/0/16424/coverbig.jpg?v=8c2663e3156d9460a8aa6c31436e0dff)
Leta tiba-tiba menemukan sebuah surat tanpa nama di kolong meja miliknya, sehari setelah putus dari Niko, mantan pacarnya. Awalnya dia mengabaikan, lagi pula di zaman semodren ini cukup aneh bisa masih ada orang yang menulis surat untuk berkomunikasi jarak jauh. Namun, karena esoknya dia mendapatkan lagi, Leta akhirnya mulai penasaran. Di balik itu, isi surat tersebut Leta akui mampu membawa perubahan positif dalam kehidupannya ....
Langkah kaki jenjang itu berjalan masuk, suasana yang Leta rasakan saat baru turun dari motor si abang ojek-tampak sudah ramai dari biasanya dia berangkat.
Leta sekilas melirik jam tangan miliknya, tepat pukul tujuh lebih satu menit. Sebelum hendak melewati koridor kelas, Leta mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dia belum menemukan tanda-tanda keberadaan Niko-pacarnya.
Namun, Leta menyipitkan mata saat melihat seorang gadis cantik berjalan ke arahnya. Berhenti tepat di hadapannya, lalu bersedekap dada menatapnya.
Alis Leta terangkat, wajah gadis itu tampak asing di kedua netranya. Pula, penampilan gadis itu Leta akui sangat fashionable dengan paras yang sempurna bak seorang model.
"Aleta?"
"Iya gue, kenapa?"
"Kenalin, gue Ana, calon pacar baru Niko."
Gadis yang Leta ketahui bernama Ana itu menyodorkan tangan ke depannya, hendak berkenalan. Tetapi, bukan itu yang Leta pikirkan, melainkan pengakuan yang baru saja Ana lontarkan.
Untuk beberapa saat, Leta diam, enggan memercayai ucapan gadis itu.
"Gila lo?" balas Leta setelahnya, lalu disusul dengan tawa terbahak-bahak.
Ana menarik tangannya kembali, alisnya menaut, respon dari Leta cukup membuatnya kesal. Meski begitu, Ana mengaku dia sangat puas.
Setelah berdecih pelan, Ana lalu bersedekap dada, menunggu Leta yang tawanya baru saja mereda.
"Udah? Gilanya?" tanya Ana, bola matanya memutar malas.
Leta mengangguk, jujur saja ucapan Ana tadi membuatnya sedikit terkejut. Namun demikian, Leta enggan membuat gadis di depannya itu senang karena dia pikir dirinya akan marah, Leta pun mengulas senyum, setelah sejenak menghela napas pelan.
"Sorry, tapi lo kayaknya yang gila. Lo, calon pacarnya, kan?" Leta tertawa pelan, kemudian menatap ke dalam mata Ana. "Asal lo tau, gue justru udah jadi pacarnya. Niko pacar gue, Ana."
Ana justru tertawa terpingkal-pingkal. "Dih, ngarep banget Niko bakal setia sama cewek ingusan kayak lo. Bangun kalo lo mimpi, Let."
Bukan, bukan itu yang jawaban yang Leta harapkan. Tawa Ana terdengar menyakitkan, jelas jika gadis itu sudah menjatuhkan namanya.
Meski Leta akui dia sekali lagi terkejut, tapi dia masih saja enggan menganggap jika Ana hanya mau main-main dengannya, semua pengakuan gadis itu hanya dia omong kosong.
"Lo siapa, sih? Gue nggak ada urusan sama lo, ya! Jadi mending pergi dan jangan ganggu hubungan gue sama Niko, dia itu cuma pacar gue, dan selamanya juga punya gue. Bukan lo, Ana!" sahut Leta.
Matanya menatap ke dalam mata Ana dengan penuh emosi. Kendati pelan, namun ucapannya penuh penekanan.
Ana lagi-lagi tertawa, seolah ucapan Leta hanyalah sebuah candaan belaka. "Please, deh. Gue kan, udah bilang, gue calon pacarnya Niko, Let. Dan lo, nggak lama lagi bakal jadi mantan pacarnya, inget, mantan pacarnya!"
"Heh! Jangan sembarangan lo kalo ngomong! Lo kali yang ngarep jadi pacarnya Niko! Iya, kan? Ngaku aja lo!" sentak Leta, emosinya sudah mencapai batas ambang kesabaran.
Jemarinya mengepal kuat di sisi roknya, gertakan gigi, serta tatapan yang tajam menjelaskan betapa marahnya dia saat ini.
Bahkan bel masuk yang sudah berbunyi sedari tadi tidak mereka hiraukan, suasana sudah sepi, sekeliling tidak ada satu pun orang. Semua murid sudah masuk ke kelas mereka masing-masing.
Namun, emosi yang sama-sama meletup, tidak membuat gadis itu menyadari di mana mereka sekarang berada. Tidak memedulikan bagaimana hukuman yang akan mereka jalani dan terima nantinya.
"Ngaco lo, yang ada si Niko yang duluan suka sama gue. Ya kali gue ngemis-ngemis kayak lo biar dia luluh." Ana terkekeh geli.
"Cowok mana sih yang nggak suka sama gue? Termasuk ... pacar lo itu, Let," lanjutnya, tersenyum miring.
Baru saja Leta akan menjawab, namun urung saat tiba-tiba seseorang menyahut dari arah belakang.
***
"Kalo sekarang gue mutusin lo ... lo bakal percaya sama Ana?"
Suara itu, suara seseorang yang membuat Leta seketika menoleh, mendapati Niko yang tengah berdiri tidak jauh darinya dengan kedua tangan berada di saku celana. Menatap Leta, dengan tatapan yang jauh dari tatapan hangat yang biasanya Leta terima.
Niko menatap datar, kemudian tidak lama melangkah maju berjalan ke arah Leta. Ralat, mungkin Leta yang terlampau percaya diri. Niko justru berjalan melewatinya, dia lantas berhenti di samping Ana.
"Niko?" panggil Leta, menoleh dan melihat Niko yang kini tampak menggenggam jemari Ana cukup erat.
Ana sendiri, di samping cowok itu tersenyum puas, dia menang. Namun, Leta tidak bisa tinggal diam.
"Lo apa-apaan sih, Nik? Gue ini pacar lo, kenapa lo megang-megang tangan cewek gila itu, ha? Gue Leta, Nik. Pacar lo." Leta menatap ke dalam mata Niko, namun cowok itu tampak mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Karena cinta yang tulus, Nayla tidak peduli seberapa kasar Elvan terhadapnya. Bahkan, ia tetap mencintainya saat mengetahui Evan lebih memprioritaskan sahabat perempuannya, Emma. Hanya saja, saat suatu ketika Emma menyatakan perasaannya ke Elvan, Nayla mendadak cemas dan gelisah. Haruskah ia mengakhiri perasaannya dan membatalkan pertunangan mereka
Dara pikir Bryan adalah cinta pertama dan terakhirnya. Namun, tiba-tiba dia memilih bersama Tasya, sahabat perempuan yang selama ini selalu menjadi prioritasnya. Saat itu Nayla benar-benar hancur. Hubungan yang terjalin hampir dua tahun kandas di tengah jalan meninggalkan kekecewaan yang teramat dalam. Lantas, bagaimana usaha Dara agar bisa cepat melupakan Bryan? Dan bisakah kedatangan Zyan mampu membuatnya bangkit?
Agatha yang merasa lelah dengan cobaan hidup, memutuskan pergi ke bar untuk pertama kalinya. Namun sial, ia malah diberi bir gratis oleh bartender tampan yang membuat kesadarannya hilang. Tanpa Agatha ketahui, ternyata seorang CEO duda kaya yang memperhatikannya sejak awal ... diam-diam menyelamatkannya.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.