Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Pernikahan Sementara Pembawa Bencana
Pernikahan Sementara Pembawa Bencana

Pernikahan Sementara Pembawa Bencana

5.0
1 Bab
220 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Dua hari sebelum pernikahan, Leon ditinggalkan oleh tunangannya yang bernama Sheryl. Segala cara sudah dilakukan untuk mencarinya, tapi dia benar-benar tak ditemukan. Demi menjaga martabat dan nama baik dua keluarga, Leon terpaksa menikahi Cherry—saudara kembar Sheryl. Namun, siapa sangka tabiat Cherry sangat berbeda dengan adik kembarnya yang lembut dan penurut. Masalah semakin pelik saat Cherry berusaha mengatur semuanya, memanipulasi Leon untuk menuruti kehendaknya selama seratus hari ke depan. Benarkah mereka akan berpisah seperti waktu yang telah disepakati? Bagaimana jika semesta menempatkan mereka pada situasi tak terduga? Cherry hamil!

Bab 1 Pengkhianatan

"Akh, Sam. Faster!" Suara desah manja seorang wanita terdengar dari sebuah kamar mewah yang menampilkan dua insan manusia yang sedang mengejar kenikmatan dunia. Tubuh masing-masing bersimbah peluh, tapi tak dihiraukan. Mereka bahkan tak menyadari ada seorang pria yang menjatuhkan buket mawar putih dari tangannya.

"Sheryl, kamu masih berpikir untuk menikahi b*jingan itu tapi meminta kepuasan dariku?!"

"Tapi, Sam, bukan ... bukankah kamu se–tuju? Aku ... aku menikahi Le–on untuk—"

"Diam! Jangan menyebut namanya di depanku!" sela Samuel yang bergerak semakin brutal.

Penjelasan Sheryl tak pernah diselesaikan. Mulutnya sudah lebih dulu dibungkam oleh bibir yang buas menguasai Indra pengecapnya.

Tak hanya itu, tangan sang pria tak membiarkan aset di depannya tak terjamah. Lenguhan tertahan membersamai desahan yang tak lagi tertahankan. Gelenyar aneh menguasai wanita yang memiliki tanda lahir di pangkal lehernya itu. Matanya terbuka dan tertutup berkali-kali, bersama tangan yang mencengkeram seprei dengan erat. Tak bisa digambarkan sensasi yang sekarang tengah dirasakannya.

Di sisi lain, pria dengan rompi hitam mengepalkan tangannya erat-erat. Dialah Leon Ferdinand. Pria yang sedang dibicarakan.

Dia tidak menyangka kedatangannya untuk memberikan kejutan kepada Sheryl, justru menangkap basah hubungan terlarang gadis itu dengan mantan kekasihnya. Emosi yang sedari tadi coba ditahan, akhirnya tak terbendung lagi saat mendengar desah manja gadis yang merasakan puncak kenikmatannya. Ekspresi wajahnya terlihat sangat menjijikkan di mata Leon. Padahal, seharusnya gadia itu menjadi pemandangan paling indah yang dia nikahi besok lusa.

Setahun keduanya menjalin komitmen, tak sekali pun mereka berhubungan badan. Leon tahu diri, membatasi interaksi mereka sebelum benar-benar sah menjadi sepasang suami istri. Dia ingin menjaga mahkota istrinya untuk malam pertama nantinya. Namun, apa yang dia dapatkan? Sebuah pengkhianatan yang meluluhlantakkan semua harapan dan kepercayaannya pada seorang wanita.

"Thanks, Dear. Sekarang aku rela meminjamkanmu untuk menikahi pria bodoh itu. Ingat, kita harus tetap melakukannya seperti ini seminggu sekali. Pastikan kamu mengambil seluruh harta yang—"

Brak!

Belum selesai Samuel mengucapkan kalimatnya, Leon sudah lebih dulu menendang pintu di hadapannya. Dengan wajah merah padam, pria itu berlari menerjang tubuh Samuel dan menghadiahkan sebuah pukulan sekuat tenaga. Dia bahkan tak peduli lawannya terjengkang dari ranjang tanpa memakai sehelai benang pun.

Sheryl berteriak tertahan. Tangannya segera membekap mulut dan beringsut mundur sambil mencengkeram selimut putih untuk menutupi tubuh polosnya. Akal sehatnya terkumpul sempurna. Dia sama sekali tidak menyangka Leon tiba-tiba datang ke apartemen yang diberikan padanya sebagai kado pertunangan mereka tiga bulan yang lalu.

"Astaga! Kenapa dia bisa ada di sini?" batin Sheryl sambil memutar otaknya, mencari solusi apa saja untuk menyelematkan dirinya.

Belum juga mendapat jalan keluar, teriakan Leon lebih dulu menggelegar. Jelas kemarahan menguasainya, menyingkirkan akal sehat dan kesadarannya.

"Apa yang kau lakukan pada calon istriku, hah?!" Leon kalap. Lupa diri dan memukuli Samuel dengan sekuat tenaga. Membabi buta.

Lupakan darah yang mengotori lengan bajunya. Lupakan pula sikap tenang dan wibawa yang selama ini dipertahankannya. Bahkan, dia lupa tidak memperhatikan Sheryl yang sekarang beranjak dari ranjang panasnya sesaat lalu. Gadis itu berjalan mundur, menjauh dari pria yang saat ini terlihat seperti banteng yang terluka. Tanpa alas kaki, dia mengambil satu per satu pakaian miliknya yang dilucuti oleh Samuel sejak di ruang tengah.

Suara teriakan Leon berpadu dengan Samuel yang mengaduh setiap kali pukulan bersarang di wajah. Bisa dipastikan rasa nyeri, perih, dan ngilu merayap seluruh saraf di tubuhnya. Mengirimkan sinyal rasa sakit yang luar biasa. Bahkan, tulang hidungnya terasa kebas, dipatahkan oleh Leon di pukulan ke sekian.

Sheryl tahu, dirinya tidak akan selamat dari tangan dingin Leon. Meskipun tak akan dipukuli seperti Samuel, bukan berarti penderitaan lain tidak bisa dihadiahkan padanya. Pria itu amat membenci pengkhianatan. Tamatlah riwayatnya jika dia memutuskan untuk terus bertahan di sana.

Dengan keringat sebesar biji jagung yang mengalir di pelipisnya, gadis dengan penampilan kacau itu menyambar jaket kulit milik Samuel dan segera meninggalkan hunian mewah yang seharusnya menjadi tabungan aset masa depannya. Dia tidak peduli lagi. Satu yang pasti, dia harus menyelamatkan diri dari iblis berwujud manusia yang masih terus memukuli Samuel di dalam sana.

Gerakan Leon baru terhenti saat Samuel memejamkan mata. Kesadarannya tak lagi bersisa, pingsan setelah tak bisa lagi menahan semua kesakitan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Dan detik itu juga Leon menyadari tak ada siapa pun di sekitarnya. Berkali-kali dia menyapu pandangan ke segala arah, tetap siluet tubuh Sheryl sekali pun tak lagi bisa dilihatnya. Gadis itu entah pergi ke mana. Membuatnya hanya bisa berteriak sekuat tenaga untuk melampiaskan marah, kecewa, sakit hati, juga dendam karena dipermainkan dengan begitu mudahnya oleh seorang wanita yang sempat sangat dipuja olehnya.

***

"Bagaimana?" Dengan wajah lelah, juga lingkaran hitam di sekitar mata, Leon menemui asisten sekaligus sahabatnya. Dia memerintahkan pria itu mencari jejak kepergian Sheryl.

"Dia menghilang begitu saja. Aku kehilangan jejak setelah dia meninggalkan mansionmu. Tiga supir taksi yang dia tumpangi, sama sekali tak bisa membantu. Mereka juga tertipu karena tidak mendapat bayaran sepeser pun. Sheryl begitu lihai kabur dengan alasan ingin pergi ke toilet."

"Sial!"

Gebrakan meja terdengar bersama umpatan Leon yang menunjukkan puncak kemarahan. Dia sama sekali tidak bisa menerima pengkhianatan itu begitu saja. Ada ratusan, atau bahkan ribuan tanya di kepala yang tak bisa dimuntahkan karena sasarannya tak ada di sana.

"Cari sekali lagi! Dia harus datang ke hadapanku hidup-hidup untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya."

"Bagaimana dengan pernikahan kalian jika dia tetap tak ditemukan?"

Gemeletuk deretan gigi Leon terdengar saling beradu. Juga kepalan tangan yang siap menghantam apa saja. Dia bisa tenang seperti lautan di tengah samudera yang terlihat tak menunjukkan marabahaya. Namun, sekali saja sesuatu melewati batasannya, dia tidak segan menghancurkan hal itu menjadi serpihan mengenaskan yang tidak akan bisa disusun kembali seperti sedia kala.

"Aku akan terus mencarinya, tapi sebelum itu ada yang ingin kukatakan padamu, Leon."

Pria dengan setelan jas yang tak kalau mewah dari sahabatnya itu meletakkan satu bundel dokumen ke atas meja kaca. Dua lembar foto close up berhasil menyita atensi pria yang masih dikuasai kemarahan. Tangannya sigap mengambil lembaran itu dan bersiap merobeknya saat melihat nama di kertas yang tampak asing.

"Sheryl memiliki saudara kandung. Namanya Cherry. Mereka kembar identik tapi terpisah sejak kecil!"

Deg!

Seperti tersambar petir di siang hari, Leon tak bisa mencerna penjelasan yang tertangkap telinga. Apa maksudnya? Kembar?

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 1 Pengkhianatan   02-14 11:11
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY