/0/24425/coverbig.jpg?v=5ad03cadca02a9d55f0ca466352ed9e0)
Area 21+ KHUSUS UNTUK DEWASA!!! Novel ini merupakan galeri kumpulan cerpen panas yang sangat menarik dan layak untuk di baca. Berbagai kisah yang di suguhkan di dalamnya mampu membangkitkan hasrat. Sangat cocok di baca pada malam hari untuk mengisi waktu luang dan rasa kesepian. Siap menjadi panas dan berkeringat dengan novel ini? Ayo baca setiap babnya, di jamin seru dan memuaskan. Selamat membaca dan menikmati yaaa
Jam menunjukkan pukul 21.47 ketika notifikasi dari aplikasi ojol menyala di layar ponsel Raka. Satu orderan lagi sebelum pulang, pikirnya. Titik jemput di sebuah kompleks les privat mewah di kawasan Kemang. Tujuan: apartemen di Setiabudi.
Ia nyalakan mesin motornya, membetulkan jaket, dan berangkat.
Sesampainya di lokasi, hanya satu orang yang masih berdiri di pinggir trotoar. Seorang perempuan muda, berambut panjang tergerai, memakai celana jeans ketat dan crop top putih yang terlalu pendek untuk ukuran malam. Bahu kirinya telanjang. Lehernya basah oleh keringat, atau mungkin parfum yang terlalu berani disemprotkan di titik-titik strategis.
Dia berdiri sambil memainkan ponselnya, tapi matanya langsung menyapu Raka dari atas ke bawah saat ia mendekat.
"Mas Raka, ya?" katanya sambil tersenyum miring. Suaranya lembut, sedikit berat, seperti malas tapi sengaja.
"Iya. Ara, ya?"
Dia mengangguk, lalu langsung naik ke jok belakang. Tapi dia tidak duduk seperti kebanyakan penumpang. Bukannya menjaga jarak, tubuhnya justru maju, duduk nyaris menempel di punggung Raka. Tangannya memegang pinggang Raka tanpa ragu.
"Dingin, ya..." katanya.
Raka diam. Tapi tubuhnya tidak. Ada getaran aneh yang menjalar dari pinggang ke dada. Parfum Ara - manis, seperti vanila bercampur sesuatu yang lebih tajam - menusuk hidungnya, mengacaukan pikirannya.
"Baru kali ini aku naik ojek malam sendirian. Biasanya sama teman. Tapi malam ini aku pengin sendiri..." bisiknya di dekat telinga Raka.
Tangan Raka mencengkeram setang lebih keras. Ia merasakan napas hangat Ara di belakang telinganya. Celana jeans tipis Ara menempel pada kain kasar jok motor. Suasana malam yang seharusnya dingin malah terasa seperti bara.
Motor mulai melaju perlahan. Jalanan kota sudah mulai sepi, lampu jalan menciptakan siluet berkelip yang melewati tubuh mereka. Ara tak berhenti bergerak. Sesekali ia bergeser - entah karena mencari posisi nyaman, atau sengaja - dan setiap kali tubuhnya bergesek, dada Raka berdegup lebih keras.
"Mas sering dapet orderan dari cewek?" tanya Ara, suaranya seperti sedang bermain-main.
"Lumayan..."
"Yang cantik-cantik?"
Raka tertawa kecil, "Nggak semua."
"Kalau aku, masuk kategori mana?" tanyanya, dengan nada santai tapi jelas memancing.
Raka tak menjawab. Tapi Ara tertawa pelan di belakangnya, puas dengan efek kata-katanya.
Setibanya di lampu merah, motor berhenti. Angin malam meniup rambut Ara ke depan, sebagian menempel di leher Raka. Ara mendekat lagi, dan sekarang dagunya menyentuh bahu Raka.
"Mas, tahu nggak... aku tuh paling suka naik motor malam-malam begini. Apalagi kalau joknya keras begini... rasanya beda."
Raka menoleh sedikit. Ara menatapnya sambil menggigit bibir bawah. Matanya setengah tertutup, seperti mabuk atau bermain dengan imajinasi nakalnya sendiri. Lalu ia menyandarkan kepalanya di punggung Raka, membiarkan dadanya menyentuhnya penuh.
Setelah lampu hijau, mereka melaju lagi. Tapi suasananya sudah berubah. Ketegangan mengisi udara. Setiap sentuhan kecil terasa seperti percikan api. Saat jalan mulai menanjak dan motor bergoyang sedikit, Raka bisa merasakan dada Ara menyapu punggungnya. Tanpa bra. Kain tipis crop top-nya tak mampu menyembunyikan apapun.
Mereka tiba di apartemen. Raka mematikan mesin motor.
"Udah sampai, Mbak..."
Ara turun perlahan, tapi tangannya tetap bertahan di pinggang Raka. Lalu dia menunduk ke depan, berbisik, "Mas... boleh aku simpan nomor kamu?"
Raka berbalik, menatapnya. Ara sudah membuka aplikasi WhatsApp, dengan halaman "add contact" terbuka.
Ia menyerah. "Boleh."
Ara tersenyum manis, lalu mengetik cepat. Ia menatap Raka tanpa berkata-kata. Lalu dengan pelan, sangat pelan, ia menyentuh dada Raka - hanya ujung jari, seperti menggambar sesuatu tak kasat mata - dan berkata:
"Terima kasih udah anterin aku malam ini..."
Raka hanya mengangguk. Tapi dalam kepalanya, tubuhnya masih mengingat tekanan dada Ara, napasnya di leher, dan aroma parfumnya yang melekat di jaketnya.
Ketika Ara masuk ke dalam lobi, Raka menyalakan motor kembali. Tapi ia tak langsung pulang. Ia diam beberapa menit di bawah cahaya lampu jalan, mengatur napas, menenangkan degup jantung, dan mencoba melupakan getaran yang tertinggal di jok belakang.
Sayangnya, parfum vanila itu tak pergi begitu saja.
***
Keesokan malamnya, Raka duduk di kasur tipis kontrakannya. Lampu kamar redup, hanya temaram dari bohlam kuning murahan yang tergantung di langit-langit. Ia menatap layar ponsel yang sejak tadi sunyi, kecuali satu hal: notifikasi WhatsApp dari nomor yang baru kemarin disimpannya.
Ara.
Awalnya pesan singkat:
"Sampai rumah kemarin langsung mandi. Parfumku nempel di kamu ya, Mas?"
Raka hanya membaca. Tidak langsung membalas.
Lima menit kemudian:
"Mas, sendirian?"
Ia mengetik pelan.
"Iya."
Balasan datang cepat.
"Aku juga. Tapi kok dingin ya. Nggak tahu kenapa, rasanya kayak kurang disentuh."
Raka menelan ludah. Matanya menyipit ke layar, memastikan dia tidak salah baca. Tangannya mendadak berkeringat.
"Kamu biasa bicara begini ke semua driver?"
Ia mencoba netral. Dingin.
Tapi Ara tak membalas seperti orang yang tersinggung.
"Nggak. Cuma ke kamu. Soalnya kamu beda. Dari punggung kamu aja aku tahu."
Raka menunduk. Tangannya mencengkeram paha sendiri, mencoba menahan denyut keras yang mulai terasa di bawah perut.
Lalu pesan selanjutnya masuk. Foto.
Ara. Di depan cermin, pakai tank top ketat warna hitam dan celana dalam renda putih. Wajahnya sebagian tertutup ponsel, tapi ekspresinya jelas - bibir menganga sedikit, leher mendongak, dada penuh dan menggoda.
"Kamu ngelihatin ini tadi malam, kan?"
Raka tak tahu harus menjawab apa. Tapi tubuhnya menjawab lebih dulu - rasa keras di celananya tak bisa dibantah. Ara mengirim voice note 3 detik. Raka ragu memutar, tapi tetap menekannya.
"Aku basah banget malam ini, Mas..."
Nada suara itu berat, dalam, dan memancing. Nafasnya sengaja dipanjangkan, terdengar seperti bisikan dari celah pintu yang hampir ditutup.
Raka menghela napas panjang, menyandarkan punggung ke dinding. Celananya sesak, dan otaknya sibuk menimbang antara dosa dan keinginan. Tapi jari-jarinya tetap bergerak. Ia membuka kamera depan, memotret separuh wajahnya dalam bayangan, lalu mengetik:
"Kamu main api, Ra."
Balasan datang cepat.
"Aku pengen kamu bakar aku pelan-pelan."
"Kamu keras sekarang, kan?"
Dia tak menjawab. Tapi Ara terus mengetik.
"Kalau kamu ngebayangin aku buka baju, sentuh bagian paling basah di antara pahaku, lalu pelan-pelan masukin jari kamu sambil aku sebut nama kamu - itu artinya kita mikir hal yang sama."
Tangan Raka bergerak ke bawah. Tak bisa lagi ditahan. Ia membuka celana training-nya, menarik boxer ke bawah, dan menggenggam dirinya sendiri. Ara masih mengetik.
"Aku mau kamu jadi yang pertama, Mas. Aku belum pernah, tapi aku nggak takut. Asal kamu pelan, tapi keras. Kamu ngerti?"
Raka membalas singkat:
"Aku ngerti."
Ara mengirim satu foto lagi. Kali ini tanpa tank top. Dada montoknya terpampang, puting cokelat muda mencuat, dan tangannya memegang leher sendiri, seperti sedang dicekik pelan. Di bagian bawah, tulisan kecil dengan lipstik di cermin:
"Pakai aku."
Raka menggeram pelan, menahan suara. Tangannya bergerak naik turun, membayangkan Ara membentangkan kaki, membayangkan kulitnya yang halus dan paha yang menggoda.
Layar ponsel menyala lagi. Video. Ara di atas ranjang, hanya mengenakan celana dalam. Tangannya bergerak ke arah selangkangannya, menyentuh diri sendiri di depan kamera. Mata menatap ke atas, bibir menggigit. Di akhir video, ia berbisik:
"Mas... aku kebayang kamu buka bajuku dan gigit pahaku."
Dan Raka meledak.
Tubuhnya mengejang, napasnya berat, dan cairannya membasahi perut dan tangan. Ia bersandar ke tembok, tubuhnya masih bergetar, kepalanya kosong.
Ponsel kembali berbunyi.
"Kalau kamu keluar, aku berhasil."
Raka hanya bisa tertawa kecil. Kalah. Luluh. Terbakar.
Tapi jauh di dalam dirinya, ia tahu: ini baru permulaan.
***
Dijual oleh ayahnya, dikhianati keluarganya, dan hampir diperkosa lebih dari sekali-Isabella tak pernah menyangka jalan hidupnya akan dimulai dari pelarian paling gelap menuju dunia paling kelam: prostitusi eksklusif. Namun dari balik malam panas dan pelukan pria-pria berdasi, Isabella menemukan cinta, rahasia, dan... kematian. Ketika pria yang ingin ia nikahi tewas dalam kecelakaan misterius, Isabella bersumpah mencari pelaku. Tapi ia tak pernah menduga: pembunuhnya adalah pria pertama yang membelinya-Ronald. Dan Ronald bukan satu-satunya rahasia. Siapa sebenarnya Isabella? Dan mengapa hidupnya seolah dipertaruhkan dalam permainan dendam lintas keluarga? Dibumbui adegan panas, cinta penuh luka, dan misteri berdarah, ini adalah cerita tentang seorang wanita yang bangkit, dan menaklukkan takdir.
21+ Harap bijak memilih bacaan, mengandung adegan dewasa! Dia tidak bisa mengendalikan hasratnya. Masa depan sebagai koki terkenal, Lucas Traverson direncanakan setiap menitnya. Namun ada satu kendala seksual yang menghalanginya, Alyssa Deveraux. Dia adalah mantan penari eksotik, pemilik klub dan pemilik restoran. Di masa lalu yang tidak terlalu lama lagi, Lucas dan Alyssa berbagi cinta satu malam penuh gairah yang tak terkendali yang membuat Lucas takut tidak bisa mengendalian diri dan Alyssa putus asa untuk mendapatkan lebih banyak dari pria itu. Lucas adalah satu-satunya yang dia inginkan. Memenuhi janji sebelumnya, Lucas diundang menjadi koki di pembukaan restoran Alyssa. Sekali melihat Alyssa membuat Lucas kehilangan akal. Bagaimana dia bisa melewati minggu ini dan mempertahankan kendali atas dirinya sendiri? Apalagi ketika wanita itu sendiri yang meminta hal yang mustahil. Lucas sangat menginginkannya ketika dia mengetahui bahwa dia bukan satu-satunya yang sangat membutuhkannya. Hanya satu dari banyak rahasia. Dan ini bukan satu-satunya rahasia Alyssa... ada rahasia lain yang sama gelap, misterius, dan menggoda seperti fantasi rahasianya.
Warning 21 + Harap bijak memilih bacaan, mengandung adegan dewasa! Jenny Wilson memiliki semua yang diimpikan wanita... yah, hampir semua. Liam Anderson, pria Dominan yang seksi dan lembut memasuki hidupnya bagaikan seorang kesatria berbaju zirah, namun siksaan tidak berakhir pada penampilannya saja. Jenny terombang-ambing dalam emosi yang saling bertentangan. Bagaimana jika Liam terlalu baik untuk menjadi nyata, atau mungkin dia tidak lagi peduli apapun, karena dia adalah cinta dalam hidupnya? Jenny terpecah antara Liam dan perasaan tulusnya terhadap Bosnya yang menuntut, Ares Martin. Terutama setelah dia mengabaikan semua aturan kesopanan dan batasan hubungan profesional, menghabiskan malam yang menakjubkan bersamanya, memeriksa tubuhnya dengan sentuhan menggoda. Sebaliknya, Ares, mantan sahabat Liam, tidak bisa menahan diri untuk tidak menginginkan Jenny. Namun Liam tidak akan menyerah pada misinya, dia ingin menjaga dan melatih wanita yang dicintainya, mewujudkan fantasi-fantasi liarnya. Namun, dia menyadari bahwa mendapatkan kepercayaannya tidaklah mudah dan dia harus melalui banyak hal untuk memenangkan jiwanya. Oleh karena itu, dalam mengejar kemenangan, dia siap mempertaruhkan segala yang dimilikinya demi mencapai apa yang diinginkannya dan mendapatkan gadis itu selamanya. Tapi akankah rencana berani Liam memenuhi ekspektasi dan apakah dia akan putus asa jika Ares mendapatkan Jenny?
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
21+ Alert! Harap bijak memilih bacaan, HANYA UNTUK DEWASA. Seni di atas ranjang, merupakan kumpulkan berbagai kisah dari beberapa tokoh dan berbagai konflik yang beraneka ragam. Menyuguhkan berbagai kisah panas variatif yang di harapkan dapat menghibur pembaca sekalian. Dengan latar belakang, profesi, dan pengamanan berbeda-beda, tentunya sangat layak dan menarik untuk di baca dan di ikuti setiap chapternya. Selamat membaca dan selamat menikmati.
Perjalanan ini seharusnya hanyalah perjalanan bisnis biasa, tetapi semuanya langsung menjadi tidak beres ketika, kamarnya kebanjiran dan telepon internal berhenti berfungsi. Beberapa hari kerja menjadi tiga minggu yang mendebarkan. Keponakan Presdir rekan bisnisnya memperhatikan Anya dan membuat lamaran mendadak yang memalukan padanya di jamuan makan bersama, dan kemudian dia hampir dilemparkan dari balkon karena menolak. Semua ini membuat Anya pusing. Dan lagi tidak diketahui bagaimana Anya bisa mengatasi semua ini jika bukan karena takdir, dia tidak akan bertemu dengan mantan teman sekelasnya, Dastan. Tapi, apakah sikap baik Dastan biasa saja atau ada perasaan di dalamnya? Atau Apakah semua sikap menyanjung ini hanya karena sebatas temu kangen teman lama? Semuanya jadi kacau. Dan hanya ada waktu tiga minggu untuk Anya membereskan semuanya.
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Maya dan Adrian, serta sahabat mereka Sinta dan Rizky, tampaknya memiliki segalanya: karier yang sukses, rumah yang nyaman, dan kehidupan sosial yang aktif. Namun, di balik fasad kebahagiaan mereka, hubungan mereka masing-masing mengalami ketegangan dan kekosongan yang menyedihkan. Suatu malam, dalam upaya untuk menyegarkan hubungan mereka yang hambar, Maya dan Sinta memutuskan untuk mengusulkan sesuatu yang ekstrem: "fantasi tukar pasangan ranjang." Awalnya, ide ini tampak gila dan di luar batas kenyamanan mereka. Namun, dengan dorongan dan desakan dari pasangan mereka, Maya dan Adrian, serta Sinta dan Rizky, setuju untuk mencoba. Ketika fantasi tersebut menjadi kenyataan, keempatnya merasakan perasaan canggung, kebingungan, dan kecemasan yang tak terduga. Namun, dalam perjalanan mereka melalui pengalaman ini, mereka mulai menggali lebih dalam tentang hubungan mereka, mengungkapkan kebutuhan dan keinginan yang mungkin terlupakan, serta menyembuhkan luka-luka yang telah terbuka dalam pernikahan mereka. Dalam prosesnya, mereka menghadapi konflik, kecemburuan, dan ketidakpastian yang tidak terelakkan. Namun, mereka juga menemukan keintiman yang lebih dalam, pemahaman yang lebih besar tentang satu sama lain, dan kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang hampir putus asa. Novel "Fantasi Tukar Pasangan Ranjang" menawarkan pandangan yang tajam tentang kompleksitas hubungan manusia, dengan sentuhan humor, kehangatan, dan kisah cinta yang penuh dengan emosi. Di tengah fantasi yang menggoda, mereka menemukan keberanian untuk menghadapi kenyataan, menerima kekurangan masing-masing, dan membangun kembali fondasi cinta mereka dengan cara yang lebih kuat dan lebih tulus.
Warning!!! 21+ only Kecenderungan kekerasan dan kata kasar. Usia kurang dari 21 tahun dilarang baca! Erick, pria berusia 20 tahun yang hidup berdua dengan ibunya terpaksa harus menjadi peliharaan Jason, pria penyuka sesama jenis dengan kecenderungan BDSM demi membiayai ibunya yang masuk rumah sakit. Bagaimanakah kehidupan erick selama menjadi peliharaan Jason? WARNING! BxB BDSM Mature konten (kekerasan, kata kasar, hinaan dll)
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas