/0/10960/coverbig.jpg?v=16e0f07316d98cd2c6b7bfb269aed241)
Elia bekerja di kantor gedung tinggi tetapi tidak ada satupun yang tertarik denganya sampai ia bertemu dengan anak bos bernama Edward Elia dan Edward lumyan dekat,karena mereka memegang satu proyek yang sama apa yang di rasain Elia ke Edward,begitu juga dengan sebaliknya.
"El! bangun El! mama udah masak buat kamu."Mama yang teriak dengan sembari mengeleng kepalanya yang sudah lelah,harus masak dan juga bangunin anaknya satu-satunya.
Elia yang masih nyaman dengan tempat tidurnya hanya mengusap-usap mukanya dengan,lembutnya bantal dan pantulan sinar matahari dari arah jendela.
"Hmm,kenapa sih waktu cepat pagi,padahal masih mau tidur."gumam Elia yang berharap cuaca masih malam,agar dirinya masih bisa tidur sebentar lagi.
Elia sontak bangun meranjak,dari tempat tidurnya siap-siap untuk ke kantor dan juga sarapan,selesai dari siap-siap ia bergegas turun,takut ada suara indah dari mamanya untuk kedua kalinya.
***
"E-"
"Iya ma..iya aku udah turun."
"Mama kira kamu masih enggak mau turun."
Elia bergegas jalan ke arah meja makan,sembari mendorong tempat duduk untuk mamanya,mamanya melihat dengan sinis.
"Kamu mau jatuhin mama ya?"
"Iyaampun ma,kalau aku sejahat itu sama mama,aku mana tega aku enggak pernah jahat sama orang ma."
"Bagus! jangan ya. mama enggak pernah ajarin kamu jahat."
Elia sembari mengeleng kepala dan mengambil makanan untuk mamanya dan juga dirinya,di piring yang berbeda.
"Iya ma."
"El."
"Apa ma."
Elia makan dengan terburu-buru agar,bisa cepat bergegas ke kantor,karena waktu tidak banyak dan takut telat.
"Kamu kapan,mau cari suami sayang?"
Elia yang mendengar itu sontak tersedak dan minum air,mama hanya mengerutkan wajahnya yang tau anaknya,hanya alasan setiap di tanya seperti itu,pasti deh ada aja alasanya.
"Kamu itu ya,kalau mama nanya itu pasti deh gitu."
"Bukan gitu ma,kan mama tau aku masih mencari ma,tenang aja kalau ada,pasti aku bawa kerumah mama tenang aja oke ma."
Mama senyum tersemeringai mendengar perkataan Elia,sembari itu pegang tangan Elia,Elia melihat ke arah mamanya.
"Iya ma,El janji sama mama yaudah El,pergi ke kantor dulu ya ma,bye ma sampai jumpa nanti."
"Iya El."
Elia sampai di kantor dan di dekati oleh temanya,bernama Della yang biasa di panggil Adel,hanya dia yang mau temanan Elia,selain itu hanya mengolok-olok Elia. Della termasuk wanita yang cantik di kantor,ia juga banyak di sukai oleh kaum pria. enggak heran selain memiliki sifat ramah dirinya,juga tidak pernah pilih-pilih teman.
"Pagi Elia."
"Pagi Del,loh kok lu di sini? kenapa? tungguin gua? apa gimana?"
"Iyalah,emang siapa lagi,oh ya ini kopi lu,gua beliin."
Elia tersenyum kepada Della,sembari mengambil kopi di tangan Della dan jalan ke arah lift,untuk naik ke kantor.
"Makasih ya Del,maaf banget gua ngerepotin lu."
"Lu bicara apa sih? mana ada lu ngerepotin gua? malah gua senang lagi di repotin sama lu."
"Dih gila,mana ada coba."
Sampai di kantor,mereka ke tempat duduk masing-masing,kebetulan tempat duduk Della bersebelahan dengan Elia tidak heran kalau Della dekat sekali dengan Elia.
"Del."
"Hmm,apa El?"
"Lain kali gua traktir lu kopi ya? gua enggak enak,terus-terusan di traktir sama lu."
"Yah elah udah kayak sama siapa aja? gua iklas kok,tapi kalau lu mau traktir yaudah makasih ya,intinya gua enggak maksa lu oke."
Elia hanya senyum mendengar perkataan Della,enggak lama jam makan siangpun tiba,Della menghampiri meja Elia dengan bekalnya.
"Elia,makan ayo jangan enggak makan,kerja boleh tapi jangan sampai lu enggak ada tenaga,gimana mau kerja kalau tenaga kosong."
Mereka berdua tertawa dengan lepas,tidak lama ada pria yang kerja di sana bernama Romi,yang menghampiri mereka.
"Hi Della."
"Hai." dengan suara datarnya,yang malas untuk berbicara dengan oranglain.
Elia yang mengerti sontak pergi,ditahan tanganya oleh Della dan jalan bersama Elia,di dekat rooftop kantor.
"Loh Del,kenapa lu ikut gua,kan Romi mau dekat sama lu,gua ngerti banget lagi dia mau dekat sama lu."
"Gua enggak mau,dan gua mau dekat lu aja."
"Hmm,kenapa? Romi baik kok emang,bukan tipe lu ya?"
Della tersenyum,sembari meletakan kotak makananya,di dekat meja dan melihat ke arah Elia yang lagi serius,meunggu jawaban dari Della.
"Gua itu,mau sama cowo yang mau dekat sama lu,kalau cowo itu enggak mau dekat sama lu,gua enggak mau buat apa juga,kalau dia suka gua dia juga harus,menghargai sahabat gua dong."
Elia yang mendengar itu sontak kaget dan tidak menyangka,perasaan sahabat dengan Della itu nyata,awalnya ia pikir Della hanya memanfaatknya malah sebaliknya ia benar-benar ingin serius dengan Elia.
"Makasih ya Del,gua enggak nyangka wanita secantik lu,mau sahabatan sama gua."
"Emang kenapa? karena lu kutubuku,terus kenapa? lu pintar kok,dan gua suka sama orang pintar,lu juga cantik Elia jadi jangan pernah merasa lu jelek,paham kan?"
Elia yang mendengar itu tersenyum,dengan bahagia mendengar perkataan Della,setelah selesai makan akhirnya mereka balik keruangan.
"Eh,ada apa sih? kok kantor sepi? ini udah jam masuk kantor kan? apa kita telat ya Elia?"
"Gua juga enggak tau Del,kan gua sama lu daritadi."
Akhirnya ada suara pria dengan suara lantang berat nan tegas,yang membuat wanita itu hanya diam mematung mendengar suaranya.
"Siap semuanya."
Keduanya masih melamun dan bingung siapa pria ini dan mengapa pria ini di sini,ada apa dengan situasi ini.
"Kalian enggak dengar saya bilang siap?"
"Maaf pa,bapak siapa ya?" Elia merasa penasaran dengan orang itu siapa.
Semua karyawan melihat ke arah Elia,dengan pandangan aneh dan penuh kebencian,sedangkan bos hanya senyum terkekeh.
"Kenalin,nama saya Edward bos baru kamu! paham!
Elia yang mendengar itu sontak menundukan kepala,merasa dirinya salah sudah tidak sopan dengan bos baru.
"Maaf pak,saya janji enggak akan mengulang lagi pak,sikap saya yang barusan."
Edward pergi meninggalkan Elia,sedangkan Della membantu Elia untuk berdiri dan duduk di bangku mereka.
"Gila! itu bos baru kita,kok cepat banget sih,bukanya katanya dua minggu baru di ganti ya."
"Gua juga bingung,ini kita yang salah info,apa dia yang datangnya kecepatan ya."
Elia hanya mengeleng kepala dan menyelesaikan tugasnya,setelah selesai tugasnya. waktu sudah menunjukan sore sudah saatnya mereka pulang.
"Bye Della."
"Eh,Elia mau kemana?"
"Kenapa Del?"
"Lu di panggil sama bos baru,hayoloh ada apa loh?"
Elia yang mendengar itu sontak kaget dan hampir aja pingsan,ditahan oleh Della sembari itu Della panik dan mendudukan Elia di kursinya.
"Iya ampun Elia,lu enggak apa-apa."
"Hmm,gua panik tau! lu serius apa bohong sih?"
"Seriuslah El,mana mungkin gua bercanda ke lu dan gua juga enggak mungkinlah,bercandain lu,kalau ya dari dulu udah gua bercandain kan lu tau,gimana gua ke lu."
Elia hanya diam dan minum teh hangat,sesudah itu Elia bergegas pergi ke ruangan bos Edward,bos baru yang enggak di sukain semua orang termasuk Elia,Elia bukan enggak suka hanya tatapanya membuat Elia takut dan susah untuk berpaling.
Tok tok tok
Elia berharap dirinya tidak ada diruangan dan setelah sudah mengetuk tiga kali,Elia masuk dengan muka gelisah dan berdiri di depan bos baru.
Siera wanita yang cantik selalu mengangap dirinya tidak butuh pasangan, walau memiliki sahabat baik bernama roma, roma merupakan sahabat siera dari kecil hingga hal kecil apapun akan di lakukan roma untuk siera, sampai bosnya siera yang utama datang menghadiri perusahaan bernama Xavier pria dingin nan angkuh, yang selalu menang sendiri meleleh karena sikap siera yang sabar akan dirinya.
Amelia (25) seorang wanita yang sudah melajang lebih dari 4 tahun, ia merasa melajang adalah keputusan yang tepat, di karenakan tidak pernah ada pria yang serius melainkan main-main, sampai akhirnya ia bertemu dengan pria kaya raya yang masih muda Fred (27) seorang Ceo yang memiliki kekuasaan tinggi, sampai akhirnya Fred merasa tertarik dengan Amelia dan menawarkan menjadi istrinya apa Amelia beresedia.
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"