/0/16444/coverbig.jpg?v=2bf4ec911dfb6538c1dd68c20a1253fb)
Berawal dari rumah baru. Amanda, di kirim oleh orang tuanya tinggal di Desa Sukma Bakti. Semenjak tinggal di sana Amanda selalu mendapatkan teror di rumahnya juga di sekolahnya. Entah, ada apa di desa itu masyarakat selalu menghubungkannya dengan sosok Dasim. Siapakah sosok Dasim itu? Apa hubungannya dengan rumah dan sekolahnya?
Suara petir begitu menggelegar, bersamaan dengan derasnya air hujan. Genangan air hampir saja merendam rumah mereka. Pukul 02.00 tepatnya jam dua malam Adipura terbangun, Diraihnya ponsel genggam di atas nakas ia turun dari ranjang berjalan ke arah lemari mengambil pakaian hangat berjalan keluar dari kamar.
Tidak peduli hujan deras dan kilat menyala, Adipura tetap keluar yang memasuki mobilnya lalu pergi meninggalkan rumah. Tidak ada yang peduli ke mana perginya pria itu, tetapi tidak bagi seorang wanita yang mengintip dibalik jendela kamarnya. Wanita itu memandang sedih kepergian suaminya, ia hanya diam lalu menutup tirai jendelanya.
"Mas Adi pergi malam-malam mau ke mana?" pertanyaan itu yang terlontar dalam hati wanita itu.
Adipura menghentikan mobilnya di depan rumah sakit. Dia turun dari mobil dan berlari ke dalam rumah sakit, menyusuri lorong dan setiap koridor. Entah, ruangan apa yang pria itu cari tetapi, langkahnya terhenti di depan sebuah ruangan bersalin.
Adipura mengusap kepalanya yang basah juga seluruh wajahnya sebelum akhirnya masuk ke dalam.
"Amira," panggilnya pada seorang wanita yang baru saja melahirkan.
"Mas Adi," panggil Amira dengan riang. Amira terlihat memangku bayinya, wanita itu tersenyum bahagia apalagi Adi ketika melihat wajah malaikat kecil itu.
"Laki-laki?" tanya Adi, Amira hanya mengangguk dengan senyuman.
Anak pertama garis keturunannya. Selama 10 tahun Adi menanti walau bukan dari Arini istri pertamanya. Amira adalah istri kedua yang baru saja 1 tahun dinikahinya, Amira sudah memberikannya anak. Lalu bagaimana dengan Arini?
Berulang kali mencoba hasilnya tetap sama. Arini tidak bisa memberikannya keturunan, berbagai cara telah mereka lakukan. Bukannya Adipura putus harapan, tetapi ... seseorang datang dalam hidupnya. Setahun lalu mereka dipertemukan orang tuanya,
Apa orang tua?
Ya, mereka sengaja dipertemukan Mayang ibu Adipura yang memang sangat menginginkan cucu, menginginkan pewaris dari keluarganya. Awalnya Adi menolak tidak akan mengkhianati Arini tetapi berkat bujukan sang ibu juga pesona Amira yang menghipnotisnya. Akhirnya pernikahan itu berlanjut hingga sekarang, keinginannya terwujud.
Amira melahirkan seorang putra yang membuat keluarga Adipura semakin menyayanginya.
"Dimana Mama?" tanya Adipura.
"Itu," jawab Amira menunjuk ke belakangnya.
Mayang baru saja keluar dari dalam kamar mandi, berjalan mendekati Adipura. Wanita itu tersenyum bahagia yang langsung memeluk putra semata wayangnya. Tentu saja Mayang bahagia memiliki cucu lelaki. Namun, bagaimana dengan Arini wanita yang mengintip dibalik jendela.
Di atas hamparan sajadah, dalam sepertiga malam Arini masih memutar biji tasbihnya, berulang hingga ratusan kali. Bibir ranum yang begitu indah terus saja membaca tahmid yang sekiranya bisa menenangkan jiwanya. Linang terus menetes pada mata yang terpejam. Seketika tangisan pun pecah bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar.
Hancur sudah hati Arini, 10 tahun pernikahannya harus ter nodai dengan pengkhianatan. Berharap tidak, tapi itulah kenyataannya. Selama setahun sikap Adipura berbeda, ia sering pulang malam bahkan mengabaikannya. Dan malam ini ketika hujan turun derasnya Adipura pergi begitu saja tanpa pamit. Arini hanya pergi sebentar untuk mengambil air wudhu, saat kembali ke kamar wanita itu tidak melihat si pria yang tertidur di atas ranjang. Namun, suara mesin mobil yang terdengar membuat Arini yakin jika itu suaminya.
Benar saja, ketika dilihat Adipura pergi meninggalkan rumahnya. Mau ke mana lelaki itu? Hal sepenting apakah yang membuat Adipura harus pergi di waktu saat hujan.
"Arini tidak tahu, kan kamu ke sini?" tanya Mayang mencemaskan menantunya itu. Bagaimanapun mereka belum memberitahu Arini.
"Tidak Mah, Arini sedang tidur, aku akan pulang sebelum subuh," jawab Adipura.
"Yang penting Arini tidak curiga," ujar Mayang.
"Sampai kapan Mah, sampai kapan kita merahasiakannya? Aku tidak mau Arini tahu dari orang lain." Adipura takut jika Arini akan marah nanti. Namun, Arini sudah mulai curiga.
"Jangan dulu sekarang, Amira baru saja melahirkan, jangan sampai Amira mengalami stress itu tidak baik untuk kesehatannya sekarang. Wanita yang baru melahirkan akan mudah tersinggung hatinya, bagaimana jika Arini tidak terima, itu akan membuat masalah." Yang Mayang pikirkan hanyalah Amira.
Di saat semua sudah siap, tamu undangan sudah hadir, tapi pernikahan batal. Itulah yang terjadi pada Tiara. Seorang publik figur kariernya hancur dalam seketika saat kekasihnya tidak hadir di hari pernikahan, dan pengakuan mengejutkan dari sahabatnya. Namun, Tiara tetap kekeh ingin melanjutkan pernikahan itu walau tanpa pasangan. Demi menyelamatkan pernikahannya Tiara rela menjatuhkan harga dirinya yang melamar seorang pria yang menjadi tamu undangannya. Namun, pria itu menolaknya. Bagaimanakah kehidupan Tiara setelahnya? Karier dan masa depannya? Siapakah pria yang sudah menolak lamaran Tiara?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Aku bingung dengan situasi yang menimpaku saat ini, Dimana kakak iparku mengekangku layaknya seorang kekasih. Bahkan perhatian yang diberikan padaku-pun jauh melebihi perhatiannya pada istrinya. Ternyata dibalik itu semua, ada sebuah misteri yang aku sendiri bingung harus mempercayai atau tidak.