/0/15965/coverbig.jpg?v=f4451d1adfe2f2e7d0ad277131048267)
21+ Albern Barnard, seorang pria keturunan Inggris dan Indonesia, yang menjadi King of Mafia di Negara Italia, tetapi berkedok pembisnis di Negara Indonesia. Albern yang dipanggil King AB oleh anak buahnya itu, kini tengah memburu seorang pria Indonesia yang bernama Reno. Ia ingin membalaskan dendamnya atas kematian sang kakak karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Reno. Albern membunuh Reno di hadapan istrinya yang tengah hamil tua. Istri Reno tersebut bernama Harnum. Tragedi berdarah yang dilakukan oleh Albern terhadap Reno di hadapan Harnum, membuat wanita tersebut kontraksi. Harnum meminta tolong kepada Albern, tetapi Albern tidak menghiraukannya. Hingga membuat Harnum mengalami pendarahan hebat dan akhirnya mengakibatkan kandungannya mengalami stillbirth atau kelahiran mati. Harnum sangat membenci Albern atas perbuatannya tersebut, tetapi Albern tidak melepaskan Harnum, dia justru mengurung Harnum di sebuah rumah tua di hutan. Setiap harinya Harnum ia siksa.
"Tolong! Jangan kau bunuh suamiku! Aku sedang hamil tua. Jika suamiku tiada, lalu bagaimana nasibku dan anakku nanti."
Seorang wanita yang tengah hamil tua, merangkak di bawah kaki seorang laki-laki, yang sedang berdiri sembari menginjak dada suami wanita tersebut.
"Harnum, istriku," ucap laki-laki yang sedang sekarat tersebut.
Wanita yang bernama Harnum itu, beralih merangkak memeluk tubuh suaminya yang sudah berlumuran darah.
"Mas Reno, tolong bangun, Mas! Jangan tinggalkan aku." Harnum menangis sembari memeluk tubuh sang suami.
"Tuan, tolong jangan kau sakiti istriku dan anakku. Tolong kau lepaskan mereka," ucap Reno dengan penuh permohonan.
Tetapi laki-laki yang sedang menyiksanya itu, tidak bergeming. Laki-laki itu justru semakin menekan dada Reno.
"Uhuk! Uhuk!"
Reno terbatuk-batuk, dan batuk darah. Harnum langsung mengangkat kepala sang suami dan diletakkan di atas pahanya. Harnum membelai-belai kepala dan wajah Reno, dengan berlinangan air mata.
"Harnum, Sayang. Cepat kau pergi dari tempat ini, selamatkan dirimu dan anak kita!" titah Reno.
"Tidak, Mas. Aku tidak akan pergi kemanapun juga! Biarkan aku tetap disini bersamamu. Kita akan mati bersama, Mas," ucap Harnum.
"Jangan berbicara seperti itu, Sayang. Setidaknya kau pikirkan anak kita, karena masa depannya masih panjang," ucap Reno.
Albern Barnard, laki-laki yang tengah menyiksa Reno tersebut, semakin dibuat naik pitam melihat perlakuan dan cinta Reno yang begitu besar terhadap Harnum.
"Aku tidak akan membiarkan istri dan anakmu hidup dengan tenang, laki-laki keparat! Jika kau mati, maka istrimu yang akan aku jadikan bahan untuk pelampiasan dendamku," batin Albern.
Albern merogoh pinggangnya, yang terdapat senjata, yaitu sebuah pistol yang berjenis SIG Sauer P226. Pistol yang berkekuatan dan berkualitas tinggi tersebut, langsung diarahkan ke dada Reno.
"Jangan! Aku mohon jangan lakukan itu pada suamiku! Lebih baik kau bunuh aku saja!" Harnum memeluk tubuh Reno dengan erat.
"Istriku Sayang, tolong pergilah dari sini! Aku sangat mencintaimu dan buah cinta kita," ucap Reno.
"Tidak, Mas! Biarkan kita bertiga mati bersama," ucap Harnum.
Albern yang sedari tadi menahan emosinya, langsung menendang tubuh Harnum hingga bergeser jauh. Harnum memekik menahan sakit di perutnya, yang terasa kram.
Dor! Dor! Dor!
Suara tembakan sebanyak tiga kali, menggema di ruangan kosong tersebut. Darah bercucuran keluar dari luka tembakan Reno, hingga mengalir ke lantai. Harnum yang melihat pemandangan tersebut, berteriak histeris.
"Maas Renoooo ...! Tidak ...! Mas, jangan tinggalkan aku, aku mohon!" Harnum mengguncang-guncang tubuh Reno yang sudah tidak berkutik.
"Hahaha ... sekarang kau sudah berada di neraka, Reno! Seperti itulah yang dirasakan oleh Kakakku, ketika ia mati bunuh diri akibat ulahmu!" teriak Albern.
Telinga Harnum yang masih normal, mendengar ucapan Albern tersebut. Ia langsung berdiri dan menghadap pada Albern. Matanya yang merah, menatap nyalang dan penuh kebencian pada Albern.
Plak! Plak!
Harnum melayangkan tamparan pada wajah Albern. Albern merasa semakin emosi, ia mendorong tubuh Harnum hingga terjengkang.
"Aww! Perutku sakit sekali. Tolong ... tolong aku, se ... sepertinya ... a ... aku ... kontraksi. Aku akan melahirkan. Ahhh ... sakitt!! Tolong aku ...."
Harnum memohon kepada Albern, agar menolongnya. Tetapi Albern seakan tuli, ia tidak menghiraukan permohonan Harnum. Ia melangkahkan kakinya menuju lantai atas, dan meninggalkan Harnum serta mayat Reno.
"Apa peduliku. Walaupun wanita itu serta anak di dalam kandungannya mati, aku tidak peduli. Biarkan mereka semua merasakan kesakitan dan penderitaan yang dulu dirasakan oleh Kakakku, Ameralda," batin Albern.
"Mas Reno, suamiku. Perutku sakit sekali, Mas. Tolong aku dan anak kita." Rintih Harnum.
Darah semakin membanjiri lantai tersebut. Darah dari tubuh Reno dan juga darah yang keluar merembes dari pangkal paha Harnum.
***
"Toloonnggg ....!"
Harnum terus merintih dan meminta tolong kepada suaminya yang sudah menjadi mayat. Harnum juga berteriak meminta tolong pada Albern. Tetapi Albern tidak mempedulikannya. Pria itu sudah naik ke lantai atas.
"Toloonngg ....!" Harnum terus merintih.
Darah sudah memenuhi lantai di ruangan rumah kosong tersebut. Kaki Harnum sudah berlumuran darah.
"Tolong ...! Perutku sakit sekali, aku sudah tidak kuat rasanya. Mas Reno, suamiku ...." ucap Harnum.
Sementara itu di lantai atas, Albern terlihat sedang menghubungi seseorang. Setelah itu, ia menatap sebuah foto yang ada di dalam dompetnya.
"Kakak, aku sudah membalaskan dendammu kepada Reno, laki-laki yang telah menyakitimu dan mengkhianatimu, sehingga membuatmu bunuh diri. Dan kini, wanita yang telah merebutnya darimu itu, sudah berada dalam genggamanku. Aku akan menyiksa hidupnya," monolog Albern.
"Toloonnggg ....!" suara teriakan Harnum kembali terdengar.
Albern yang tengah melamun, sontak terkejut mendengar suara teriakan Harnum. Ia bergegas menyimpan kembali foto sang Kakak ke dalam dompetnya. Lalu setelah itu, ia bergegas turun ke lantai bawah.
Albern melihat Harnum yang sudah lemas tidak berdaya. Wanita itu sudah tergolek dengan wajah yang pucat pasi karena kebanyakan mengeluarkan darah.
"Hey! Bangun! Apa kau ingin menyusul suamimu itu untuk masuk neraka bersama, hah!" teriak Albern sembari menendang tubuh Harnum.
Tetapi Harnum tidak bergerak sedikitpun. Albern yang melihat itu, mengernyitkan keningnya. Dengan berat hati dan penuh keterpaksaan, Albern berjongkok dan memeriksa nadi Harnum.
"Dia masih hidup, berarti dia hanya pingsan. Aahh ... kau menjadi urusanku saja, segala pingsan. Kau sangat merepotkan!" batin Albern.
Tidak berapa lama kemudian, para anak buah Albern datang. Mereka itu yang tadi Albern hubungi.
"King, mayat ini akan dibuang dimana?" tanya Rully, salah satu anak buah Albern.
"Kalian buang saja mayatnya itu di laut! Dan ingat! Jangan sampai perbuatan kalian itu terendus oleh polisi!" ucap Albern dengan tegas.
"Baik King!" ucap semua anak buah Albern dengan kompak.
"King, biar saya saja yang membawa tubuh wanita ini." Rully berjongkok dan hendak menyentuh tubuh Harnum.
"Jangan berani-berani kau menyentuhnya! Jika tidak ingin aku remukkan tanganmu itu!" bentak Albern dengan tegas.
Rully langsung beringsut mundur.
"Maaf, King," ucap Ruly.
"Lebih baik kau ajak mereka untuk membuang mayat itu! Dan ingat! jangan sampai terendus polisi!" imbuh Albern sekali lagi.
"Baik, King!"
Rully dan teman-temannya itu, langsung menggotong tubuh Reno yang sudah dimasukkan ke dalam kantong mayat. Mereka langsung membawa mayat Reno menuju mobil.
Sementara Albern, ia kembali menatap tubuh Harnum. Dengan raut wajah yang sangat kesal. Albern terpaksa membopong tubuh Harnum.
"Ah, sialan! Tubuh wanita ini sangat berat sekali. Kau menyusahkanku saja, huh!" umpat Albern di dalam hati.
Albern langsung meletakkan tubuh Harnum di kursi belakang mobil. Ia tidurkan tubuh yang tidak berdaya itu. Setelah itu, ia segera mengendarai mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
Tidak butuh waktu lama, akhirnya Albern telah sampai di rumah sakit. Albern langsung membopong tubuh Harnum menuju ke dalam rumah sakit. Tim medis yang melihat itu, langsung berlari dan membawakan brankar untuk Harnum. Albern meletakkan tubuh Harnum di brankar tersebut. Tim medis itu langsung membawa Harnum menuju ruangan IGD, karena keadaan Harnum yang sudah sangat kritis.
Sementara Albern, ia hanya menatap ke arah Harnum dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah itu, ia berbalik arah untuk pergi meninggalkan rumah sakit tersebut. Tetapi, saat ia akan melangkah pergi, tiba-tiba dirinya dipanggil oleh seorang Suster.
"Tuan, tunggu!" panggil Suster tersebut.
TBC ( TO BE CONTINUED ).
21+ Irani Sanaya, harus kehilangan kesuciannya yang direnggut paksa oleh sang kekasih—Reynand Rabbani. Reynand Rabbani tidak bisa menerima keputusan sepihak yang Irani berikan kepadanya, yaitu mengakhiri hubungan mereka karena Irani akan menikah dengan pria lain demi membalas budi. Reynand pun akhirnya menyusun rencana. Dia menculik Irani, lalu menodainya sehingga membuat Irani mengandung benihnya. Akan tetapi, kecelakaan yang dialami oleh Reynand, membuatnya menjadi amnesia. Reynand lupa ingatan. Reynand melupakan Irani, dan melupakan tragedi yang pernah ia lakukan terhadap Irani.
Arkhan , seorang pemuda tampan, yang bekerja hanya sebagai supir pribadi di kota metropolitan Jakarta. Yang harus menikahi seorang wanita cantik, yang bernama Shireen, dan ia merupakan keturunan bangsawan. Wanita tersebut sengaja menikah dengan Arkhan, hanya untuk menerima hukuman dari taruhannya kepada teman-temannya. Tetapi, pada malam pertama atau malam pengantin mereka, Shireen meminta cerai kepada Arkhan. "Ceraikan aku," ucap Shireen. "Jangan mempermainkan pernikahan, ini merupakan malam pengantin kita, malam pertama kita," jawab Arkhan. Apakah pernikahan Arkhan dan Shireen akan benar-benar berakhir, di malam pertama atau di malam pengantin mereka? mari ikuti terus kisah mereka di karya Author yang berjudul MENDUDA DI MALAM PERTAMA.
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
21+ (Bijaklah dalam membaca, cerita mengandung adegan hanya untuk usia dewasa dan kekerasan) Arsenio Orlando Lazcano, muda, tampan, berkharisma dan sudah pastinya kaya raya. Tidak ada wanita yang tidak jatuh cinta kepadanya, bahkan dengan suka rela akan memberikan tubuhnya kepada CEO tampan pemilik Lazcano's corps itu. Namun dibalik itu semua ada hal yang di sembunyikan oleh seorang Arsen. Kehidupan gelapnya, yang siapapun tidak akan pernah mengiranya. Membunuh sudah menjadi hal yang biasa bagi seorang Arsen. Sebuah insiden mempertemukannya dengan seorang gadis yang membuat hidupnya berubah. Gadis lugu, polos dan baik hati. Sungguh sangat berbanding terbalik dengannya. Namun itulah yang membuat ia penasaran dan tertarik dengan gadis itu.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.