n, Capital City –
rjalan menuruni tangga. Ruang kamarnya dengan suaminya berada di lantai tiga. Sedangka
etiap lantai terdapat berbagai macam fasilitas. Di setiap lantai pula terdap
mua tertata begitu rapi dan indah. Alina selalu terka
ihat berkelas. Menggunakan pakaian
gannya memegang tiang penyangga tangga. Kakinya melangkah p
saja, ia lebih memilih untuk berjalan kaki menggunkan tangga daripada menggun
layan. Emma tersenyum ramah yang diambut senyuman ramah
k makan juga?
tang pekerjaan. Walau disiplin, tetapi beliau lebih fokus pada pekerjaannya."
berjajar rapi mengelilingi meja itu. Meja makan yang diatasnya sudah terdapat berba
r menyerangnya. Perutnya sedikit keroncongan. Refleks, ia memegang perutnya
ika hanya aku yang memakannya." Lirih Alina kepada kepala pelayan itu. Ia
rikan yang terbaik bagi istrinya. Oleh sebab itu, kami para pelayan yang disi
ntang bagaimana caranya menghabiskan semua maka
akan bersama – sama." Ujar Alina. Emma dan para pelayan yan
i meja makan itu. Hanya pimpinan mereka yang dapat makan ditempat itu. Namun kali ini, ist
an." Ujar Alina. Mereka masih berdiam diri. Di satu sisi mereka ingin melakukan karena perintah Nyonya mereka, sedangkan dis
i mulai mengerti. Mereka takut jika suaminya akan mema
rahi kalian?" pertanyaan Alina dijaw
alian semua. Aku yang akan bertanggung jawab jika dia menghukum kalian. Lupaka
nuruti kemauan istri Tuan mereka. Mereka mulai duduk di masing – masing kursi yang ters
tiba Tuan mereka datang dan memarahi mereka, terlebih memberi mereka hukuma
makanan yang kalian suka. Ambilla
ereka akan melupakan pikiran – pikiran buruk mereka. Biarlah itu menjadi
ia yang akan menjadi urusanku. Aku yang akan bertanggung jawab." Kata Alina. Kepal
an yang biasanya hanya menunduk hormat dan melakukan pekerjaan, mulai sediki
ya Alina dengan memperhatikan para pelayan yang san
kami makan dengan makanan mewah dan lezat. Ditambah lagi,
Bailklah jika begitu. Nikmat
enyantap makanan mereka. Suasana sangat menyenangkan. Hal inilah yang sel
dengan ditemani oleh sepi. Tak ada yang menemani. Semua dijalaninya setiap hari. Bahka
tapi bentuk tubuhnya tidak kurus sama sekali. Banyak teman kerjanya yang berkata demikian. Al
dengan Jonathan Mike Antonio. Ia tidak akan merasa kesepian seperti dulu. Ia sekarang akan ma
dak menyadari satu hal. Seseorang sedang mengamati mereka. Dia
elayan untuk ikut makan bersamanya. Namun, sekarang ia paham
n yang Alina lakukan. Sampai pada b
nya berdiri disini?" U
taran yang menjalar di hati Mike ketika melihat senyum Alina yang merekah.
nyaan yang terlontar dari Thomas. Namun, Thomas hanya m
ampaikan beberapa
Matanya masih memandang Alina. Seolah dia
ike mengalihkan pandangannya ke arah Tomy. Ia tentu tahu siapa Caleb Osvanov. Ingatannya ma
ung. Sekarang ia berdiri dengan tegak. Kedua tangan ia
rkas dari sekertaris Tuan Caleb Osvanov.". Mike mengambilnya tanpa berniat m
an duduk dikursi kebesarannya. Tangannya membuka berkas itu lalu membac
anda mengerti. Dan setelah itu Thomas mengundurkan diri dan kel
. Ia tersenyum menyeringai. Kini ia tahu maksud da
lay a fir
ria itu melancarkan tujuannya, Mike sudah tahu akal busuk dari pria itu. Pria itu bermaksud ingin bekerjasama dan mengambil keuntunga
*
nyiapkan makanan untuk Alina berikan pada Mike. Walaupun ia tahu bahwa Mike tidak a
bersama dengan para pelayan. Ingin sekali Alina melakukan ini setiap hari. Ia
anan yang Anda m
i beberapa makanan. "Terima kasih bibi. Kalau begitu aku aka
gunakan tangga, bisa ia yakini kakinya akan patah sebelum sampai di tempat suaminya ber
tu lantai dengan ruang kamar mereka. Alina m
ar dan berjalan menuju ruang kerja dimana suaminya berada. Ia mel
ansion ini? Ini bukan mansi
na yakini ruang kerja suaminya. Sebelum memasukinya, Alina mengetuk pintu
Sahut sua
h mengapa ia merasa sangat gugup. "Tenanglah Alina." Ujarnya. Alina membuka pintu
suaminya sedang duduk di depan meja kerja dengan tangan sibuk membolak balikkan kertas. Kertas yan
aannya. Ia melihat istrinya datang dengan membawa senampan
elayan." Ujar Alina dengan berjalan pelan menghamp
hu." Uj
a. "Kau tahu?" Alina mulai gugup
an itu." Mike masih duduk diam da
an dan merangkai kata yang cocok untuk menjelaskan apa yang terjadi. Matany
diri menatap pria itu. "A..Apa kau marah?"
pelan. Alina yang melihatnya heran. Kekehan Mike se
h yang selalu Mike lihat dalam diri Alina. "Untuk apa aku marah? Kau bisa melakuka
berdiri dan menghampiri Alina yang terdiam mendengar penuturan p
Hal itu sukses membuat Alina tersentak kag
ia berdiri
engan tangan masih seti
pria itu. Pria itu tidak marah sama sekali. Ia bahkan memberi ijin pa
mari. "Kau menyuruhku datang kesini. Jadi aku membawakanmu maka
hanya sedikit.
tu adalah salah satu yang Mike sukai dari Alina. Selain cant
tu padamu." Ujar Mike dengan tangan yang tadinya berada dikepala Alina lalu
ampan makanan pada Mike. Mike me
Alina, menatap isi dari ruangan itu. Banyak buku yang berjejer di rak buku coklat. Ra
panggi
a dengan sebutan 'Al'. Ia mengernyitkan dahi tanda bingung. B
ukan yang lain. Namun kali ini, pria itu memanggilnya dengan sebutan
l Alina dengan sebutan 'Al'. Karena menurutnya itu adalah panggilan yang bagus dan coco
sedikit aneh karena biasanya orang – orang meman
dan mengusap pipi kiri Alina pelan. Sang
ya?" tan
telah pernikahan mereka, Alina sama sekali belum pernah memanggil nama pria itu. Bahkan ia hanya me
i Alina. Mungkin ini akan menjadi kebiasaan barunya. Sementara Alina sendiri ia tidak sadar
kulakukan? Uj
*
22.2M
15.9M
35M
16.1M
10.2M
5.5M