/0/13495/coverbig.jpg?v=b384d447eecc92612ce9ba3bfbdff09c)
Demi sang kakak yang sakit-sakitan dan lemah jantung, Tsabitha Halim harus rela berkorban dan melepas cinta pertamanya, Moreno Darmais yang telah dijodohkan untuk sang kakak, Mabella Halim. Moreno yang awalnya menentang perjodohan ini, akhirnya luluh dan mau menikahi sang kakak. Namun, apakah hubungan mereka berdua bisa berjalan normal, layaknya seorang kakak dan adik ipar? Atau bunga-bunga cinta itu masih ada di hati keduanya? Semuanya tersimpan dalam scandal!
"Para penumpang yang terhormat, selamat datang! Sesaat lagi kita akan terbang menuju ke Jakarta Indonesia. Kami persilahkan kepada anda untuk menegakan sandaran kursi, mengencangkan sabuk pengaman, karena sebentar lagi kita akan take off. Atas nama kapten Gunadi dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat jalan, happy flying! Terima kasih atas pilihan anda untuk terbang bersama kami dan silahkan menikmati penerbangan ini!"Suara pemberitahuan dari kapten pilot di pesawat membuyarkan lamunan perempuan itu yang sedang duduk termangu di salah satu kursi di dalam kabin pesawat.
Hari ini Tsabitha Halim akhirnya pulang juga ke tanah air, setelah cukup lama mengadu nasib di negeri orang, Perancis. Tujuh tahun sudah dia bergelut dengan waktu, mengejar semua mimpinya di kota mode dunia ternama, Paris, untuk menjadi seorang desainer yang cukup diperhitungkan di kancah mode dunia. Namun, gemerlapnya kehidupan di kota Paris dan anggunnya menara Eiffel tidak membuatnya ingin berlama-lama tinggal atau mencari cinta di sana, karena cintanya telah tertinggal di tanah kelahiran.
Tsabitha tidak mungkin bisa melupakan semua itu begitu saja, anak itu saat ini pasti sudah besar sekarang, sebentar lagi dia akan berulang tahun yang ke enam tahun. Masih terekam dengan jelas dalam ingatannya, bagaimana dulu dia berusaha mempertahankan anak itu agar tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahimnya. Hingga perjuangannya antara hidup dan mati, ketika ingin menghadirkan anak itu ke dunia ini. Tangisan pertamanya membuat Tsabitha merasa bersyukur atas anugerah terindah yang diberikan Tuhan untuknya, tapi sayang, semua itu terenggut begitu saja dari tangannya.
***
"Bu, aku mohon dengan amat sangat jangan pisahkan kami, Bian masih kecil, Bu. Dia baru enam bulan."
"Enam bulan itu sudah cukup! Mau sampai kapan anak ini ikut sama kamu? Lagian kamu datang ke sini bukan untuk melahirkan seorang anak! Kamu lupa sama cita-cita kamu untuk apa kamu datang ke sini, hah?"
Suara Bu Shanti-ibunya-membuat perempuan itu hanya bisa tertunduk lesu. Tsabitha sadar kalau semua ini adalah salahnya, tidak seharusnya dia kembali dalam pelukkan Moreno, tapi mau gimana lagi? Pesona laki-laki itu begitu kuat dan menggodanya. Cinta pertamanya pada Moreno Darmais tidak bisa dilupakan begitu saja, meskipun saat ini dia telah menjadi milik orang lain, suami kakak kandungnya sendiri, Mabella Halim.
"Besok Ibu akan pulang ke Jakarta, Bian akan ikut sama Ibu! Sudah saatnya dia ketemu sama ayah kandungnya. Ibu rasa itu lebih baik, apalagi kakakmu Bella belum hamil juga sampai sekarang, dia pasti akan senang begitu melihat Bian!"
"Tapi Bian masih perlu ASI, Bu ...."
"Enam bulan itu sudah cukup baginya mendapat asupan ASI, Bitha! Kamu nggak usah khawatir, anakmu akan baik-baik saja, dia akan dirawat oleh orang yang tepat. Jadi lebih baik setelah ini, pikirkan karirmu, kamu bisa lebih fokus sama kuliah dan karir, anggap saja kamu itu nggak pernah melahirkan seorang anak!"
"Tapi, Bu ...."
"Apalagi? Apa kamu bisa merawat seorang bayi sementara kamu masih harus kuliah di negeri orang? Apa kamu bisa menjamin membesarkannya dengan baik? Semua itu nggak pernah 'kan terlintas dalam benakmu? Waktu kamu bermesraan sama ayah bayi ini?" bentak Bu Shanti sambil menidurkan Bian dalam gendongannya. Bayi itu sedikit gelisah, seolah-olah bisa merasakan perasaan ibunya yang akan berpisah jauh darinya, sekali-sekali bayi montok itu merengek.
"Mbok Nah!"Tampak seorang perempuan tua berlari tergopoh-gopoh menghampiri sang majikan, "ini bawa Bian ke kamar! Tolong tidurkan dia!" ujar Bu Shanti sambil menyerahkan bayi itu ke pembantu setianya. Perempuan tua itu hanya mengangguk, kemudian berlalu meninggalkan mereka sambil menggendong sang bayi yang masih merengek. Tsabitha hanya bisa terdiam dan menatap putranya dengan ekspresi wajahnya yang sedih. Malam ini adalah malam terakhir mereka bersama.
"Ibu sudah cukup toleran sama kamu, Bitha! Ibu sama Bapak nggak minta kamu nggugurin bayi ini karena bagaimanapun juga, dia nggak salah. Apalagi dia bisa menjadi anak kakakmu, Bella."
Tsabitha masih saja terdiam dan tak mampu berkata apa-apa, saat sang ibu kembali bersuara.
"Jadi Ibu mohon lupakan Bian! Dan lanjutkan kehidupanmu seperti dulu! Dan satu lagi, Ibu sama Bapak nggak ingin hal ini terjadi lagi!" lanjutnya ketus, "putuskan hubunganmu sama Reno! Kamu sadarkan? Dia itu suami kakakmu sendiri! Apa kamu nggak bisa ngebayangin bagaimana perasaan Bella kalau dia tahu semua ini?"
Kedua bola matanya mulai berkabut, bergegas Tsabitha menyeka embun yang mendesak keluar dari sisi matanya. Lidahnya terasa kelu dengan tenggorokkan yang terasa kering. "Lalu ... Ibu sendiri akan mengenalkan Fabian sebagai apa?" tanyanya parau.
"Ibu akan bilang kalau Ibu mengadopsinya dari panti asuhan, kamu puas?"
batinnya sedih. Ya Tuhan, ingin rasanya dia menjerit dan berteriak ke sang ibu untuk mempertahankan Bian, agar perempuan paruh baya itu tidak membawa bayi mungil itu pergi darinya. Namun, Tsabitha tidak bisa melakukan semua itu, dia hanya bisa pasrah dan menerima semua ketentuan dari ibunya, termasuk tinggal bersama Tante Rossa-adik sepupu ibu yang juga kerja dan tinggal di Paris.
***
Di pesawat, Tsabitha mulai mengencangkan seat belt di tubuhnya seperti permintaan salah seorang pramugari yang membuyarkan lamunannya barusan. Pesawat sebentar lagi akan take off. Gemerlap lampu kota Paris yang berpijar berwarna-warni yang terlihat dari balik jendela pesawat tampak begitu indah dan menarik.
Namun, pesonanya tidak akan membuatnya tertarik untuk kembali dan menetap lagi di sana. Paris adalah kota terindah yang tidak mampu dia lupakan begitu saja, banyak kenangan manis dan luka yang terukir di kota mode itu. Tsabitha mengusap ujung matanya yang berair saat pesawat berbadan besar itu mulai bergerak naik menembus pekatnya malam. Gadis itu kembali teringat peristiwa tujuh tahun yang lalu, di mana kisahnya berawal.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.