkin merekam percakapan mereka sebelumnya. Sebelum rekaman selesai diputar, dia bergegas untuk mengambil ponsel milik Dewi. "Dewi, kamu benar-benar jalang sialan!"

"Bangsat!"

Burhan sangat marah dipermalukan seperti ini sehingga tangannya gemetar. Dia mendatangi Tengku dan menendangnya tepat di tulang kering. Tengku segera menjerit kesakitan dan tubuhnya jatuh ambruk ke tanah, memohon belas kasihan.

"Ayah—itu bohong. Rekaman itu palsu. Aku-lah yang sedang difitnah di sini. Galila bisa memberikan kesaksian untukku. Dewi benar-benar mencoba merayuku!"

Jelas bahwa dia berusaha penuh dengan rasa putus asa menyelamatkan muka.

Selama dia tidak mengakui bahwa dia salah, dengan bantuan ayahnya, dia bisa membuat kesalahannya ini menjadi suatu masalah yang tidak terlalu serius. Mungkin dia bahkan bisa membuat seolah-olah itu tidak pernah terjadi.

Galila kesal ketika dia mendengar bahwa Tengku telah berselingkuh dan mencoba untuk tidur bersama dengan Dewi, tetapi karena dia adalah orang yang telah membantunya, dia tidak punya pilihan selain membela pacarnya yang memalukan ini.

"Pak Prayitno, saya berani bersumpah bahwa Tengku tidak bersalah!" Dengan terburu-buru Galila berkata sambil menggenggam tangannya sendiri di depan dadanya.

Dewi dengan dingin menyaksikan mereka yang dengan mati-matian berusaha menyelamatkan harga diri.

Dia membuka mulutnya dan hendak mengatakan sesuatu ketika Kusuma, yang selama ini diam dan menonton, tiba-tiba berbicara.

"Lalu mengapa kita tidak memeriksa rekamannya saja?"

Sebelumnya              Selanjutnya
img
Konten
Bab 1 Perjanjian Perceraian Bab 2 Tangkap Wanita Itu Bab 3 Memamerkan Cinta Mereka Bab 4 Kamu Tidak Mampu untuk Membelinya Bab 5 Tidak Pantas Untuk Memasuki Mal Ini Bab 6 Berikan Aku Informasi Tentang Wanita Itu Bab 7 Memberimu Pelajaran Bab 8 Aku Tidak Ingin Menjadi Kotor Bab 9 Menabrak Kusuma Bab 10 Keributan Bab 11 Permintaan Maaf Bab 12 Bicarakan Ini Secara Langsung Bab 13 Merasa Ragu Untuk Bercerai Bab 14 Peluncuran Produk Bab 15 Merayu Pria Kaya Bab 16 Terjatuh Bersama Bab 17 Satu Triliun Rupiah Bab 18 Video
Bab 19 Ke New York
Bab 20 Apakah Dia Bertemu Lawan Sepadan
Bab 21 Kusuma Menggoda Dewi
Bab 22 Kusuma Tahu Kebenarannya
Bab 23 Pindah Rumah
Bab 24 Diantar Ke Universitas
Bab 25 Bukan Seorang Pria
Bab 26 Kakak
Bab 27 Markas Besar Grup Hadi
Bab 28 Saya Ingin Anda Mencicipinya
Bab 29 Hangus
Bab 30 Kado untuk Kusuma
Bab 31 Siapa yang Menindas Pacarku
Bab 32 Tomboi Apa-apaan Ini
Bab 33 Aku Ingin Meminta Maaf Kepadamu
Bab 34 Sebuah Pertarungan
Bab 35 Dia Layak Mendapatkannya
Bab 36 Jiwa Pemberontak
Bab 37 Menjauh Dari Kusuma, Sang Dosen
Bab 38 Sayangku
Bab 39 Hukuman
Bab 40 Di Kuburan
Bab 41 Aku Pria yang Sudah Menikah
Bab 42 Dia Sangat Tampan
Bab 43 Aku adalah Suamimu
Bab 44 Kelas Menari
Bab 45 Kelas Bahasa Inggris
Bab 46 Pelajaran Bahasa Inggris
Bab 47 Kamu Menang
Bab 48 Kembali Dari Singapura
Bab 49 Sakit Kepala
Bab 50 Kebenaran Telah Terungkap
Bab 51 Tidak Tahu Malu
Bab 52 Pencium yang Baik
Bab 53 Mereka Bersama-sama Menipuku
Bab 54 Sebuah Konfik
Bab 55 Tidak Ada yang Boleh Keluar
Bab 56 Berlutut Dan Minta Maaf
Bab 57 Kamu Tidak Perlu Melakukan Apapun Selain Menghitung Uang
Bab 58 Seorang Pria Yang Picik
Bab 59 Apa Kamu Tinggal Dengan Seorang Pria
Bab 60 Sungguh Kejutan yang Hebat!
Bab 61 Pengertian dan Kartu VIP
Bab 62 Kamu Bernilai Sepuluh Triliun
Bab 63 Lepaskan Sepatumu
Bab 64 Aku Sudah Menikah
Bab 65 Tertangkap Basah
Bab 66 Tenangkan Suamimu
Bab 67 Di Bioskop
Bab 68 Hati yang Patah
Bab 69 Datang Untuknya
Bab 70 Hancurkan Toko Sialan Ini
Bab 71 Pria yang Tidak Fleksibel
Bab 72 Kamu Berani Menyebut Kusuma Hadi
Bab 73 Menikahi Galila
Bab 74 Lebih Sering Mengenakan Gaun
Bab 75 Ini Istriku
Bab 76 Berhati-hatilah Dengan Megan
Bab 77 Pertengkaran
Bab 78 Hadiah
Bab 79 Lakukan Apa Pun Untuk Kalian
Bab 80 Tiga Syarat
Bab 81 Berjalan Di Atas Landak Tanpa Alas Kaki
Bab 82 Memberi Tamparan Di Wajahnya
Bab 83 Tamparan
Bab 84 Maafkan Aku
Bab 85 Seorang Pria yang Tidak Bersalah
Bab 86 Bersikap Baiklah Pada Dirimu Sendiri
Bab 87 Terluka
Bab 88 Jatuh Cinta
Bab 89 Rayuan
Bab 90 Di Rumah Sakit
Bab 91 Hati-hati
Bab 92 Kusuma, Aku Menyukaimu
Bab 93 Aku Sudah Mendengar Apa yang Kamu Katakan
Bab 94 Ayo Pulang
Bab 95 Apa yang Hendak Kamu Beli
Bab 96 Beraninya Kamu
Bab 97 Kamu Tidak Membutuhkan Seorang Istri
Bab 98 Apakah Kamu Sedang Mencoba untuk Meminta Maaf
Bab 99 Biarkan Aku Menghangatkanmu
Bab 100 Istriku yang Keras Kepala
img
  /  14
img
img
img
img