NOIR

Dua Anak kecil yang terlihat kumuh dengan rambut berwarna biru itu terlihat mengenakan pakaian lusuh di depan sebuah makam sambil menangis di bawah derasnya hujan hari itu. Makam yang ada di depannya adalah makam kedua orang tuanya yang baru saja terbunuh dalam sebuah insiden yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.

Seseorang datang menghampirinya dan menyapanya dari dalam mobil yang terlihat cukup mewah "Ingat ini baik-baik bocah kecil, semua beban dan hutang yang di tinggalkan oleh Ayahmu harus kamu bayar sampai lunas, jka tidak maka nyawamu dan nyawa adik mu akan menjadi tebusannya" Setelah mengatakan hal itu, orang itu lalu menutup kembali kaca mobilnya dan segera pergi sambil membuang puntung rokoknya kearah dua bocah itu.

Anak kecil ini bernama Noir, dia baru berusia 12 tahun dan memiliki adik yang baru berusia 4 tahun yang bernama Itasha. Sama seperti Noir, Itasha juga seorang lelaki yang cukup tampan dan masih terbilang sangat polos karena usianya yang masih sangat dini kala itu.

Mereka berdua adalah anak dari seorang bangsawan terkemuka dengan menyandang nama keluarga tertinggi di negeri tersebut, nama keluarga mereka adalah Vermilion, yang mana nama itu sama seperti nama Sang Raja pada saat ini.

Akan tetapi merek yang menyandang nama bangsawan dengan kasta tertinggi ini harus berakhir menyedihkan lantaran kematian kedua orang tuanya.

Itu berawal ketika Orang Tua mereka yang menjadi perbendaharaan negara yang akan memberikan beberapa petak tanah kepada petani di pinggiran kota untuk membantu ekonomi desa terbut, namun rupanya ada seorang perdana menteri yang tak setuju dengan apa yang di lakukan oleh Ayahnya itu yang membuatnya harus di jebak dalam sebuah kasus yang membuatnya di cap sebagai penghianat kerajaan, hal itu di karena kan sebelumnya dia sudah menguasai hati Sang Raja dengan wajah cantik nya.

Hal itu membuat nama orang tua mereka sangat buruk di mata masyarakat dan membenci orang Tua mereka, sehingga pada saat yang sama juga datang seorang pembunuh yang membunuh kedua orang Tua mereka dengan membuatnya seolah seperti sebuah kecelakaan.

Tak puas sampai di sana, Menteri wanita itu mengirim salah seorang ajudan nya untuk menemui Noir untuk memberitahu bahwa orang Tua mereka memiliki hutang yang sangat besar dan harus di bayar kepadanya, padahal hutang itu tidak pernah ada. Ini di lakukan agar Noir dan adiknyatak lagi bisa kembali ke istana sebagai bangsawan, bahkan nama Vermilion juga sudah di hapus dari mereka.

Noir yang sudah di didik untuk selalu menjadi orang baik oleh Ayahnya hanya bisa setuju dengan apa yang dikatakan orang itu demi adiknya juga. Itu adalah awal penderitaan yang di alami oleh Noir dan berlanjut hingga kini ketika dia Dewasa.

Keseharian Noir adalah memburu beberapa monster berupa Tyran dan Majin untuk mendapatkan bayaran agar bisa terus bertahan hidup bersama adiknya dan membayar hutang Ayahnya.

Dia dan adiknya akan terus bekerja sama dalam melakukan pekerjaan agar lebih mudah, karena bagi Noir, Itasha adalah satu satunya keluarga yang dia miliki.

Pada suatu pagi, Noir dan Itasha terbangun dari tidurnya karena mereka merasa lapar. Karena mereka tak memiliki uang untuk membeli makanan, mereka hanya perlu mendapatkan pekerjaan hari itu untuk bisa makan.

Noir yang saat ini sudah berusia 18 tahun dan tergolong sudah dewasa mulai berfikir bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan seorang pacar, tentu saja itu di ceritakan bersama adiknya yang kala itu masih tergolong bocah biasa yang belum mengerti akan hal itu, namun pembicaraan mereka selalu hangat dan selalu penuh canda tawa meskipun mereka hidup dalam kesusahan.

"Itasha....! bagaimana aku bisa mendapatkan wanita agar aku bisa tidur bersama dan merasakan apa yang belum pernah kurasakan.. ???" tanya Noir kepada Itasha.

"Hah... ? tentu saja itu mustahil, bukankah kamu tahu sendiri bahwa kehidupan kita seperti ini, Wanita mana yang mau mencintai orang kumuh seperti kita" jawab Itasha.

"HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA, Tentu saja itu tidak akan pernah terjadi" ujar Noir sambil tertawa keras.

Di sela pembicaraan mereka yang cukup santai, datang ajudan menteri itu dari belakangnya dengan mobil, "Hoi hoi hoi hoi Tuan Bangsawan bodoh, bagaimana kehidupan mu hari ini.. ?" tanya Supir itu kepada Noir.

"Hmmm" Dari kursi belakang terlihat Ajudan itu mengalihkan pandangannya seperti sedang melihat sampah.

"He he he he he he, tentu saja kami baik baik saja, apakah hari ini ada pekerjaan untukku... ?" ujar Noir kepadanya.

"Ada seekor Majin di Distrik 13, segera bunuh dan bawa material padaku, ini bayaran untukmu" Ajudan itu memberikan beberapa lembar uang kepada Noir.

Sopir itu lalu menegur Noir dan memberikannya sebuah tantangan kecil "Hoiiii anak sialan, telan bara api ini aku akan memberikan uang untukmu"

"Serius.. ?" Noir bertanya sambil kegirangan.

"Tentu saja" jawab Supir itu.

Noir lalu mengambil bara api kecil dan masukkan ke dalam mulut.

"Ha ha ha ha ha ha, kau cukup Unik, bahkan kau melakukan itu demi uang" ujar Supir itu sambil tertawa keras sambil melemparkan uang koin kepada Noir.

Ajudan itu memperbaiki topi di kepalanya lalu berkata "Jangan pernah kabur... !!! jika kau kabur maka nyawamu dan nyawa adikmu akan binasa" mereka pergi dan meninggalkan Noir.

"Bye bye.. " Noir melambaikan tangannya sambil memuntahkan bara api yang telah di masukkan ke dalam mulutnya.

"Kamu benar-benar melakukan apa saja demi Uang" ujar Itasha kepada Noir.

"Tentu saja.. ! karena dengan begini kita tidak perlu khawatir untuk makan 3 hari, Yo kita segera melakukan pekerjaan kita agar Kakek itu tidak marah" Noir melanjutkan perjalanan bersama Itasha menuju Distrik 13.

Sesampainya di sana, mereka menemukan Majin dengan ukuran biasa.

"Ayo Noir segera selesaikan ini dan kita pergi mencari makanan"

"Oke... !"

Mereka segera membasmi Majin itu dengan cepat, ini adalah hal mudah bagi mereka karena mereka sudah terbiasa dengan al seperti ini.

Setelah semua itu selesai, mereka segera pergi dari sana dan pergi mencari makan di sebuah toko roti.

"Itasha, har ini kamu mau makan apa?"

"Aku igin makan Roti isi daging dan Pai apel"

"Hah? Itu terlalu mahal"

"Tapi aku ingin makan enak sekali saja"

"Huuuuhh.... ! Baiklah, aku akan beli Roti daging dan Pai apel untukmu, tunggu di sini"

Noir lalu masuk ke dalam Toko Roti yang biasa.

Pejual Roti itu menyapanya dengan ramah seperti biasa karena orang itu sudah sangat mengenal Noir sejak lama.

"Noiiir... ! Mau beli Roti yang biasa.. ?"

"Tidak Paman, hari ini aku ingin membeli Roti daging dan Pai apel, Adikku ingin makan enak hari ini. Ini uang nya... !"

"Sedikit aneh jika kau membeli makanan yang cukup mahal untuk hari ini, terlebih lagi uang mu kurang beberapa."

"Maaf Paman, Uang ku kurang, tapi lain kali aku akan membayar sisanya." Noir menyodorkan beberapa koin uang kepada penjual Roti.

"Hoooo, Hari ini aku memberikan harga spesial karena kamu sudah sering belanja di sini"

Penjual Roti itu lalu memberikan Pai apel dan Roti daging kepada Noir, Tak lupa juga orang itu memberikan bungkusan lain kepada Noir.

"Apa ini Paman... ? Bukankah uang ku kurang?"

"Tidak masalah, kau bisa membayar ini suatu hari nanti jika kau sudah menjadi pria kaya"

Noir yang sangat bahagia tentu saja sangat bersemangat dengan semua ini. Tapi ketika dia keluar dari toko Roti, Noir tak menemukan Itasha di sana.

Noir yang panik menoleh ke kiri dan ke kanan, Di sana dia melihat itasha sedang teriak minta tolong dari jendela sebuah Mobil.