/0/16421/coverbig.jpg?v=b0886871611b20d2f1997bedcfcc4a1a)
Agatha yang merasa lelah dengan cobaan hidup, memutuskan pergi ke bar untuk pertama kalinya. Namun sial, ia malah diberi bir gratis oleh bartender tampan yang membuat kesadarannya hilang. Tanpa Agatha ketahui, ternyata seorang CEO duda kaya yang memperhatikannya sejak awal ... diam-diam menyelamatkannya.
"Anda mau memberinya obat tidur?"
Pria berjas hitam dengan rahang tegas itu menarik kedua sudut bibir, pandangannya menatap lekat pada seorang gadis cantik mengenakan hoodie berwarna abu-abu dan celana jeans yang duduk sendirian di sofa memanjang.
"Ya, dia targetku malam ini."
Sang bartender muda mengangguk patuh dan mulai memasukkan obat yang dibawa pria di depannya. Ia kemudian beranjak menuju gadis yang dimaksud oleh pelanggan setianya itu.
Agatha Marvelly menopang dagu dengan mimik lesu. Insiden di mana ia menjatuhkan ponsel iPhone milik senior kampusnya teringat lagi di otak. Agatha berulang kali mengembuskan napas panjang, belum lagi ia disuruh ganti rugi dalam waktu satu Minggu.
Sebagai mahasiswi semester akhir yang tinggal di kos-kosan, bagaimana bisa ia mendapatkan uang 15 juta dalam waktu sesingkat itu?
Maka untuk pertama dan terakhir kalinya, malam ini Agatha memutuskan ke bar guna menenangkan akal sehatnya.
"Mungkin ini bisa membantu Anda tenang."
Agatha yang sedang melamun alih-alih frustasi mengangkat kepala begitu melihat segelas minuman diletakkan di depannya. Ia reflek meneguk ludah. Sekilas terlihat menyegarkan dan menggoda rasa hausnya untuk segera meneguk.
"Gadis cantik seperti Anda tidak perlu membayarnya," celetuk bartender tampan itu dengan senyum ramah.
Agatha mengernyit heran, bingung karena tiba-tiba mendapat minuman padahal ia tidak memesan. Tetapi belum sempat ia membuka suara, bartender itu sudah berlalu pergi. Agatha menatap segelas minuman berwarna kuning keemasan dengan buih-buih putih di permukaannya. Tanpa harus bertanya pun, mahasiswi seperti dirinya sudah tahu itu minuman apa.
"Meminumnya sekali tegukan tidak akan membuatku mabuk, kan? Benar, aku hanya ingin membasahi tenggorokan saja. Lagi pula aku tidak boleh menyia-nyiakan minuman gratis ini."
Agatha mengangguk untuk meyakinkan diri dan berpikir positif. Wajah si bartender tadi tidak mencurigakan, jadi ia pikir bir yang sudah ada di genggamannya itu tidaklah berbahaya.
Agatha merapal doa, lalu meneguk bir itu sekali. Kernyitan di dahinya reflek muncul, ternyata rasanya tidak seenak yang ia bayangkan. Begitu ia meletakkan kembali bir itu yang masih tersisa banyak ke meja, tiba-tiba kepalanya terasa berdenyut.
"Astaga. Apa aku baru saja tertipu?" ringis Agatha sambil memegangi kepalanya yang semakin pening.
Agatha menyenderkan punggungnya ke sofa. Menatap langit-langit bar yang dipenuhi lampu. Ia mengerjap-ngerjap, berharap rasa sakitnya mereda, tapi bukannya berkurang, tubuhnya justru mendadak lemas. Nyeri di kepalanya semakin menyebar dan terasa ingin meledak.
"Kenapa mataku berat sekali?" gumam Agatha.
Jayden Byanthara sudah memperhatikan Agatha sejak tadi. Tak hanya itu, jemari tangannya mengepal kuat saat melihat pria yang menargetkan Agatha mempunyai ide licik. Ia memang sangat hafal dengan kelakukan pria beresengsek itu.
"Anda mau menolong gadis itu?" tanya sekretaris Jayden yang duduk di sebelahnya. Ia menyadari tatapan sang bos.
"Bawa dia ke apartemen yang kosong."
Jayden mengeraskan rahang, menatap dengan tajam pada pria di sebelah bartender yang kini terlihat tertawa-tawa. Ia sepertinya tidak menyadari kehadiran Jayden di sana. Dan itu kesempatan untuk dirinya segera bertindak.
"Sebelum anak kesayangan papa itu menidurinya," imbuh Jayden tegas. Ia beranjak dari duduknya dan berjalan lebih dulu dengan langkah lebar untuk menghampiri Agatha.
"Target Anda diambil, Bos."
Dari kejauhan, bartender tampan itu menyadari bahwa Jayden akan merusak rencana pelanggannya. Ia membelalakkan mata dan reflek berdiri. Si pembuat rencana yang melihat Jayden pun seketika menggertakkan gigi. Ia langsung berjalan cepat karena gadis miliknya akan direbut musuh. Alisnya menaut geram karena kondisi bar yang semakin sesak menghalangi jalannya.
Di sisi lain, Agatha merasa sekelilingnya tampak buram dan berputar. Ia berusaha mengerjapkan mata berulang kali, tapi rasa ingin menutup kelopak semakin menjadi. Agatha bahkan tidak bisa melihat dengan jelas saat dua orang pria kini berdiri di hadapannya. Ia tanpa sadar sudah memejamkan mata sebab rasa kantuknya semakin menggila.
"Panggil pelayan wanita dan suruh bawa gadis ini ke mobil, biar aku yang mengurus dua curut itu," perintah Jayden yang diangguki siap oleh sekretarisnya. Beruntung ia datang lebih cepat dari si pelaku.
Jayden mendudukkan dirinya ke sebelah Agatha yang sudah tertidur, memperhatikan gadis itu dengan lekat. Penampilannya berbeda dengan perempuan lain yang ada di bar ini, tapi entah kenapa sesuatu di dalam hatinya mendadak aneh. Ia memang belum tahu nama gadis itu, tapi sejak tadi rasa ingin melindungi terus mendesak otaknya untuk bergerak maju.
Tidak berlangsung lama dua pelayan wanita pun datang dan segera memapah Agatha keluar dengan pelan-pelan. Saat itu juga dua pria tadi baru sampai. Jayden sudah berdiri dan menghadang mereka dengan tubuh kekar dan kedua tangan yang ia rentangkan. Sang sekretaris pun juga mencekal lengan si bartender.
"Sial! Lepaskan gadis itu! Dia milikku!"
Jayden tertawa sarkas mendengar pengakuan menjijikkan dari pria yang ia kenali ini. "Memangnya dia akan menyukaimu? Lagi pula, bukankah dia gadis yang biasa saja? Kenapa standarmu menjadi rendah begini?"
Karena cinta yang tulus, Nayla tidak peduli seberapa kasar Elvan terhadapnya. Bahkan, ia tetap mencintainya saat mengetahui Evan lebih memprioritaskan sahabat perempuannya, Emma. Hanya saja, saat suatu ketika Emma menyatakan perasaannya ke Elvan, Nayla mendadak cemas dan gelisah. Haruskah ia mengakhiri perasaannya dan membatalkan pertunangan mereka
Dara pikir Bryan adalah cinta pertama dan terakhirnya. Namun, tiba-tiba dia memilih bersama Tasya, sahabat perempuan yang selama ini selalu menjadi prioritasnya. Saat itu Nayla benar-benar hancur. Hubungan yang terjalin hampir dua tahun kandas di tengah jalan meninggalkan kekecewaan yang teramat dalam. Lantas, bagaimana usaha Dara agar bisa cepat melupakan Bryan? Dan bisakah kedatangan Zyan mampu membuatnya bangkit?
Leta tiba-tiba menemukan sebuah surat tanpa nama di kolong meja miliknya, sehari setelah putus dari Niko, mantan pacarnya. Awalnya dia mengabaikan, lagi pula di zaman semodren ini cukup aneh bisa masih ada orang yang menulis surat untuk berkomunikasi jarak jauh. Namun, karena esoknya dia mendapatkan lagi, Leta akhirnya mulai penasaran. Di balik itu, isi surat tersebut Leta akui mampu membawa perubahan positif dalam kehidupannya ....
[ Mature Content ⛔ ] [ 21 + ] Penulis : penariang Genre : Romance - Adult Sub - Genre : Sick Love with Angst *** Zhou Zui Yu mengalami kegagalan pernikahan sebanyak dua kali. Tepat sebelum hari pernikahannya dilangsungkan, semua tunangannya akan mundur dengan alasan dia terlalu membosankan. Masyarakat kelas atas menyebutnya sebagai "Burung Gagak" karena kesannya yang penyendiri dan pendiam. Namun, suatu hari, seorang tuan muda bernama Ming Yu dari negara tetangga tiba-tiba saja datang untuk mengajukan lamaran pada Zhou Zui Yu setelah semua rumor yang tersebar. Hingga membuat semua orang tercengang. "Berhentilah, aku tidak berniat menikah dengan siapapun." "Lalu bagaimana jika aku berusaha lebih keras? Maukah kamu memberiku kesempatan?" Secuil kisah, tentang seberapa keras tuan muda Ming Yu berusaha merebut hati keras Zhou Zui Yu. Sampai-sampai melupakan status mulianya sebagai tuan muda terhormat.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Rubby sudah merasakan berbagai jenis cinta, sekaligus berbagai jenis ranjang dan desahan, namun akhirnya dia tersudut pada sebuah cinta buta dan tuli yang menjungkir balikkan kewarasan dia, meski itu artinya... TABU, karena seseorang yang dia cintai, adalah sesorang yang tidak seharusnya dia kejar. Ruby hanyalah gadis di pertengahan tiga puluh tahun. Meski begitu, tubuhnya masih terawat dengan baik. Pinggangnya masih ramping tersambung oleh lengkungan indah pinggul yang tidak berlebihan meski kentara jelas.
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”