/0/15493/coverbig.jpg?v=f291cea54aae5cca52f695f25c5a2dd9)
Dicampakkan istri, dicintai gadis bayaran senilai 50 Ribu.
"Lima puluh... Bang, Mas, sini aja lima puluh udah sama kamar full servis!"
"Sini aja, tiga ratus, tiga hari tiga malam!!"
Melambai-lambai, berteriak, menghalangi pengendara di jalanan temaram, para wanita-wanita tersebut bak menawarkan dagangan pada si pembeli. Bukan dagangan biasa yang mereka gadaikan, melainkan tubuh mereka sendiri.
Era saat ini memang sangat sulit hanya untuk bertahan hidup. Apalagi untuk rakyat biasa seperti gadis-gadis malang itu. Terlahir dari keluarga yang minim pendidikan juga sangat condong pada tradisi zaman kuno, membuahkan hasil yang sangat diluar prediksi. Anak-anak yang kehilangan edukasi dini, kini berpetualang di dalam gelapnya realita. Terbiasa, hingga tidak ada lagi keluhan pada dunia. Merasa bebas, bahkan tidak ada tangis jika banyak ucap yang terkadang menancap dada.
Salah satu dari gadis malang itu adalah Andara. Gadis berambut panjang, berwajah bulat, dengan mata yang mengkilap. Tinggi tubuhnya umum orang Indonesia. Yang membuat Andara terasa seperti bukan orang lokal, adalah warna skin tonenya. Putih bersih tidak ada noda sedikit pun. Itulah yang kadang membuat orang-orang salah menebak negara kelahiran Andara.
"Mas, lima puluh aja nih. udah ful servis!" ujar Andara, kala mobil berwarna hitam melambatkan laju kendaraan di depannya. Andara melirik ke dalam mobil lewat kaca. Masih terdengar memaksa si empunya mobil untuk menerima tawarannya.
"Lima puluh aja. Bebas deh mau gaya apa aja. Cus... gue pesanin kamarnya," ucapnya lagi, usai kaca mobil turun.
"Maaf?" ucap sosok pria yang ada di belakang setir, bingung.
"Duh ribet banget sih, lu! Mau apa nggak nih? Kalau nggak biar gue cari yang lain!" cerocos Andara sewot.
Sosok pria berkacamata bening di sana tetap saja bergeming. Sebelum akhirnya dia menangkap sesuatu hal yang asing di depan matanya, yakni kumpulan para wanita yang berbaris di jalanan menghentikan para pengendara terutama para kaum adam. Lantas pria itu kembali melirik Andara di sampingnya yang kelihatannya masih menunduk.
"Baiklah, saya pesan," ucap pria itu kemudian.
"Nah gitu dong. Jangan banyak mikir. Mau berapa malam nih? Biar gue pesanin kamarnya." Andara bertanya dengan nada nakal.
"Hm... satu malam saja. Berapa yang harus saya bayar?" jawabnya sambil bertanya.
"Lu kaya tapi bloon ye. Udah gue bilang satu kali main itu lima puluh doang. Kalau dua ya kali aja. Gimana sih?" kesal Andara. Gadis itu beralih mengibaskan tangannya. "Udah, jangan banyak mikir. Lu parkirin mobil aja dulu, abis itu masuk ke dalam hotel. Ntar gue bilangin sama si mbaknya buat nunjukin di mana letak kamar kita. Gue prepare dulu. takut lu kecewa ntar. Oke?"
Andara segera berlari kecil masuk ke dalam gedung yang tak terlalu besar. Di dalam box lampu yang di pajang di sana, tertera nama hotel Yara yang memfasilitasi dua belas kamar. Kembali mata legam milik pria itu menatap ke muka gedung, yang mana baginya lebih layak tempat untuk peliharaannya.
Sesuai apa kata Andara tadi, pria tersebut mendaratkan mobilnya di tempat parkir yang tersedia. Dia mulai berjalan memasuki hotel yang seadanya. Namun, belum juga dibungkus seluruhnya ke dalam gedung tersebut, sang pria di hentikan oleh dering ponsel. Dia menjeda langkah, guna melihat siapa yang menghubunginya di jam tidur seperti ini.
"Ada apa?"
"Kau sedang tidak di rumah?" tanya sosok di seberang telepon.
"Katakan saja, apa yang kamu mau kali ini?" Suara datar pria itu terdengar begitu berat.
"Aku akan ada pertemuan dengan salah satu anak perusaan yang akan menjalani kerja sama dengan Dubai Mall. Aku hanya mau mengatakan, kalau aku tidak akan pulang selama dua hari. Aku hanya khawatir ada yang mencariku," jelas si lawan bicara.
"Lagi? Kamu baru pulang pagi tadi, bagaimana bisa kamu pergi lagi?"
"Sudahlah, Risyad! Lakukan apa yang kau mau. Selama ini juga kan seperti itu. Kenapa kau terlihat tidak setuju kali ini?"
Pria bernama Risyad tersebut memijat pelipisnya seraya menghela napas begitu berat. Tampaknya sangat lelah dengan jawaban demi jawaban yang sang lawan lontarkan.
"Aku ini suamimu, kapan kamu akan bersikap layaknya seorang istri?" tanya Risyad lagi, mencoba berdamai dengan nada perang intonasi suaranya.
"Memangnya siapa yang tidak mengakui kalau aku ini istrimu?"
"Shama, bukan begitu."
"Sewa saja perempuan jika kau memang membutuhkannya. Aku sudah bilang, aku tidak akan melarang apa pun, asalkan permainanmu terlihat cantik. Sudah cukup, aku mau istirahat dulu. Selamat malam."
Panggilan terputus. Risyad nyaris saja membanting ponsel, jika tak ingat tentang perjanjiannya barusan dengan gadis yang tidak dia kenali sebelumnya.
Sesabar apa pun Risyad menghadapi istrinya, tetap saja ada perasaan gusar dalam dada. Sudah dua tahun dia menikahi Shama, tapi tetap saja Risyad tidak pernah mendapatkan haknya sebagai seorang suami. Sampingkan tentang hak biologis, untuk sekadar dicintai balik oleh shama saja tidak pernah dia dapatkan.
Risyad mengembuskan napas cukup berat. Sadar akan janjinya tadi, laki-laki pemilik mata legam mengkilap itu pun berjalan menuju tempat yang gadis itu katakan. Sesuai pesan apa yang tadi dia dapatkan. Ada seorang karyawan hotel yang menyuruh Risyad untuk datang ke kamar nomor sembilan di lantai tiga. Meski tak ada niat sama sekali untuk melakukan hal ini, nyatanya Risyad terlanjur gerah akan keadaannya hingga dia memutuskan untuk mencari ketenangan.
Kamar nomor sembilan kini ada di depan matanya. Tak harus mengetuk harusnya, hanya saja, Risyad terlahir dari keluarga konglomerat yang menjunjung tinggi etika dasar. Jika bukan kamar atau rumahnya, maka ruangan yang harus dimasuki harus diketuk lebih dulu.
"Masuk aja, Bwaaanggg...." seru gadis dari dalam sana. Nada bicara itu ... nakal.
Risyad sempat menaikkan alisnya, entah merasa jijik atau sekadar geli mendengar sahutan itu. Begitu tangannya memutar kenop pintu dan membiarkan sepasang matanya menatap ke dalam sana, tiba-tiba saja pria tinggi itu tersedak ludahnya sendiri begitu mendapati potret Andara yang sedang berbaring di atas ranjang dengan busana malam pertama ala pengantin baru, ditambah gaya sensual yang dibuat-buat.
"Apa-apaan ini?" Risyad jadi bingung. Dia buru-buru menggeleng cepat sambil menutup pintu kamar mengurung niat untuk masuk. "Shit! Ini salah Risyad, ini tidak benar!"
Bersamaan dengan kekhilafan yang muncul entah dari mana, tiba-tiba saja dering ponselnya terdengar lagi. Risyad segera menjawab panggilan lantas segera berlari dari tempatnya usai mendengar pernyataan dari seseorang di balik telepon. Dia meninggalkan Andara yang sudah bersiap, dan juga sudah menghabiskan modal untuk memesan kamar.
Segera mungkin Andara beranjak dari tempatnya, begitu melihat Risyad tak jadi masuk. Andara sempat melihat kepergian Risyad yang terlalu cepat. Bahkan pria itu pergi tanpa membayar lebih dulu atau bahkan tanpa embel-embel pamit. Sial! Andara kena tipu lagi?
"Anjir... main pergi aja dia. Woiiii bayar dulu! Dasar cowok, Anjing!" pekik Andara, marah.
Andra sudah bercerai tiga kali dan terus saja dengan perkara yang sama. Tiba di malam pertama, dirinya akan diceraikan oleh istri-istrinya. Bertemunya Andra dengan Antari, membuatnya ingin menutup segala kejengkelan hidup dengan mengajak perempuan itu menikah kontrak.
Benara tidak menyadari kalau perempuan yang dia jadikan pacar pura-pura didepan ayahnya rupanya istri orang. Akan tetapi, setelah tahu bagaimana cara laki-laki yang bersama Laras tidak begitu baik untuknya, kesempatan pula untuk Benara mendekati Laras dengan cara ugal-ugalan.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
CERITA DEWASA GARIS KERAS! Ketika seorang mafia yang keji menaruh dendam pada wanita yang pernah dia cintai karena sebuah penghianatan. Sebuah jerat licik dia persiapkan untuk menghancurkan keluarga kecil dari wanita yang dia cintai itu tanpa rasa iba. Akankah Amanda sanggup mengalahkan arogansi dan kekejihan seorang Dominic Rodrigues. Tanggal satu akhirnya tetap tiba, Amanda harus kembali datang menemui Dom untuk membayar hutang suaminya atau kalau tidak Dom akan kembali memotong jari suami Amanda satu-persatu. "Puaskan aku, aku tidak mau kau hanya berbaring dan tertelungkup seperti batu!" "Ini hanya se*x kita tidak bercinta!" tegas Amanda. "Terserah apa yang kau ucapkan!" Cerita ini akan mengandung banyak misteri, dendam, kebencian dan plot yang kupastikan tidak akan bisa ditebak oleh pembaca. Rasakan sensasi membaca cerita roman dewasa yang lebih menantang. Siapkan jantung yang sehat! (Aku hanya akan menulis cerita dengan karakter wanita-wanita yang tangguh, karena aku ingin semua wanita menjadi hebat!)
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?