Suara Renata kini mendesah saat ciuman pria muda itu mendarat di lehernya, sambil tangannya kini meremas buah dadanya yang tertutup kaos oblong itu, sofa yang sudah tua di ruang tamu di rumah sederhana itu nampak sesak dan bergoyang saat dengan nakalnya tangan Eka meremas dan memilin sekujur tubuh gadis itu "Maaaas....."
CINTA SEINDAH KEMBANG SETAMAN
"Mas, jangan nakal ih..."
Suara lembut dari bibir Renata memperingatkan pria muda yang masih menggunakan seragam sekolah SMA itu, karena jari bocah ini nakal dan mulai masuk ke dalam roknya, tangannya mencubit lengan Eka, agar tidak masuk-masuk lagi.
"nakal...." Sambil senyum gemas
"pengen pegang"
"jangan Mas, nanti kebablasan..."
"bentar aja..."
"ngga sayang..."
"hmmmmmmm" suara Renata kini mendesah saat ciuman pria muda itu mendarat di lehernya, sambil tangannya kini meremas buah dadanya yang tertutup kaos oblong itu, sofa yang sudah tua di ruang tamu di rumah sederhana itu nampak sesak dan bergoyang saat dengan nakalnya tangan Eka meremas dan memilin sekujur tubuh gadis itu
"Mas....." tegur Renata lagi
Tangan Renata mencoba menahan tangan Eka yang sudah masuk ke dalam behanya
"ampun ih, nakal banget sih tangannya sayang...." Dia mulai meringis nikmat saat tangan Eka masuk dan meremas buah dada dan putingnya....lalu Eka mencoba mengangkat bajunya keatas, dan mengangkat beha sederhana milik Renata, dan begitu buah dada dan masih mengkal itu keluar, langsung disambut dengan sedotan mulut Eka.
Dengan ganas Eka melumat buah dada Renata, kini dia mulai menindih Renata, gadis itu hanya bisa pasrah, den kini membelai rambut Eka, meringis dan menggigit bibirnya saat bibir Eka menghisap buah dadanya berganti gantian.
Namun saat tangan Eka mengangkat roknya, Renata dengan cepat menahannya.....
"jangan nakal Mas....cukup yah..."
Eka hanya manyun....
"lihat doang..."
"hmmmm nanti lihat-lihat ujungnya megang....trus lanjut deh..." sambil mencubit pipinya Eka dengan gemes....
"ayang....yuk...." masih mencoba membujuk dia
"ngga Mas...." Sambil senyum melihat wajah Eka, bocah ganteng yang mengisi hatinya selama ini.... "nanti kebablasan.."
Renata mencium pipinya dengan mesra...
"udah belajar belum? Ujian akhir sebentar lagi lho...?"
"udah dong..."
"besok aku test yah...."
"siap...."
"UTS kemarin bagus, kali ini ujian akhir harus bagus...."
"apalagi kali dikasih penyemangat dengan lihat yang ini " Eka membelai bukit disela paha dari luar rok
Renata menjerit.....
"Nakal yah..."
"udah ah....nanti ibu datang ngga enak lihat kita lagi begini..."
Eka masih manyun dan agak ditekuk mukanya...
"ih..nyebelin..." Renata mengacak acak rambut Eka
"belajar dulu konsentrasi....khan mau jadi perwira polisi?"
"nanti abis ujian yah..." tawar Eka...
Renata tertawa......
"nanti kalau sudah jadi perwira polisi pasti sudah lupa sama aku..." ujar Renata
"ngga lah..." jawab Eka dengan cepat....
"boong...."
"beneran"
"itu teman aku si Mira, dulu cinta sekali sama pacarnya Yosi, Yosi juga gitu, eh pas kuliah di Jogja, malah kecantol sama cewe Bali...." Sambil memalingkan wajahnya
"aku ngga..." jawab Eka dengan polos dan jawaban khan bocah...
Renata tersenyum...
"biar waktu yang menjawab....kalo sudah polisi... mana ingat sama aku yang miskin ini...'
Eka langsung bangun dan memeluk Renata
"aku janji dan sumpah sama Ayang, ngga akan lupa dan tinggalin Ayang...apapun yang akan terjadi..." serius jawabnya sambil melihat wajah Renata.... Dia lalu memeluk erat Renata dan mencium bibirnya dengan penih kemesraan....
"yuk.... Nanti Mas dicariin Eyang Uti..." ajak Renata
Meski masih berat hati, Eka berdiri dan merapihkan bajunya, lalu mengambil tasnya, jaketnya lalu berjalan ke depan dan segera menuntun RX King nya, lalu Renata menunci pintu rumah, dan naik di belakang boncengan.
"nanti aku ngga usah di warung yah, ngga enak dilihat Ibu" ujar Renata
"oke sayang"
Motornya lalu segera berlalu, Renata memeluk erat kekasihnya itu... dan mereka menelusuri jalanan menuju ke warung nasi tempat ibunya Renata berjualan....
Renata Glacia Adistia, berusia 21 tahun, dengan tinggi 162 cm merupakan gadis yang berparas manis, wajahnya yang imut dan cantik khas Jawa, berkulit sawo matang, mulus, sederhana dan periang ini adalah putri satu satunya dari Ibu Yulinda dan Mirza. Mungkin orang akan bertanya-tanya kok namanya berbeda sekali dengan nama bapaknya dan ibunya.
Renata lahir dari keluarga yang sangat sederhana, ibunya berjualan di dekat perempatan jalanan berupa nasi dan lauk matang, bapaknya bernama Mirza meninggal saat Renata berusia 8 tahun, ibunya lalu memilih untuk melanjutkan hidup tanpa menikah lagi, meski usianya masih 32 tahun saat suaminya meninggal, kini diusia 45 tahun dia lebih memilih untuk fokus dengan jualan nasinya, meski hanya sekedar menyambung hidup.
Neneknya Renata, bernama Warsini kini berusia 66 tahun, bekerja di keluarga Bapak Dionisius Prasetya alm dan Ibu Sri Wulandari 68 tahun, yang merupakan pensiunan kepala sekolah SD. Bapak Dionisius adalah pensiuan Kepala Dinas PU di Kabupaten, sehingga keluarga ini merupakan keluarga aparatur sipil negara.
Suaminya Karsono sendiri seringnya ke kawasan Malang untuk membantu menjaga kebun apel disana milik sanak familinya, dan pulang hanya sebulan, atau dua minggu sekali menengok familinya di Blora, kadang malah sampai 3 bulan baru pulang menengok istri, anak dan cucunya.
4 anak dari pasangan Pak Dionisius dan IBu Wulandari ini semua jadi dan sudah tinggal terpisah, kecuali anak tertua Abimanyu dan istrinya Citra Adiningrum yang masih suka tinggal dirumahnya, di Blora ini, karena tugasnya Abimanyu selaku Kapolsek di kecamatan yang tidak begitu jauh dari rumah orangtua.
Sedangkan anak-anak lain yaitu
Anggeraini Kiran Tanaya
Aditya Bhanu Bagaskara
Anindya Nasywa Wulandhany
Semua sudah menikah dan tinggal terpisah baik di Jakarta, Tangerang, Bali dan Bandung.
Abimanyu sendiri memiliki dua anak yaitu Eka Putra Prasetya 18 tahun saat ini duduk di SMA kelas III IPA, dan adiknya Batari Indri Dwitya 13 tahun di kelas 2 SMP. Jika Batari atau Tari ikut dengan ibunya ke rumah dinas bapaknya, maka Eka lebih senang tinggal dengan neneknya.
Ibu Warsini, neneknya Renata sudah puluhan tahun mengabdi di kelurga Ibu Sri Wulandari, kurang lebih 25 tahun dia mengabdi, bahkan saat Abimanyu belum menikah, dia sudah bekerja sebagai ART di rumah Ibu Sri Wulandari.
Makanya, saat anaknya melahirkan, atau cucunya, dia meminta restu ke Ibu Sri Wulandari untuk memberi nama nama perempuan itu, dan diberilah Nama Renata Glacia Adistya. Dan 3 tahun kemudian Abimanyu dan Ningrum melahirkan anak pertama mereka yang diberi nama Eka Putra Perdana.
Karena sejak kecil Renata sering diajak neneknya main ke rumah majikannya, akhirnya jadi dekat dengan neneknya Eka, dan Renata yang dituntut menjadi dewasa sebelum waktunya, akhirnya lebih sering menjadi babysitter untuk Eka dan Tari, dan saat Tari diajak pindah ikut bapaknya tugas, Eka yang dulunya sewaktu SD sering ikut, waktu sudah SMP memilih tinggal dengan neneknya saja.
FLASH BACK
Sebagai seorang perwira kepolisian, Abimanyu atau yang suka disapa Abi, berkeinginan agar Eka putra pertamanya itu jadi polisi seperti dirinya, tapi bukan lewat SPN seperti yang dia jalani, tapi dia ingin anaknya masuk Akpol di Semarang, agak bisa langsung menjadi Perwira dan jenjang karirnya akan lebih cepat.
Untuk itu, dari SMP semua latihan fisik, mulai dari silat, karate, taekwondo hingga jujitsu semua dijejelin ke diri Eka, dan Abi mendidik anak itu dengan keras sekali, dia ingin anaknya tahan banting, pemberani dan bisa jadi pelindung keluarganya.
Namun namanya anak laki, apalagi dengan didikan ala militer, tentu bandelnya juga tidak main-main, dan itu yang membuat Abi suka marah. Dia ingin anaknya keras dan disiplin tapi terarah, bukannya jadi liar.
Namanya sabetan sabuk, sapu lidi atau pukulan dan tendangan sudah biasa mendarat di badan anaknya, dan ini membuat Eka tumbuh menjadi anak yang pemberani dan sangar, bagi dia pukulan dan tendangan dari bapaknya sudah biasa, malah dia rasa aneh jika bapaknya tidak marah dalam seminggu.
Dia kemudian seperti jadi pemimpin kecil di tengah kawan-kawannya. Ditambah dengan tinggi dan badannya yang bongsor sejak SMP, membuat dia sangat ditakuti di sekolahnya, selain badannya yang lebih besar dari kebanyakan anak-anak sebayanya, kemampuan bela dirinya juga membuat banyak anak-anak SMP keder menghadapinya.
Namun biarpun demikian, Eka memiliki paras yang ganteng dengan tinggi menjulang hingga 180 cm, yang diwarisi dari ibunya, membuat Eka banyak disenangi oleh gadis-gadis di sekolahnya. Ditambah lagi dengan kedudukan sebagai anak perwira polisi, membuat dia popular.
Meski bandelnya kadang diluar batas, namun satu-satunya yang membuat dia nurut hanyalah Renata, kakak kelas, mentor, dan juga babysiternya dia selama ini. Dekat dari dia masih kecil, kedekatan mereka semakin lengket saat kelas II SMP saat dia mulai dekat dan mulai puber, dan Renata kelas II SMA.
Yang dia rasakan ialah rasa tidak ingin jauh dari Renata. Dia akan marah jika melihat Renata dekat dengan cowo lain, dan Renata sadar dengan itu. Tak jarang Eka marah dan ngambek jika kemauannya tidak dituruti oleh Renata.
Kelas III SMP perilaku Eka semakin menjadi. Untungnya, Renata bisa membelokan pubertasnya kearah positif, meski bandel Eka termasuk cerdas, dan Renata pun demikian, meski dari keluarga tidak mampu, dia selalu ranking di kelasnya, sehingga dalam banyak pelajaran, Renata yang suka membantu Eka.
Renata selalu menuruti keinginan Eka, asalkan Eka belajar dan nilainya bagus, dan Eka pun nurut. Hasil prestasi itu membuat neneknya Eka senang, maklum dia hampir tidak punya waktu mengajarkan Eka, ditambah dengan anak tersebut tidak ingin ikut bapaknya dan ibunya, Eyang atau neneknya lebih banyak memanjakan Eka karena dia suka sedih dengan didikan keras Abi ke cucunya.
Bagi Renata, rasa cemburu Eka dianggap di awal awal hanyalah kolokan biasa, ke dirinya yang dianggap kakak. Hingga ada suatu kejadian yang merubah semuanya itu dan dia lalu menganggap bahwa ada yang berbeda dari bocah ini.
Suatu hari Renata pulang dengan teman-temannya, salah satu pria yang naksir dengannya itu namanya Triyono, memang sedang mendekatinya, dan siang itu mereka pulang bersama ramai-ramai dengan teman SMA berjalan kaki.
Tidak lama muncul Eka dengan seragam smpnya naik RX King, dia lalu meminta Renata naik dengannya.
"mas, aku pulang dengan teman-teman aja..." panggilan Renata ke Eka meski dia lebih muda dari Renata
"ayoo..." bersikeras Eka
Anak-anak SMA langsung meledek Renata, dan juga Triyono yang dikatain cemen karena membiarkan gadis incarannya dijemput anak SMP. Triyono yang panas lalu menyuruh Eka pulang duluan, tapi Eka bersikeras. Pertengkaran langsung pecah disitu, dan Eka meski anak SMP dia berani melawan anak SMA, dan hari itu dia dikeroyok oleh Triyono dan teman temannya yang kesal dengan tingkah Eka, sehingga Renata harus turun tangan menengahi perkelahian itu.
Dalam perjalanan pulang Eka yang bibirnya berdarah gara-gara dipukulin anak-SMA hanya diam, dia dengan kencang melarikan motornya dan hanya diam sepanjang jalan, menurunkan Renata di rumahnya, dan langsung jalan kembali.
Besoknya, di depan pintu gerbang SMA, Eka dan belasan anak buahnya, dengan pakaian SMP nampak berjaga jaga, mereka semua tertuju ke depan gerbang, menunggu rombongan kelas III IPA yang akan keluar.
"aku nda sabar lihat lihat kamu berantem lagi, Boss.." ujar kawannya Piki ke Eka, yang matanya tajam menetap ke gerbang, menunggu buruannya muncul
"ini urusan aku, kalian diam aja. Kalo mereka keroyokan baru sikat." Perintahnya lagi. Eka merupakan pimpinan di rombongan SMP ini, badanya yang tinggi besar dan kemampuan bela dirinya membuat dia sangat disegani.
Benar saja, begitu rombongan kelas III IPA keluar, dan melihat Triyono dan teman-temannya muncul, dengan cepat dia lari mengejar. Melihat rombongan yang banyak itu, teman-teman Triyono keder juga.
"jangan turut campur, kalau kalian turut campur aku ratakan semua..." ancam Eka...
Tanpa berbasa basi dia langsung mengayunkan kakinya ke perut Triyono, diiringi dua kali pukulan telak ke wajah dan dadanya, langsung Triyono tumbang diiringi sorakan anak buah Eka.....
Begitu selesai dan karena ada guru-guru yang ikut keluar mendengar perkelahian itu, mereka langsung berhamburan naik motor mereka masing-masing.
"awas kalian berani ganggu Renata lagi..." ancam Eka....
Renata yang mendengar pemukulan itu langsung datang ke rumah nenek Eka, dan memarahi Eka, dengan santai Eka berkata
" jik ada lagi yang berani dekatin, nasibnya akan sama"
Renata bingung dan hanya menggelengkan kepala.
Karena melihat perilaku Eka yang agak agresif dan cemburuan, akhirnya Renata memutuskan untuk mengikuti apa kemauan Eka, dengan syarat Eka harus mau belajar, jadi ranking dan mengurangi kegiatan ributnya.
2 hal pertama dia bisa ikutin, tapi hal yang terakhir sering kelewatan. Jika ada temannya yang diganggu atau dipukul anak sekolah lain, Eka selalu turun membantu, namun Renata bisa memakluminya, buat dia yang penting Eka mau belajar.
Selepas SMA, karena keterbatasan biaya, Renata memilih membantu ibunya berjualan, atau kadang membantu neneknya jika ada kerjaan lebih di rumah Bu Wulandari. Dia sempat mencoba untuk mencari pekerjaan di toko atau di mini market, namun kelakuan Eka yang cemburuan dan emosian, membuat dia mengurungkan niatnya. Dia tahu Eka ini nekatan sifatnya.
Neneknya Eka tahu kedekatan mereka berdua, secara tersembunyi, Bu Sri Wulandari memanggil Renata, lalu berbicara agar mau mengarahkan Eka, karena memang Eka hanya mau dengar apa kata Renata, dan jiak Eka sudah kuliah, mungkin Renata bisa sedikit terbebas.
Tanpa disadari kedekatan mereka berdua yang tiap hari bersama, akhirnya menumbuhkan bibit cinta. Teman-teman Renata sendiri banyak yang menyukai Eka, tentu karena parasnya yang ganteng, dank arena selalu bersama tanpa Renata sadari rasa itu tumbuh dengan berjalannya waktu.
Cemburunya Eka diikuti dengan sikap gentlenya, mulai dari rajin belajar, tidak terpengaruh dengan pergaulan yang aneh-aneh, dan yang utama yang buat Renata jatuh hati akhirnya ialah, cara dia memperlakukan Renata seperti seorang ratu dihatinya.
Ponsel Eka dan semua kontak serta sms yang masuk semua dengan mudah dibuka dan diakses Renata, bahkan jika ada teman ceweknya yang menelpon dari sekelaspun atau dari kelas lain, Renata yang diminta menjawabnya.
Dia pun tidak malu-malu mengajak Renata yang nota bene gadis sederhana, dari keluarga yang biasa aja, bahkan bisa dibilang cucu pembantu rumahnya Eka, untuk jalan kemana mana, termasuk jika nongkrong dengan teman-temannya yang ABG.
Kelas II SMA, pertama kalinya Renata mengijinkan Eka mencium bibirnya.... Dan ketika kelas III SMA cumbuan mereka semakin dalam dan jauh, buah dada dan payudaranya Renata sudah menjadi menu santapan wajib setiap mereka bercumbu....
Dan belakangan ini menjelang akhir di SMA, kelakuan Eka makin membuat Renata pusing, tangannya semakin sering masuk kedalam rok atau celana Renata, dia seperti ingin mencoba melihat atau merasakan sesuatu yang lebih dalam lagi daripada yang sering mereka lakukan....
Bersambung
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Ciumannya kini turun ke perut yang mulus dan rata, lidahnya bermain di pusarnya, dan tangannya lalu menurunkan celana dalam yang jadi kain terakhir yang menempel ditubuh Endah, dan wanita itu mengangkat pantatnya agar Asaln dengan leluasa membuka celana dalamnya. Rimbunan semak belukar hitam menyapa tatapan Aslan, dan mata yang malu terlihat diatas sana agak samar dirundung birahi, apalagi saat dengan lembut Aslan membuka lebar pahanya, sehingga aroma kewanitaan yang segar dan alami pun menyeruak membuat nafsu kelakilakian seorang Aslan semakin membara Dengan lembut bibirnya mencium gundukan bukit rimbun dan hitam itu….. Belahannya kemudian terlihat memerah mengintip, serta bagian daging kecil yang memancing bibir Aslan untuk menyentuhnya “Auhg,,,,,, abang…..”
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.
Neneng tiba-tiba duduk di kursi sofa dan menyingkapkan roknya, dia lalu membuka lebar ke dua pahanya. Terlihat celana dalamnya yang putih. “Lihat Om sini, yang deket.” Suradi mendekat dan membungkuk. “Gemes ga Om?” Suradi mengangguk. “Sekarang kalo udah gemes, pengen apa?” “Pengen… pengen… ngejilatin. Boleh ga?” “Engga boleh. Harus di kamar.” Kata Neneng terkikik. Neneng pergi ke kamar diikuti Suradi. Dia melepaskan rok dan celana dalamnya sekaligus. Dia lalu berbaring di ranjang dan membentangkan ke dua pahanya.
Sekali-kali Aida melirik padaku dan mengangkat alis kirinya memberi kode. Dari posisi jongkoknya aku bisa melihat semua isi dalam bagian rok daster itu. Paha putih mulusnya yang padat mengangkang hingga aku bisa melihat permukaan celana dalam berwarna krem-nya yang tebal tembem abis. Bahannya cukup tipis hingga sinar matahari sore cukup menerangi pemandangan indah yang spektakuler. Ingin kubernyanyi…”Disana… tempat lahir beta…” dengan suara nge-bass dan nyeruduk nyungsep di situ kalau gak ingat-ingat. Jakunku naik-turun berulang kali karena aku meneguk ludah berkali-kali karena aku kehausan sekarang. Haus oleh yang enak-enak sekarang.
Kesalahan satu malam, membuat semuanya menjadi hancur lebur. Miranda berawal hanya bersenang-senang saja, tapi sialnya malah dia terjebak malam panas dengan Athes Russel. Hal yang membuatnya semakin kacau adalah pria itu merupakan teman bisnis ayahnya sendiri. “Kita bertemu lagi, Miranda,” bisik Athes serak seraya memeluk pinggang Miranda. Miranda mendorong tubuh Athes keras. “Shit! Menjauh dariku, Jerk!” Athes terkekeh sambil membelai rahang wanita itu. “Bagaimana bisa aku melupakanmu? You’re so fucking hot.” *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Cerita ini hanya fiksi belaka. Karanga author Semata. Dan yang paling penting, BUKAN UNTUK ANAK2. HANYA UNTUK DEWASA. Cinta memang tak pandang tempat. Itulah yang sedang Clara rasakan. Ia jatuh cinta dengan ayah tirinya sendiri bernama Mark. Mark adalah bule yang ibunya kenal saat ibunya sedang dinas ke Amerika. Dan sekarang, ia justru ingin merebut Mark dari ibunya. Gila? Tentu saja. Anak mana yang mau merebut suami ibunya sendiri. Tapi itulah yang sekarang ia lakukan. Seperti gayung bersambut, Niat Clara yang ingin mendekati Mark diterima baik oleh pria tersebut, apalagi Clara juga bisa memuaskan urusan ranjang Mark. Akankah Clara berhasil menjadikan Mark kekasihnya? Atau lebih dari itu?
Warning!! Khusus 21+ (gdhp) Ig: divelmia Nama ku revi aku lahir dari keluarga yang harmonis, namun kejadian itu mengubah ku menjadi penggila sex. Selama ini aku hidup di lingkaran kegelapan apa pantas wanita seperti ku mendapatkan pria baik?
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”
Bagi lelaki lain, menikahi gadis muda adalah keinginan besar mereka, tapi tidak dengan Rayyan, duda berumur 32 tahun yang di paksa oleh ibunya supaya menikahi Mayra. Mayra gadis berumur 19 tahun dan bekerja sebagai guru PAUD sekaligus pengasuh anaknya Rayyan, Asyifa yang berumur 4 tahun. Asyifa, tidak mau belajar dengan guru mana pun, hingga akhirnya bertemu dengan Mayra yang sangat menyukai anak-anak, hingga akhirnya mereka sangat dekat. Melihat kedekatan Mayra dan Asyifa, Ibunya Rayyan meminta Rayyan supaya menikahi Mayra sebagai ibu sambungnya Asyifa, akankah permintaan ibunya Rayyan terwujud?