Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Terobsesi Dosen Cantik
Terobsesi Dosen Cantik

Terobsesi Dosen Cantik

5.0
130 Bab
15.7K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Ini adalah season kedua lanjutan Terjebak Cinta 2 Berondong Tampan. Setelah memutuskan untuk menjalani pernikahan poliandri bersama James dan Reynold, kedua suaminya yang dahulu adalah mahasiswanya. Laura harus berbagi cinta dengan adil untuk kedua suaminya itu. Pesonanya sebagai dosen yang cantik dan cerdas membuat mahasiswanya yang bernama Joel Darren Kim terobsesi juga kepada Laura. Pengalaman sebelumnya membuat Laura lebih waspada pada perhatian tak biasa dari mahasiswanya. Sementara di sisi lain, James yang telah menjadi Profesor serta Reynold yang sudah meraih gelar Master menjadi dosen di kampus. Mereka mendapat banyak kekaguman dari mahasiwi-mahasiswi mereka. Akankah kedua dosen muda dan ganteng itu menahan diri dari gempuran godaan gadis-gadis muda di kampus dan mempertahankan cinta mereka hanya untuk Laura?

Bab 1 Pemuda Bernama Joel

Mungkin ini bukanlah hari keberuntungan Laura, mobil Honda Jazz merah miliknya tiba-tiba mogok di Ringroad Utara. Dia masih sempat menepikan mobil itu sebelum mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

Siang itu Laura baru saja kembali dari praktikum Nekropsi Veteriner di lapangan yang mengambil tempat di salah satu kolam pemancingan besar di daerah dekat West Lake Resort. Dia berniat kembali ke kampus karena masih siang.

Laura pun keluar dari mobilnya lalu membuka kap mobil yang mengepulkan asap panas. Dia buta mengenai mesin mobil.

"Aduh, mobilku kenapa ini ya?" ucap Laura kebingungan sembari mengamati dari mana asap itu muncul.

Tanpa Laura sadari seorang pemuda berdiri di sampingnya. "Kenapa Prof. mobilnya?" tanyanya membuat Laura terlonjak kaget.

"Eehh ... ohh .. kamu Joel, entahlah ... aku buta masalah mesin mobil. Ini tiba-tiba macet mesinnya," jawab Laura bersedekap kebingungan harus bagaimana menangani mobilnya yang mogok.

Joel memeriksa mesin mobil Honda Jazz itu. Dia pun berkata, "Prof. maaf, ini tidak bisa dibetulkan di sini, harus dibawa ke bengkel karena ada konsleting dinamo starter. Tuh 'kan kebakar, asapnya masih keluar sedikit. Saya telponkan bengkel langganan saya sekarang. Nanti Profesor Laura ikut motor saya saja ke kampus."

"Oohh oke, terima kasih banyak, Joel! Maaf merepotkanmu," balas Laura lega sembari tersenyum pada Joel yang sedang menelepon pihak bengkel sambil menatapnya.

Usai menelepon pihak bengkel untuk menjemput mobil Profesor Laura, pemuda itu pun mengajak Laura menunggu orang suruhan bengkel datang di warung tak jauh dari situ.

"Minum es tehnya dulu, Prof. Cuacanya gerah sekali siang ini!" ujar Joel seraya menyodorkan segelas es teh kepada Laura.

Tanpa merasa aneh, Laura pun menerima es teh itu dari tangan Joel. "Terima kasih, Joel. Harusnya kamu nggak perlu repot-repot begini," tuturnya menatap wajah Joel yang tampak berseri-seri.

Profesor Laura itu dosen idola Joel semenjak dia menjadi mahasiswa baru dulu. Mereka berkenalan ketika Joel mengisi KRS (Kartu Rencana Studi) awal semester karena dia mahasiswa bimbingan Profesor Laura.

Pemuda berparas tampan dengan postur tubuh tinggi gagah itu tahu siapa suami Prof. Laura, tetapi yang namanya idola selalu di hati dan dikagumi sekalipun tak dapat digapai. Joel hanya bisa berusaha berada di dekat profesor cantik yang sudah berusia matang itu.

Awal semester 6 lalu, Joel mendaftar menjadi asisten dosen Laboratorium Patologi Anatomi (PA), departemen dosen cantik itu bekerja di kampus FKH UGM. Mereka jadi sering bertemu untuk mengurus praktikum dan tugas mahasiswa di mata kuliah yang berhubungan dengan Lab. Patologi Anatomi.

"Prof, si Jake sama Joshua jarang diajak ke kampus lagi ya?" tanya Joel menanyakan anak kembar Laura yang masih duduk di bangku SD. Sepasang mata biru yang indah itu menatapnya dan membuatnya jatuh hati lebih dalam lagi.

"Mereka terlalu sibuk di sekolah dan kegiatan ekskul, Joel. Kalau harus nungguin aku di kampus nanti kecapekan," jawab Laura apa adanya tanpa merasa aneh dengan tatapan intens Joel kepadanya.

Memang Laura sedari dulu tidak pernah peka pada perhatian lawan jenisnya karena dia terlalu memesona di mata kaum Adam. Hal ini juga terjadi pada Joel. Dia tidak pernah menganggap Joel lebih dari sekadar mahasiswa bimbingannya dan asisten lab berbakat.

Akhirnya setelah menunggu hampir setengah jam, orang dari bengkel langganannya pun tiba. Joel dan Laura bergegas ke jalan raya tempat mobil Laura mogok tadi.

Tiba- tiba sebuah sepeda onthel melintas di jalur lambat itu dan hampir menabrak Laura. Dengan sigap Joel menarik tangan Laura lalu menangkapnya sebelum terjatuh hingga tubuh wanita itu tenggelam dalam pelukannya. Mendadak jantung keduanya aritmia, berdetak lebih kencang akibat insiden itu.

Aroma greentea chamomile yang menenangkan itu tertiup angin dan menyerbu indera penciuman Joel. Tubuh yang hanya berani dia impikan dalam tidurnya berada di dalam dekapannya. Otak Joel seolah meleleh, dia tak mampu bereaksi apa pun, mematung dalam posisi itu beberapa menit.

"Joel, kurasa kau bisa melepaskanku ...," ucap Laura jengah dipeluk begitu erat oleh mahasiswanya.

Akhirnya Joel tersadar dan tergagap-gagap meminta maaf pada Laura karena hal tidak mengenakkan itu.

"Sudahlah, Joel. Aku tidak marah kok, terima kasih sudah menolongku dari kecelakaan yang tidak diharapkan," hibur Laura dengan nada biasa.

"Oohh ... sudah tugasku, Prof. untuk melindungi Anda karena ...." Joel tidak meneruskan ucapannya yang melantur dan hanya berani membatin saja, '... karena kamu wanita yang kusukai.'

Dia pun berjalan mendekati montir bengkel. "Di derek aja, Mas. Masalahnya di dinamo starternya yang terbakar, jadi harus dibongkar dan diganti spare part yang baru. Besok kalau sudah jadi minta diantar ke kampus Kedokteran Hewan UGM ya?" ujar Joel seolah memegang kendali. Dia memang pemuda yang memiliki sisi dominan dan senang memutuskan segala sesuatu dengan pertimbangannya.

Diam-diam Laura memperhatikan Joel yang sedang berbicara dengan montir bengkel, dia cukup terkesan.

"Sudah beres, Prof. Jangan kuatir, mungkin besok siang sudah dibalikin ke kampus mobilnya. Kita pulang sekarang ya," ucap Joel pada Laura yang menunggu di sisinya.

Pemuda itu menyerahkan helm cadangan kepada Laura. "Ayo naik, Prof. Saya antar ke kampus. Pegang pinggang saya ya, takut nanti Prof. Laura jatuh ...," ujar Joel santai sembari menaiki sepeda motor Kawasaki Ninja hijaunya.

Laura memutar bola matanya seolah tak percaya mendengar ucapan Joel barusan. Dia memilih untuk diam tak menanggapi ucapan Joel itu lalu naik ke boncengan sepeda motor itu.

Ketika Joel menyalakan starter sepeda motornya, dia menunggu tangan Laura untuk memegang pinggangnya dan tidak kunjung terjadi. Dia mendesah lelah lalu meraih kedua tangan Laura dan menalikannya di sekitar perutnya yang rata berotot.

"JOEL?!" seru Laura terkejut dengan tindakan Joel yang terlampau berani itu.

Namun, pemuda itu segera tancap gas sehingga Laura tidak jadi melepaskan pegangan tangannya di perut pemuda itu. Padahal sulit untuk tidak menempel di punggung pemuda itu. Sepeda motor itu dikendarai dengan kecepatan konstan yang sedang-cepat menuju ke kampus FKH UGM.

Perlahan pegangan tangan Laura mulai mengendur dari perut Joel, tetapi tangan kiri Joel mencegahnya beranjak.

"Prof, jangan memecah konsentrasiku!" sergah Joel tajam.

Laura mengalami dilema, dia akhirnya memilih mengalah dan menuruti kenginan Joel untuk berpegangan di perut pemuda itu. Dalam hatinya, Laura bertanya-tanya ... apakah Joel menyukainya?

Dia cukup mengalami trauma dengan hubungannya dengan Reynold bertahun-tahun yang lalu ketika Reynold masih menjadi mahasiswanya dan malah memperkosanya dulu. Laura tentunya tidak ingin Joel menjadi Reynold kedua.

Dalam perjalanan itu, Joel merasa begitu bahagia dipeluk dari belakang oleh wanita yang dia sukai, dosen idolanya. Ini mungkin hari terindah dalam hidupnya.

Mereka berdua pun memasuki area parkir sepeda motor di kampus FKH UGM. Dengan segera Laura turun dari sepeda motor Kawasaki Ninja hijau itu.

"Terima kasih tumpangannya, Joel. Sampai besok," ujar Laura lalu berjalan cepat menuju ke Lab. PA. sebelum pemuda itu sempat menjawab sepatah kata pun.

Joel hanya bisa tersenyum masam memandangi tubuh ramping itu dari belakang menjauh darinya.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY