Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Terpaksa Menikah Di Usia Muda
Terpaksa Menikah Di Usia Muda

Terpaksa Menikah Di Usia Muda

5.0
96 Bab
3.6K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Pernikahan adalah suatu hal yang sakral. Dimana sepasang kekasih yang saling mencintai menjadi satu untuk selamanya. Kebahagiaan dalam pernikahan adalah kebahagiaan abadi bagi mereka yang mampu menjalani segala rintangan dengan cinta. Namun, tidak semua pernikahan membawa kebahagiaan. Terpaksa Menikah di usia Muda, membuat kehidupan masa depan seorang wanita hancur dalam sekejap.

Bab 1 PUTUS

"Aku ingin, kita putus!!" Ucap tegas seorang

wanita berkulit sawo matang, rambut panjang terikat. Ia bernama Laras Nur

Hayati.

"Nggak! Aku gak akan putusin kamu!" Ujar

seorang lelaki berbadan agak sedikit gemuk. Berkulit sawo matang tapi bersih.

Ia bernama Rio.

"Kamu sadar gak sih!! Apa kesalahan kamu?!!"

Tanya Laras sambil menangis.

"Aku tau, aku minta maaf. Aku gatau kamu akan

semarah ini."

"Apa?!" Laras terkejut mendengar pernyataan

dari Rio. "Gatau?!" Sambung Laras.

"Iya,"

"Kamu pegang tangan Lina dan menyuruhnya masuk ke

dalam kantor Bu Yulia. Depan aku, pas di dalam pabrik!!. Kamu bilang gatau?!!.

Kamu bahkan sangat tau kalau aku ini gak suka liat kamu deket sama wanita lain.

Apalagi menggenggam tangan wanita lain!!" Sentak Laras emosi. Air mata

mengalir tanpa henti di pipi manisnya.

Rio terdiam. Sedangkan Laras diam-diam selalu melirik

ke belakang menunggu angkot yang lewat.

" Duhh,, lama banget angkot lewat nya. "

Ujar Laras dalam hatinya.

" Kamu salah paham sayang, tolong maafkan aku.

Aku gamau kita putus." Ujar Rio memasang wajah sedih menatap Laras.

Laras diam. Menghapus air matanya. Suasana hening

seketika.

Tak lama kemudian ada angkot yang berhenti di posisi

Laras berdiri. Tak ingin membuang waktu, Laras langsung naik. Rio mencoba

menggapai tangannya, namun gagal. Mobil langsung melaju dengan kecepatan

sedang. Laras mengeluarkan handphone dan headseat, lalu memutar musik

favoritnya. Yaitu Taeyeon - If. Sedangkan Rio, menatap angkot yang di naiki

Laras. Setelah angkot berlalu tak terlihat. Rio melangkahkan kaki dengan rasa

sedih yang menyelimutinya, malas pulang. Tapi ia tak tau harus kemana selain

rumah. Karena, sedari dulu ia tak pernah bermain seperti anak muda lainnya.

Sampai di depan rumah, Laras mengambil kunci pintu

yang di taruh di pinggir plafon atas pintu.

KRREETT,,,

Pintu di buka. Setelah masuk, di biarkan terbuka

setengah karena gerah.

Hari ini hari sabtu, jadi Laras pulang sore.

Saking lelahnya, setelah membuka kerudung, jaket dan

tas. Laras langsung naik kasur. Ia menatap langit langit rumah sambil

tersenyum.

"Ahh,,, akhirnya!! Aku akan bebas darinya!"

Ucap Laras sambil tersenyum girang dan memeluk bantal guling.

TRINING,,

Tiba-tiba ponselnya bunyi, suara pesan whatsapp masuk.

Laras merogoh sakunya dan melihat ke layar ponselnya.

"Rio??"

Pesan belum di buka, tapi laras sangat tegang mendapat

pesan itu. Yah,, ia sudah mengetahui isi pesan itu. Pasti isinya foto luka

tangan Rio yang di lukai dengan kater. Itu selalu terjadi setiap Laras meminta

putus.

Laras membuka pesan itu dan ternyata benar. Rio

melukai tangannya lagi. Kali ini darahnya sangat banyak.

"Astagfirullah,,, kenapa sulit sekali bebas

darinya. Kalau aku tidak memperdulikanmya. Aku takut dia lebih nekat dari

ini." Ucap Laras dalam hatinya.

Rio mengiriminya pesan lagi.

"Aku gamau kehilangan kamu. Aku lebih baik mati

dari pada harus pisah dengan mu. Aku cinta kamu, Laras. Aku sayang kamu. Tolong

maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya lagi."

Laras hanya membaca tanpa membalas. Ia kesal, sudah

1tahun ia berusaha akting marah-marah ketika Rio dekat dengan wanita. Seperti

cemburu buta, agar bisa putus dengan Rio. Tapi semua itu selalu gagal. Ia

selalu luluh lagi dan lagi. Entah harus memakai cara apa lagi.

*****

POV LARAS

Untungnya, hari ini hari minggu. Sangat malas untuk

bekerja setelah kejadian kemarin.

Seperti biasa, Mamah selalu pergi ke pasar minggu. Dan

kulihat jam, ternyata sudah jam 7. Pantas saja rumah sepi. Ka Bilal selalu

latihan band di studio, Ka Yudi ia main dengan teman-temannya atau kadang dia

tetap kerja di hari minggu. Pekerjaannya jadi sopir angkot sama seperti Bapak.

Karena saat Ka Yudi masih sekolah SMP sudah di ajari caranya menyetir mobil. Dan,

Bapak tentunya sudah pergi bekerja.

TRINING,,,

Suara pesan masuk. Aku raih ponselku di dekat bantal.

Saat ku liat, ternyata pesan dari Rio lagi. Kenapa sih ni orang gak ngerti

juga!! Aarrgghh kesel!!.

"Aku sedang perjalanan ke rumahmu, aku ingin

meluruskan masalah kita."

Apa lagi yang harus di luruskan??!! Sudah jelas aku

minta putus. Bodoh atau oon sih!.

Sengaja aku tidak mandi. Hanya cuci muka saja dan

gosok gigi. Agar dia ilfeel dengan kejorokan ku.

Tak lama kemudian, Rio datang.

TOK...TOK...TOK...

Aku bukakan pintunya, Rio langsung masuk sebelum di

suruh.

"Assalamualaikum.." Ucap salam Rio sambil

melangkah kaki ke dalam rumah, lalu ia duduk di lantai.

Keluargaku bukan keluarga kaya, rumah saja ngontrak.

Jangankan untuk beli kursi atau sofa tamu. Untuk makan sehari hari saja

seadanya. Tapi aku bersyukur atas apa yang telah Allah berikan. Karena di luar

sana banyak yang jauh lebih sulit dari ku.

Aku menjawab salamnya dalam hati.

Lalu pergi ke dapur untuk membawakan air minum.

Setelah itu aku duduk di depan Rio. Pintu rumah selalu aku buka kalau di rumah

tidak ada siapa-siapa. Untuk menghindari netizen tetangga agar tak salah paham.

"Duduk disini," Ujar Rio sambil mengarahkan

tangannya ke tempat di sampingnya. Ia ingin aku duduk di sampingnya. Dihh,

males..

Aku diam dan hanya memainkan ponsel.

"Lihat aku Laras,,"

"Gamau,"

Rio tak menyerah, ia berpindah ke tempatku dan kini ia

sudah berada di depanku.

Rio mengambil ponselku dan di sembunyikan di belakang

badannya. Aku menatap Rio tajam karena kesal.

"Lihat aku Laras" Ucapnya lagi dengan

lembut.

Aku pun menurutinya dan menatap matanya.

"Aku minta maaf, gak akan terulang lagi. Tolong

maafkan aku. Aku tidak ingin kita putus, aku sayang kamu Laras." Rio

hampir menangis, dan entah kenapa setiap kali ku lihat matanya seperti di

situasi ini. Aku selalu luluh. Rasanya hatiku tak tega untuk meninggalkannya.

"Jangan di ulangi lagi," Ujarku

Rio mengangguk, "Iya". Rio memelukku, tapi

aku lepaskan pelukannya. Karena kami berada di ruang tamu dekat pintu. Aku

tidak ingin ada orang yang melihat lalu menggosipkan yang tidak - tidak. Aku

tidak ingin nama baik orang tua ku buruk.

"Jangan peluk, nanti ada yang lihat"

Kenapa selalu seperti ini, aku luluh padanya lagi dan

lagi. Bukan hanya sekali atau dua kali. Ini sering terjadi setiap kali aku

pura-pura marah atau cemburu untuk meminta putus.

Dan anehnya, itu terjadi setiap kali aku menatap

matanya. Ada rasa tak tega meninggalkan nya. Ia terlihat sangat menyayangiku.

Dan juga, aku takut dia berbuat lebih nekat lagi.

Entahlah,,

Apapun itu, aku harus cari cara lagi agar bisa putus

dengannya.

Tapi apa?

Selama ini sudah ku coba segala cara, namun selalu

gagal. Belum ada ide yang muncul lagi di otakku.

Sepertinya, aku harus menjalani hubungan ini lagi

sampai aku mendapatkan ide lagi.

Ya Allah,, bantulah aku...

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY