/0/14385/coverbig.jpg?v=a0ac04b93484eb4ebc23f7c2bb5b319d)
Dililit hutang dan harus segera melunasi dengan waktu singkat memanglah tak mudah. Bak diterpa hujan badai yang tak kunjung reda, Zevanya harus melunasi hutang dan biaya operasi jantung Ayahnya dengan menjual rahim. Pupuslah impian masa depan dan harapan tentang indahnya pernikahan yang dinanti. Kini Zevanya harus mengabdikan hidupnya untuk melahirkan anak untuk pasangan suami istri yang saling mencintai. Hutang berujung melahirkan anak untuk orang lain. Mampukah Zevanya melahirkan anak yang dinanti pasangan lain?
"Akh! Lepas! Sakit, tolong lepas!" bentak Zevanya mencoba melepas cengkraman dileher dari pria paruh baya yang makin terasa erat.
"Makin kamu berontak, makin erat cengkramanku ini!" terasa hembusan napas penuh nafsu dari pria tua Bangka itu.
"A-Ayah, Ibu, akh, tolong!" tangannya terulur mencoba meraih kaki Ayah dan Ibunya yang saat ini pun terkungkung oleh anak buah dari pria tua bangka yang sedang mencekiknya saat ini.
"Kalau kamu tidak sanggup membayar hutangmu, anak gadismu ini akan kunikahi!" ancam pria tua lintah darat dengan bringas.
Zevanya gadis cantik bermata coklat tua itu menangis dengan menahan sakit. Rupanya Ayahnya terlilit hutang. Memang Hudson-AyahZevanya ini merupakan pejudi yang tak kenal kapok. Berbagai hutang sana-sini sudah tertumpuk bak gunung. Tapi tak disangka sampai ada orang yang menagih dengan cara seperti ini. Juga mengancam dengan cara harus menjadi istrinya jika hutang tidak terbayarkan.
"Minggir, tolong lepaskan anakku! Aku akan bayar tapi jangan kau sakiti anakku," kata Hudson memelas.
Tak ada yang menghiraukan permohonan Hudson. Tiba-tiba terdengar suara benturan keras.
DUGH!!
Hudson jatuh tersungkur akibat terdorong salah satu anak buah pria tua tak punya hati itu. Ia tergeletak dilantai sembari meringis kesakitan dan memegang dadanya. Tak butuh waktu lama, Hudson pingsan.
Gerombolan pria tua dan anak buahnya pergi setelah melihat kondisi Hudson yang sudah tergeletak. Zevanya langsung merogoh sakunya dan menekan nomor panggilan darurat.
Zevanya menyeka buliran air yang mengalir deras dikulit halusnya. Tak henti-henti memukul dada yang terasa sesak. Tak disangka hal buruk benar-benar seakan menjadi kutukan yang datang secepat kilat. Dia berlari mendorong brankar dari UGD menuju sampai depan pintu ruang operasi.
Badan lemas, kaki bergetar sampai jatuh dipelukan Lidya-ibu Zevanya. Dari tangisan dengan suara keras sampai melemah kedua wanita itu masih tak kunjung melepas pelukan. Menunggu di depan ruang operasi dengan tatapan nanar. Mata sembab dan merah. Berharap hal buruk tak terjadi.
Beberapa jam berlalu seketika pintu ruang operasi terbuka. Zevanya dan Lidya tersadar dari lamunan dan langsung berdiri dengan tertatih menghampiri Dokter.
"Operasi berhasil, tinggal menunggu pasien sadar."
"Terima kasih banyak Dokter, terima kasih," tutur Lidya.
Zevanya dan Lidya saling bertukar pandang dan saling memelukku dengan erat. Rasa lega terlihat dari raut wajah kedua wanita itu ketika mendengar ucapan Dokter. Setelah itu salah satu perawat menghampiri.
"Pasien akan segera dipindah ke ruang inap. Mohon melengkapi berkas administrasi terlebih dahulu."
"Baik, terima kasih Suster," sahut gadis bermata coklat tua yang sudah terlihat agak tenang.
Zevanya membagi tugas dengan Lidya. Dia mengurus administrasi rawat inap sedangkan Lidya menemani Hudson.
"Ini biaya yang harus dilunasi," petugas menyodorkan kertas dengan rincian pembayaran.
Netra Zevanya terperangah melihat nominal yang tertera di kertas, 200 juta . Karena tak akan sanggup membayar dengan nominal sebesar itu.
"Maaf, apa saya boleh menyicil?" tanyanya lirih.
"Maaf nona, tidak bisa."
"Bolehkah saya meminta waktu?" memelas meminta keringanan.
"Nona hanya punya waktu maksimal 2 hari."
Zevanya melangkah dengan gontai. Satu pukulan lagi menghantam dada. Benar-benar rasanya ingin bunuh diri saja. Tak sanggup, ia putuskan pulang.
Setibanya di rumah gadis itu mencari benda berharga yang bisa dijual untuk mengumpulkan pundi-pundi uang untuk membayar biaya rumah sakit Hudson.
"200 juta, dari mana aku mendapat uang sebanyak itu," lirih Zevanya meringkuk di lantai. Dia tak menyangka diusianya yang ke-23 tahun ini mengalami hal pahit. Memiliki ayah pejudi yang berhutang pada banyak orang dan sekarang harus berada dalam perawatan pasca operasi jantung. Ibunya hanya penjual roti keliling dan dia bisa kuliah dengan beasiswa.
Tak tahu harus bagaimana. Melihat sekeliling rumah tak ada yang bisa dijual. Satu persatu barang sudah habis dijual Hudson untuk membayar hutang judinya.
Zevanya memutuskan untuk lekas pergi mencari kerja serabutan meski tak mungkin mendapat 200 juta dalam waktu singkat.
Waktu terus berlalu, matahari sudah tak ada dalam peredaran langit. Keluar masuk toko untuk mencari pekerjaan. Tak ada satu pun yang menerima dengan alasan tak membuka lowongan pekerjaan.
***
Pintu kokoh terdobrak hingga menimbulkan suara keras.
"Mama apa-apan, sih!?"
"Kamu benar-benar buta atau bodoh Alejandro Ricardo!" bentak Bianca.
Tak menghiraukan pria tampan dengan penuh kharisma itu kembali membaca berkas yang ada ditanganku. Seketika Bianca melempar amplop coklat ke meja kerjanya.
"Lihat dan buka mata kamu!"
Alejandro langsung menuruti perintah wanita yang melahirkannya itu. Ia mendapati foto-foto mesra. Bukan fotonya yang terpampang melainkan istri yang dinikahinya 3 tahun lalu dan seorang pria asing.
"Mungkin saja ini rekan kerjanya, Ma. Tessa memang sedang ada proyek di Itali selama 2 minggu kedepan," jelasnya sambil mengalihkan pandangan.
"Kamu masih bisa santai? Dengar, mama tidak mau reputasi mama tercoreng lagi karna rumor dari istrimu yang memilih berkerja seperti jalang itu. Sudah berkali-kali mama dipermalukan di depan istri-istri rekan bisnis Papamu. Kalian sudah menikah selama 3 tahun, sudah sepantasnya memiliki keturunan. Mama dan Papa butuh penerus dari kamu Alejandro!"
Lagi-lagi hal ini yang Alejandro dengar. Pria tampan itu mulai muak dengan pembahasan yang sama dan tak kunjung usai.
"Tessa hanya model, bukan jalang. Dan tolong, aku bosan mendengar keluhan Mama tentang hal yang sama," Alejandro melempar foto-foto itu dan melangkah mendekati kaca sudut ruang yang menyuguhkan pemandangan kota.
Bianca membuntuti putra kesayangannya, "Pokoknya, minggu depan kamu dan Tessa harus program ke Dokter yang mama tunjuk. Kalau tidak, kamu harus ceraikan jalang itu. Kali ini Mama tidak main-main!" Wanita paruh baya itu pergi meninggalkan ancaman yang sukses membuat terperangah. Mendengar apa yang diucapkan itu, rahang Alejandro mulai mengeras.
Tak lama selepas kepergian Bianca, Alejandro merogoh saku mengambil benda pipih. Menekan tombol panggil pada nama yang tertera dilayar.
"Tessa, kontrakmu berapa lama lagi?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Honey, ada apa? Tidak biasanya kamu membahas ini," sahut wanita disebrang sana.
"Jawab cepat!" seru pria gagah itu.
"Masih 1 tahun lagi, Honey. Asal kamu tahu, aku baru saja menandatangani kontrak dengan James. Dia menawariku untuk film terbarunya."
"Sial! Kenapa kamu memutuskan tanpa memberitahuku! Batalkan! Besok kamu harus pulang dan kita harus rencanakan untuk memiliki anak." bentaknya, tangannya mulai mengendurkan dasi yang melekat dilehernya.
"Honey, aku sudah tanda tangan kontrak. Apa kataku? Anak? Kita sudah sepakat untuk menundanya setelah kontrakku habis," rengek Tessa manja.
Tak tahan dengan alasan Tessa dan berani-beraninya istrinya memutuskan menandatangani kontrak tanpa berdiskusi dengannya. Kepalan tangan Alejandro sudah mulai mengeras.
"Atau kita bisa pakai Ibu pengganti, semacam menyewa Rahim kalau kamu benar-benar menginginkan anak. Aku tidak bisa memutuskan kontrak secara sepihak, Ale."
Alejandro memutuskan panggilan telepon. Tak habis pikir dengan ide gila yang baru saja kudengar dari istriku sendiri untuk menggunakan Rahim sewaan. Selama 3 tahun aku telah mengalah pada Tessa. Sebenarnya tanpa Bianca suruh, Alejandro pun juga menginginkan keturunan.
"Sialan!" dilemparnya foto yang ada di meja kerja.
Alejandro mengambil gagang telepon dan segera menyambungkan pada Lian asistennya, "Segera siapkan ruangan untukku seperti biasa dan kali ini siapkan juga wanitanya."
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.