img Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati  /  Bab 11 Permintaan Maaf  | 0.83%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Bab 11 Permintaan Maaf
Jumlah Kata:812    |    Dirilis Pada:18/11/2021

Dewi terkejut karena dia tidak mengharapkan Kusuma untuk membantunya, tetapi ketika dia menatap pria itu, matanya bertemu dengan sepasang matanya yang dingin dan cuek.

Jantungnya merespons dengan berdetak kencang dan dengan cepat dia memalingkan wajah untuk mengalihkan pandangannya.

Namun, setelah dia memalingkan wajahnya, dia segera menyadari bahwa tidak perlu melakukan itu.

Lagi pula, dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Kenapa dia harus merasa seolah-olah dirinya-lah yang bersalah?

Ketika Kusuma melihat reaksi malu-malu Dewi, dia mencibir dalam hatinya, 'Apakah dia merasa bersalah sekarang?'

"Edi, apa lagi yang kamu tunggu? Ambil rekaman itu dan periksalah." Kusuma melirik Edi dengan tatapan dingin, mengerutkan alisnya.

Edi yang hanya menjadi penonton pada saat itu, kembali tersadar dan berjalan mendekati Dewi. "Nona Nayaka..."

Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, Dewi dengan santai menyerahkan ponselnya.

Saat Kusuma memerintahkan Edi untuk memeriksa rekaman itu, wajah Tengku menjadi pucat karena ketakutan. Dirinya berkeringat dingin, tetapi tidak berani mengatakan apa-apa.

Laporan dari Edi datang dalam waktu kurang dari lima menit.

"Tuan Hadi, tidak ada sesuatu yang mencurigakan dengan rekamannya. Tidak ada jejak bahwa rekaman itu sudah di manipulasi," ucap Edi dengan hormat.

Namun, yang sangat mengejutkannya, Kusuma justru memandangnya seolah-olah dia telah mengatakan sesuatu yang salah.

Edi telah bekerja untuk Kusuma selama bertahun-tahun sekarang. Bagaimana mungkin dia tidak tahu apa maksud dari ucapan bosnya? Dia menelan ludah dengan perasaan gugup dan menambahkan, "Tuan Hadi, direktur departemen teknologi sedang memeriksa rekaman itu secara langsung. Saya akan bertanya padanya..."

"Sudah cukup," sela Kusuma dengan suara blak-blakan.

Meskipun terkadang Edi bisa malas, dia tahu bahwa Edi tidak akan berani berbohong kepadanya tentang tugas yang begitu penting.

Sepintas Kusuma melirik ke arah Dewi saat dia memberi isyarat kepada Edi dengan tangannya untuk mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya.

Sementara itu, Burhan berpikir bahwa dia akan dapat membalikkan keadaan ketika dia mendengar pernyataan yang terdengar begitu sungguh-sungguh dari Tengku dan Galila tadi, tetapi dia tidak tahu bahwa keadaan akan berubah menjadi lebih buruk. Sambil menggertakkan giginya karena marah, dia menendang putranya lagi dan meminta maaf kepada Kusuma.

"Tuan Hadi, maafkan saya. Sepertinya anak saya ini sudah lupa bagaimana harus bersikap. Ini semua merupakan salah saya. Saya akan memastikan bahwa hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Saya akan meminta seseorang di kantor administrasi untuk membatalkan penalti yang diterima oleh Dewi sekarang!"

Tengku meringis kesakitan, tapi dia tidak mencoba membela diri lagi. Dia sudah sepenuhnya kehilangan harga diri dan merasa malu.

Memberikan lirikan dingin ke arah Burhan, Kusuma berkata, "Bukan kamu yang harus meminta maaf."

Setelah mengatakan itu, dia berbalik untuk melihat Tengku, yang sedang duduk di tanah, masih meringis kesakitan.

"Benar, Anda benar!" Burhan menendang putranya lagi dan mendesak, "Meminta maaflah pada Dewi sekarang!"

Meskipun Tengku tidak tahu siapa Kusuma, dia bisa tahu dari tatapan ayahnya yang penuh dengan rasa patuh bahwa Kusuma pastilah orang yang sangat penting. Karena itu, dia tidak punya pilihan selain berdiri dan meminta maaf kepada Dewi. "Maafkan aku, Dewi."

Dewi tentu saja dapat menyadari permintaan maaf itu tidak tulus hanya dengan melihat ekspresi Tengku, jadi dia menanggapi dengan tatapan datar.

"Apakah menurutmu permintaan maafmu yang begitu sederhana akan mengakhiri masalah ini?" Kirani memutar matanya ke atas saat dia bergumam pada dirinya sendiri, tetapi dia dengan sengaja membuat suaranya cukup keras untuk bisa didengar oleh semua orang.

Suara terkesiap dari para mahasiswa bergema keras di sana.

"Hukuman yang diberikan harus sesuai dengan kejahatannya. Dilihat dari apa yang telah dia lakukan, permintaan maaf secara lisan tampaknya terlalu ringan."

"Ya, jika mahasiswa lain yang berada dalam posisinya sekarang, dia pasti akan dikeluarkan dari sekolah."

"Ck ck ck, dia punya latar belakang yang kuat. Bagaimana kita bisa membandingkan diri kita dengannya?"

Wajah Burhan kini berubah menjadi pucat pasi ketika dia mendengar apa yang dikatakan para mahasiswa. Dalam upaya untuk membendung gelombang kemarahan orang banyak, dia menggertakkan gigi dan berkata, "Tentu saja, permintaan maaf yang sederhana tidak cukup untuk menyelesaikan masalah ini. Tengku Prayitno akan dikeluarkan dari sekolah dan Galila Mustika akan diberi surat peringatan!"

Tubuh Galila ambruk ke tanah, dia benar-benar tercengang.

Sebuah surat peringatan?

Hukuman ini akan masuk dalam catatan akademisnya, yang tentunya secara permanen menodai masa depannya!

Ketika Tengku mendengar bahwa dia akan dikeluarkan dari sekolah, dia menggelengkan kepalanya kuat-kuat dengan tidak percaya dan berteriak, "Ayah! Kenapa? Aku tidak benar-benar serius tentang apa yang aku katakan kepada Dewi. Itu hanya kata-kata yang terucap karena aku sedang marah Kamu tidak bisa mengeluarkanku dari sekolah hanya untuk sesuatu yang begitu sepele."

Tinju Burhan bergetar karena marah ketika dia melihat putranya dan berkata, "Sayangnya, setiap tindakan yang dilakukan pasti memiliki konsekuensi dan kamu harus membayar sendiri untuk apa yang telah kamu lakukan. Aturan itu berlaku untuk semua orang yang ada di kampus ini!"

Kemudian, dia memberi isyarat kepada Paulus untuk membawa mereka pergi dari sini.

Tengku tidak berani membuat keributan di depan Kusuma, tetapi sebelum dia pergi, dia memelototi Dewi dengan mata penuh kebencian dan dendam.

Galila berjalan mengikutinya, menggertakkan giginya sebelum melemparkan pandangan marah ke arah Dewi.

Sebelumnya              Selanjutnya
img
Konten
Bab 1 Perjanjian Perceraian Bab 2 Tangkap Wanita Itu Bab 3 Memamerkan Cinta Mereka Bab 4 Kamu Tidak Mampu untuk Membelinya Bab 5 Tidak Pantas Untuk Memasuki Mal Ini Bab 6 Berikan Aku Informasi Tentang Wanita Itu Bab 7 Memberimu Pelajaran Bab 8 Aku Tidak Ingin Menjadi Kotor Bab 9 Menabrak Kusuma Bab 10 Keributan Bab 11 Permintaan Maaf Bab 12 Bicarakan Ini Secara Langsung Bab 13 Merasa Ragu Untuk Bercerai Bab 14 Peluncuran Produk Bab 15 Merayu Pria Kaya Bab 16 Terjatuh Bersama Bab 17 Satu Triliun Rupiah Bab 18 Video
Bab 19 Ke New York
Bab 20 Apakah Dia Bertemu Lawan Sepadan
Bab 21 Kusuma Menggoda Dewi
Bab 22 Kusuma Tahu Kebenarannya
Bab 23 Pindah Rumah
Bab 24 Diantar Ke Universitas
Bab 25 Bukan Seorang Pria
Bab 26 Kakak
Bab 27 Markas Besar Grup Hadi
Bab 28 Saya Ingin Anda Mencicipinya
Bab 29 Hangus
Bab 30 Kado untuk Kusuma
Bab 31 Siapa yang Menindas Pacarku
Bab 32 Tomboi Apa-apaan Ini
Bab 33 Aku Ingin Meminta Maaf Kepadamu
Bab 34 Sebuah Pertarungan
Bab 35 Dia Layak Mendapatkannya
Bab 36 Jiwa Pemberontak
Bab 37 Menjauh Dari Kusuma, Sang Dosen
Bab 38 Sayangku
Bab 39 Hukuman
Bab 40 Di Kuburan
Bab 41 Aku Pria yang Sudah Menikah
Bab 42 Dia Sangat Tampan
Bab 43 Aku adalah Suamimu
Bab 44 Kelas Menari
Bab 45 Kelas Bahasa Inggris
Bab 46 Pelajaran Bahasa Inggris
Bab 47 Kamu Menang
Bab 48 Kembali Dari Singapura
Bab 49 Sakit Kepala
Bab 50 Kebenaran Telah Terungkap
Bab 51 Tidak Tahu Malu
Bab 52 Pencium yang Baik
Bab 53 Mereka Bersama-sama Menipuku
Bab 54 Sebuah Konfik
Bab 55 Tidak Ada yang Boleh Keluar
Bab 56 Berlutut Dan Minta Maaf
Bab 57 Kamu Tidak Perlu Melakukan Apapun Selain Menghitung Uang
Bab 58 Seorang Pria Yang Picik
Bab 59 Apa Kamu Tinggal Dengan Seorang Pria
Bab 60 Sungguh Kejutan yang Hebat!
Bab 61 Pengertian dan Kartu VIP
Bab 62 Kamu Bernilai Sepuluh Triliun
Bab 63 Lepaskan Sepatumu
Bab 64 Aku Sudah Menikah
Bab 65 Tertangkap Basah
Bab 66 Tenangkan Suamimu
Bab 67 Di Bioskop
Bab 68 Hati yang Patah
Bab 69 Datang Untuknya
Bab 70 Hancurkan Toko Sialan Ini
Bab 71 Pria yang Tidak Fleksibel
Bab 72 Kamu Berani Menyebut Kusuma Hadi
Bab 73 Menikahi Galila
Bab 74 Lebih Sering Mengenakan Gaun
Bab 75 Ini Istriku
Bab 76 Berhati-hatilah Dengan Megan
Bab 77 Pertengkaran
Bab 78 Hadiah
Bab 79 Lakukan Apa Pun Untuk Kalian
Bab 80 Tiga Syarat
Bab 81 Berjalan Di Atas Landak Tanpa Alas Kaki
Bab 82 Memberi Tamparan Di Wajahnya
Bab 83 Tamparan
Bab 84 Maafkan Aku
Bab 85 Seorang Pria yang Tidak Bersalah
Bab 86 Bersikap Baiklah Pada Dirimu Sendiri
Bab 87 Terluka
Bab 88 Jatuh Cinta
Bab 89 Rayuan
Bab 90 Di Rumah Sakit
Bab 91 Hati-hati
Bab 92 Kusuma, Aku Menyukaimu
Bab 93 Aku Sudah Mendengar Apa yang Kamu Katakan
Bab 94 Ayo Pulang
Bab 95 Apa yang Hendak Kamu Beli
Bab 96 Beraninya Kamu
Bab 97 Kamu Tidak Membutuhkan Seorang Istri
Bab 98 Apakah Kamu Sedang Mencoba untuk Meminta Maaf
Bab 99 Biarkan Aku Menghangatkanmu
Bab 100 Istriku yang Keras Kepala
img
  /  14
img
img
img
img