/0/13137/coverbig.jpg?v=7034278937c9e9580a5e2e2327e33379)
Menceritakan seorang wanita berhijab yang membasmi sekte yang ada di desanya di bantu dengan tiga temannya ahli dalam agama dan apakah mereka bisa membasmi sekte itu atau tidak.
Kami berlima terdiam atas kematian sahabat kami yang tiba-tiba meninggal secara misterius dan menatap tajam orang tua mereka. Semua orang sudah pulang ke rumah masing-masing, kami menatap lirih makam dan aku merasa hawa sangat tidak baik.
"Merabela, lebih baik kita pergi dan ada yang harus ku omongkan dengan kalian," ujar perempuan temanku yang bertubuh tinggi.
Kami mengangguk lalu pergi dan mandi. Langsung berkumpul di camps sambil menatap Sena perempuan bertubuh tinggi itu.
"Aku mendengar suara dia yang meminta tolong dengan nada lirih seakan dia bukan di siksa dari neraka tapi ..." ucapan Sena terhenti dan menatap kami berempat.
"Jangan bilang dia di tumbalkan?" jawab Radit.
"Kemungkinan, Arwah dia di bawa dan dia meminta tolong kepada kita berlima. Apakah orang tuanya dalangnya atau ada orang lain?" tanya Sena namun kami terdiam.
"Dia tidak ada musuh tapi, lebih baik kita selidiki terlebih dahulu jangan memfitnah seseorang," ujar Via yang memberi tau resiko jika gegabah.
"Benar, apa yang di katakan, Via. Kita cari tau dan membagi kelompok untuk mencari informasi," saut Bahri dan kami mengangguk.
"Aku tetangganya jadi aku akan langsung ke orang tua mereka dan kalian cari informasi tentang kejanggalan kematian Murti," ujarku dan di anggukki oleh mereka.
Kami langsung pergi untuk mencari tau, aku ada di depan rumah Murti namun aku urungkan niatku karena hawa di sana sangat tidak bagus dan aku mengucapkan salam kepada orang tuaku yang sedang menonton tv.
"Berhati-hatilah jika ingin mencari tau hal itu, Nak," ujar ayahku yang menatapku.
"Murti menjadi tumbal untuk seseorang, Nak. Jadi, kau harus berhati-hati jangan sampai kau juga dan bersama temanmu itu," tegas ibuku.
"Perbanyak ibadah dan kuatkan imanmu, Nak. Karena kita juga bisa menjadi incaran keluarga itu dan pakai selalu tasbih itu di lengan kananmu, Nak," ujar ayahku dengan nada sangat tegas.
"Baik, Ibu dan Ayah. Aku akan berhati-hati dan terimakasih informasinya," ujarku yang langsung masuk ke kamarku.
"Untuk ... Seseorang?" gumamku dan memberikan informasi lewat grup.
Aku merasa frustasi saat tidak mendapatkan jawaban yang tepat dan perlahan mataku mengantuk. Langsung tertidur pulas dan terbangun karena terkejut.
"Astaghfirullah, apaan tadi?" ujarku yang terkejut dari mimpi itu dan melihat jam tiga sore.
Langsung mandi dan sholat saat adzan ashar berkumandang. Setelahnya memberi pesan untuk berkumpul di camps dan aku menunggu mereka datang. Menceritakan tentang mimpi anehku yang bermimpi tentang bunga mawar hitam terbakar di iringi asap dan perkataan lirih dari Murti. Mereka terdiam dan aku terkejut atas perkataan mereka.
"Kami pun sama," ujar mereka bersamaan.
"Aku mimpi hal yang lain juga yaitu gambar pemuja iblis di tanah dan bunga mawar hitam yang terbakar di tengahnya," ujar Sena.
"Kau indigo, coba lacak dia dimana dengan bantuan teman ghaib mu," ujar Radit.
"Huh, dia tidak mau dan berkata itu sangat berbahaya. Aku sudah bilang apakah itu masalah serius lalu siapa dalangnya dan jawaban dia hanya terdiam," ujar Sena dengan nada lesu.
"Merabella, hijabmu kenapa selalu hitam?" tanya Via yang penasaran.
"Aku menyukainya tapi, kenapa kau bertanya seperti itu dan seperti bukan dirimu," heranku dan benar saja Sena menepuk pundaknya Via.
"Nyaneh naha nempel ka babaturan urang, awas bae nyaneh sekali deui nempel ke babaturan urang, ku aing di piceun ka kebon! ( Kenapa kau menempel kepada temanku, awas saja sekali lagi kamu menempel kepada temanku, ku buang ke kebun!) " kesal Sena dan kami terdiam karena tau.
"Merabella, ada yang ingin kau sampaikan?" ujar Sena yang menatapku dan aku mengangguk.
Aku hendak menanyakan sesuatu kepada Sena tentang hijab tadi tapi dia seakan mengalihkan sesuatu dan aku menceritakan yang orang tuaku ucapkan tadi. Mereka terdiam membisu bahkan Via merasa hawa amarah yang sangat besar.
"CING CICING ATUH NYANEH TEH! URANG GE SEWOT SARUA WAE JEUNG NYANEH,( Diam bisa tidak kamu itu, aku juga sama emosi sepertimu)" teriak Sena dan kami hanya tertawa dikit.
"Wajar dia marah Sena, aku punya informasi dari ayahku," ujar Bahri si anak ustadz.
Kami terdiam atas pembicaraan Bahri dan menetap Bahri seakan semuanya itu sangat di luar nalar. Sena menanggapi pembicaraan Bahri hingga dimana Sena memukul sofa dengan kesal.
"Iblis apa sih?" ujar Sena yang lumayan penasaran.
"Aku tidak tau tapi yang justru roh dia di tahan sama dia dan bisa jadi orang tuanya dalang dari ini," ujar Bahri.
"Ayahku bilang, jangan gegabah dalam hal seperti ini dan dia memberikanku gelang dari pengajian di sunan Ampel," ujar Bahri menunjukkan gelang tahbih.
"Orang tuaku juga sama," ujarku.
"Kita cari di infomasi ibu-ibu tapi ingat jangan ikut ghibah, DOSA!" tekanku di akhir kalimat dan kami pulang saat adzan Maghrib tiba.
Kami sholat setelah sholat kami langsung ngaji di masjid yang telah di isi oleh beberapa anak kecil yang mengaji ke ustadz dan kami membaca ke kiai. Jam berlalu hingga sholat isya tiba dan kami masih berbicara dengan kiai saat kiai selesai dzikir.
"Kiai, kami boleh bertanya sesuatu?" tanyaku dan Kiai mengangguk.
"Bagaimana cara memusnahkan iblis?" ujarku dengan tegas dan kiai tersenyum.
"Dengan niat yang sangat tekad dan baca ayat kursi bernama An- Nass, Al- Falaq dan Al-Ikhlas." Kami mengangguk dan pamit.
"Kiai harap kalian jangan terlalu gegabah dan Merabela kau pasti bisa," ujar Kiai yang membuat kau terdiam.
"Kenapa dia hanya menyebut namamu?" ujar Radit yang heran.
Aku geleng-geleng kepala dan kami masuk ke ruang masing-masing. Mereka mencari tau lewat orang tua mereka bahkan tetangga sekitar dan aku menatap bulan sabit.
Menatap terus hingga aku duduk sambil membaca buku misteri dan terdiam. Aku rasa ada orang kuat di balik kematian Murti dan tidak mungkin orang tua Murti. Tidak mungkin orang tua menjadi anaknya tumbah, itu sangat tidak bagus dalam kehidupan dan tidak sengaja aku membaca perkataan yang membuatku terdiam namun tersenyum penuh arti.
Aku bingung dengan situasi yang menimpaku saat ini, Dimana kakak iparku mengekangku layaknya seorang kekasih. Bahkan perhatian yang diberikan padaku-pun jauh melebihi perhatiannya pada istrinya. Ternyata dibalik itu semua, ada sebuah misteri yang aku sendiri bingung harus mempercayai atau tidak.
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.