ekali." Sofia mengadu kep
yang membawamu ke Rumah sakit ini tidak mungkin sampai ingin bermaksu
ubuhnya. Dia pun menatap Febri seakan meminta penjelasan tentang yang terjadi pada dirinya sendiri. Febri yang
skan semuanya tapi sebelum itu aku ingin memberikan penawaran kepadamu d
ta tidak saling mengenal tiba-tiba kamu membe
pun Febri pun meninggalkan Sofia yang masih bingung dengan situasi yang aneh ini. A
gak mengerti, pusing banget nih kepalaku."
Anita pun berbaring kembali dan menyadari sesuatu perutnya ada luka habis
han rasa sakitnya dia pun memutuskan untuk mencet panggilan kepada perawat di Rumah Sakit ini. Sofia ingin sekali melihat
dan Bagaimana keadaan Ibu sekarang
nit yang lalu, saya hanya ingin tahu kondisi
ebab itu dihempasnya dengan kerasnya. Lalu berjalan mendekati mereka, "Kamu bisa p
r diri dulu Pak, Bu." Perawat itu langsung perg
mbuat orang ketakutan begitu memangnya kamu ini siapa y
u mikir kamu perempuan yang punya sopan santun ternyata aku salah. Sekarang kamu udah enggak pu
hanya marah-marah tidak jelas. Walaupun pernikahan ini hanya sementara
anda tangan sekarang." Febri mendekati Sofia, "Atau kamu tidak a
erlebih ini soalnya anaknya. Dia tidak mau jika harus dipisahkan dengan anaknya yang menjadi kelu
al satu sampai tiga hari ke depan kamu harus bisa keluar dari Rumah Sakit ini. Setelah ini aku tidak mau kesini la
menggetarkan hatinya. Dia pun memepis semua perasaaan itu apalagi saat dia tahu kala
tulus, mereka hanya memanfaatkanku sesuka hati mereka kalau kehidupanku se
u akan mencoba menerima semua takdir hidupku ini, ijinkan aku memberikan kasih
ari, ketika terbangun dia melihat ada seorang perempuan yang duduk di sofa itu sambil menyusun m
u aku pun hanya tersenyum ge
saya Bibi Imah yang ditugaskan untuk menjaga N
kerja dengan laki-laki aneh itu dan Bibi
an sejak Den Febri belum lahir juga. Non, Aden orangnya baik dan perhatian sekali loh tidak aneh seperti yang tadi katakan. Dia memang kalau dengan orang baru suka jutek gitu sih, kalau ana
a kini sudah baik, dia pun segera memulai untuk belajar untuk duduk dan berjalan
rip dengan Non. Sekarang dia dirawat dengan Nyonya, ibunya Den Febri. Anakmu disayang sekali dengan Nyonya bahkan tidak ada seoran
fia kaget dengan
imana ya? Cucu si
alah lagi pula semua juga udah terlanjur sayang dengan anak itu Non. Bentar lagi juga Non mau ni
hal bukan seperti itu. Tetapi Sofia tidak ingin menjelaskan apapun takut salah bicara yang bisa menyebabkan Tuan Febri malah tentunya,
rang dan juga membantu Sofia berjalan. Sofia merasa takut ketika harus bertemu dengan Irana, Ibu Febri dan juga Tuan galak itu lagi. Dia tidak tahu harus berkata apapu
arus aku katakan?
ku se
berhati lembut saya yakin dia akan menerima kamu dengan sepenuh hati
ela hingga tak sadar kalau dia sudah tertidur cukup lamanya. Ti
udah mau sampai in
buah bangunan rumah yang tampak sekali megahnya dan dikanan kirinya terdapat taman yang indah
Febri sekaya it
gitu Non." ka
tu anggunnya. Dia hari ini menggunakan sepatu flat berwarna silver dan dress yang sedikit mengembang dibagi
gan gamis yang terlihat sederhana tetapi elegan tersenyum manis k
nanti bisa masuk angin loh." kat
tak bisa bergerak." Bik Imah terse
bawa masuk cucuku kasihan terlalu banyak angin ini." kata wanit
esar ditambah lagi pernak pernik yang sangat beragam harganya pastinya mahal melihat se
a mereka masuk di dalam lift diikuti juga dengan kereta dorong itu Sofia bisa melihat
sihan tahu kalau terkena kuman atau hal yang tidak baik da
visi yang sangat luas dan ada lorong dengan begitu banyak kamar disana. Tetapi dengan jel
bih leluasa tidurnya" Febri mengendong anakku dengan mudahnya, "Dan
u, sayang ayo ke kamarmu akan Mama tunjukan ya," Dia merangkulku, "Mulai sekar
a lampu tidur yang indah ditambah lagi ada tempat tidur bayi disana dan juga
ngan kamar ini 'kan?" t
kaan dialah. Udah minggir aku mau taruh
enikah dengannya jadi bersikaplah yang sopan gitu loh, Sofia kamu bisa mandi dulu
meninggalkan Ibu dan Ana
nya dan pada akhirnya dia pun mengalah pada Irana. Sofia yang didalam kamar mandi pun dia tersenyum senang mendapa
dicepol keatas dan baju daster merah yang terliha
keluar dengan banyak ya." Irana
tuh dan ingin menjadikan kamu bagian dari keluargaku. Aku melihat anak itu langsung menyanyanginya seakan tida
itu sangat serasi dan akan saling mencintai satu sama lain. Sayang kamu tidak perlu khawatir dengan sikap Febri
akan mengajarimu," Irana memberikan cucun
dengan sebutan Mama ya sayang." Ir
gendut, kulitnya putih bersih dengan hidung yang mancung. Irana
tuk kalian, jangan ada kesedihan lagi ya." Irana mengecup puncak ke