/0/14801/coverbig.jpg?v=1c91bde09628ac815e2dd92717544b99)
Setelah istrinya hilang ingatan, barulah Angga menyesali perbuatannya pada Raniah. Segala cara Angga lakukan agar Raniah kembali mengingatnya dan mencintainya. Akankah usaha Angga mengembalikan ingatan dan cinta Raniah untuknya berhasil?
"Sah?" tanya pemuka agama yang menikahkan Angga Sandoro (30 th) dan Raniah Larasati (21 th).
"Sah." jawab saksi dan para tamu yang datang.
"Dengan ini Saudara Angga Sandoro dan Raniah Larasati sah menjadi pasangan suami-istri." ucap pemuka agama.
Setelah pengucapan janji suci, Angga dan Raniah pun di giring ke kamar pengantin untuk beristirahat karena jam empat sore nanti akan lanjut acara resepsi.
Pengucapan janji suci dan resepsi diadakan di salah satu hotel bintang lima di Jakarta.
Angga Sandoro, anak bungsu dari tiga bersaudara serta anak laki-laki satu-satunya dari pasangan Arlan Sandoro dan Hernita Hapsari. Dua kakak perempuan Angga sudah menikah.
Papa Arlan adalah pengusaha di bidang makanan dan minuman, dia punya lima pabrik makanan ringan, minuman dan mie instan yang tersebar di lima kota di Indonesia. Dan sebagai anak tunggal laki-laki, Angga lah yang mewarisi usaha Papa Arlan itu.
Usia Angga sudah memasuki tiga puluh tahun, karena Angga tidak kunjung menikah, Papa Arlan pun menjodohkan Angga dengan putri almarhum sahabatnya, Raniah Larasati.
Kedua orangtua Raniah sudah meninggal sejak Raniah SMA karena kecelakaan, mulai saat itu biaya sekolah Raniah ditanggung sepenuhnya oleh Papa Arlan. Papa Arlan dan Mama Hernita sudah menganggap Raniah seperti anak kandung mereka sendiri. Bahkan Raniah pun tinggal bersama kedua orangtua Angga dan tentunya bersama Angga juga.
Setelah Raniah lulus kuliah, Papa Arlan pun menikahkan Raniah dengan Angga.
Sebenarnya Angga memiliki seorang kekasih, Wilona namanya yang saat ini sedang menyelesaikan S3-nya di Inggris. Sebelum Wilona pergi ke Inggris, Angga sudah pernah melamar Wilona tapi Wilona menolak karena terlanjur mengambil program S3 di Inggris dan meminta Angga untuk menunggunya selesai kuliah baru mereka menikah.
Angga bisa menunggu, tapi tidak dengan kedua orangtua Angga. Makanya Papa Arlan mendesak Angga menikah dengan Raniah.
Karena orangtuanya terus mendesak, mau tidak mau Angga menyetujui perjodohannya dengan Raniah yang sudah dia anggap seperti adik sendiri.
°°°°°
Kamar pengantin.
Sekarang Angga dan Raniah sudah berada di kamar pengantin.
"Niah..." panggil Angga.
"Iya Mas." jawab Raniah.
"Sini ada yang mau Mas omongin." ucap Angga sambil menepuk sisi kosong sebelahnya.
Raniah pun mendekati Angga yang saat ini duduk di sofa depan ranjang lalu duduk di sisi kosong sebelah Angga.
"Kamu tau kan kalau aku terpaksa menerima perjodohan ini?" tanya Angga halus.
Raniah menganggukkan kepalanya.
"Dan kamu tau kan kalau Mas punya kekasih?" tanya Angga.
Lagi, lagi Raniah menganggukkan kepalanya.
"Jadi Mas mau kita bercerai setelah kekasih Mas pulang. Gimana?"
Raniah yang menunduk langsung menoleh ke arah Angga.
"Kalau Om Arlan dan Tante Herni tau gimana, Mas?" tanya Raniah.
"Ya jangan sampai tau. Ini kesepakatan kita berdua aja. Mungkin dua tahun lagi Wilona selesai, jadi dua tahun lagi kita bercerai. Kamu tenang aja, setelah menikah, Mas akan memenuhi gono-gini yang kamu mau. Makanya kamu pikirkan dari sekarang apa-apa saja yang kamu mau nanti setelah kita menikah." jawab Angga.
Raniah diam sejenak.
Walau hatinya sakit dengan kesepakatan yang di lontarkan Angga, tapi Raniah juga tidak mau egois, dia tahu Angga tidak mencintainya kalaupun pernikahan ini terus di lanjutkan, dirinya lah yang akan tersiksa karena hidup dengan laki-laki yang tidak mencintainya.
"Baik Mas, aku setuju. Tapi aku juga minta satu hal selama kita menikah." jawab Raniah.
"Apa?" tanya Angga.
"Jangan ada kontak fisik antara kita." jawab Raniah.
Tanpa pikir panjang Angga menganggukkan kepalanya tanda dia menyetujui permintaan Raniah.
"Oke, jadi kita sepakat yah kalau setelah Wilona pulang, kita bercerai." ucap Angga sambil menjulurkan tangannya ke hadapan Raniah.
"Sepakat." jawab Raniah sambil membalas uluran tangan Angga.
°°°°°
Pukul 20.00
Acara resepsi selesai. Semua tamu undangan sudah berpulangan. Yang tersisa di ruang resepsi hanya pengantin dan keluarga inti.
"Ini kado pernikahan dari Papa." ucap Papa Arlan sambil menyerahkan satu amplop coklat pada Angga.
"Apa ini Pa?" tanya Angga.
"Lihat aja sendiri." jawab Mama Herni.
Angga pun membuka amplop coklat itu dan mengeluarkan isi di dalamnya.
Sebuah kartu scan membuka pintu apartemen dan dua tiket honeymoon ke Singapura selama satu minggu.
"Ini kunci apartemen Pa?" tanya Angga.
"Iya. Itu apartemen untuk kalian berdua." jawab Papa Arlan.
"Sebenarnya Mama mau setelah kalian berdua menikah kalian tetap tinggal sama kami, tapi Papa bilang kalian berdua harus belajar mandiri, jadi mau gak mau Mama setuju saat Papa membelikan apartemen untuk kalian." timpal Mama Herni.
Meski sudah dewasa dan punya uang sendiri, tapi Angga masih tinggal bersama orangtuanya karena orangtuanya melarang Angga keluar dari rumah. Bahkan untuk membeli apartemen saja Mama Herni tidak mengizinkan, karena kalau Angga punya apartemen sendiri, akan ada alasan untuk Angga tidak pulang ke rumah.
Mendapat hadiah apartemen dan diizinkan tinggal di apartemen itu setelah menikah, jelas saja Angga senang. Karena memang itulah yang dia rencanakan setelah menikah dengan Raniah agar bisa pisah kamar dengan Raniah. Karena kalau masih tinggal di rumah orangtuanya sudah pasti mereka akan tidur sekamar. Kalau setiap hari tidur sekamar, Angga tidak bisa jamin apakah Angga bisa menahan dirinya untuk tidak kontak fisik dengan Raniah.
Kontak fisik disini bukan hanya hubungan suami-istri melainkan tak sengaja memeluk Raniah saat tidur juga termasuk kontak fisik.
"Makasih yah Pa atas apartemennya tapi kalau honeymoon, kayaknya gak usah deh." ucap Angga.
"Kenapa gak usah? Honeymoon itu penting buat kamu dan Raniah, biar Mama sama Papa bisa cepet nimang cucu." tanya Mama Herni.
"Kan kerjaan lagi banyak Ma, masa Angga pergi honeymoon ninggalin kerjaan." jawab Angga.
"Kan cuma seminggu Ga, lagian kan kamu perginya tiga hari lagi dan ada juga Pak Bowo yang handle semua saat kamu pergi nanti, jadi gak ada yang perlu kamu cemaskan lah." balas Papa Arlan.
Pak Bowo adalah asisten Papa Arlan yang sekarang bekerja membantu Angga menjalankan perusahaan.
"Iya Ga. Pasti Raniah juga pengen kan ke Singapura, dia kan belum pernah ke Singapura." timpal Mama Herni.
"Iya kan Niah?" tanya Mama Herni pada Raniah.
Angga melirik Raniah dan memberi kode pada Raniah untuk menolak.
"Um... kayaknya gak usah deh Tante." tolak Raniah sambil menundukkan kepala.
"Kok gak usah! Harus! Pokoknya kalian harus pergi, Mama gak mau tau kalian berdua harus honeymoon." paksa Mama Herni.
"Tapi Tante-"
"Ini lagi masih manggil Tante, kan udah dibilang mulai sekarang manggil Mama bukan Tante." potong Mama Herni.
"Keputusan Mama pokoknya sudah mutlak! Mama gak mau tau tiga hari lagi kalian harus berangkat ke Singapura. Ingat yah bukan cuma Raniah aja atau kamu aja yang pergi tapi kalian berdua." ultimatum Mama Herni.
Raniah dan Angga saling pandang lalu tak lama Angga menganggukkan kepalanya tanda setuju untuk pergi honeymoon.
°°°°°
Bersambung...
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?