/0/16484/coverbig.jpg?v=6ed4c8edb4e2211e3857344e978efe23)
Yo adalah seorang remaja yang tumbuh dalam keluarga yang berkecukupan, di mana kebaikan sering kali diukur dalam materi dan status sosial. Meski hidupnya terbilang nyaman, Yo merasa bahwa ada sesuatu yang kurang dalam dirinya. Suatu hari, Yo bertemu dengan seorang pencari jalan Tuhan bernama Opa. Opa adalah orang yang lebih tua dan bijaksana yang telah menghabiskan hidupnya untuk mencari kebenaran dan kebijaksanaan. Dalam perjalanan singkat, mereka sering kali berdiskusi, Yo mulai merasakan kepedulian dan pemahaman dari Opa yang terasing dan terabaikan di rumahnya. Setelah Opa pergi dan tak kembali, Yo merasa semakin bersemangat untuk mencari arti kehidupan yang sebenarnya, Ia berusaha mencari jalan keluar dari kebingungan hatinya. Yo lebih banyak menghabiskan waktunya di taman kota, ketika Yo sedang berjalan-jalan, dia melihat seorang wanita tua yang bersama-sama sekelompok anak kecil. Dia tampak sangat cemas dan kebingungan, dan tidak ada orang yang tampak menolongnya. Yo melihat kesedihan di mata wanita tua itu dan merasa tergerak untuk menawarkan bantuan. Ketika mereka berbicara, Yo menyadari bahwa dia bisa merasakan empati yang dalam terhadap wanita tua tadi. Inilah awal dari perjalanannya untuk menemukan kekuatan empati dalam dirinya. Tidak berhenti di situ, Yo kemudian memutuskan untuk belajar lebih banyak tentang kemampuan empati yang baru Ia kenal dan mulai mencari seorang guru untuk memperdalam kemampuan tersebut, di sepanjang perjalanan pencarian, Yo justru menemukan dirinya terjebak dalam sebuah permainan kekuasaan dan manipulasi emosional. Akhirnya, Yo menemukan seorang guru sejati, beliau seorang bijak yang mengajarkan bahwa empati sejati adalah tentang pemahaman, bukan manipulasi. Dari sana, Yo belajar untuk membuka hati dan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih empatik, dan lebih peduli pada orang lain. Meski perjalanan Yo penuh dengan rintangan dan pengorbanan, tapi setiap pengalaman tersebut ternyata menjadi batu lompatan yang membantu Yo menjadi seorang empath sejati yang mampu menemukan jati dirinya, memberi kemanfaatan yang lebih baik.
Yo melangkah masuk ke sebuah desa yang terlihat sepi dan mati. Ia merasakan suasana yang begitu kosong dan tak mempunyai kehangatan di hatinya. Yo merasa aneh dengan aura di desa ini, dan ia mencoba bertanya pada satu orang yang ia temui di tengah desa.
"Punten, maaf mengganggu Anda, saya ingin bertanya, apa yang terjadi di desa ini? Kenapa kampung ini tampak kosong ketika saya masuk ke desa ini?" ujar Yo dengan sopan.
Penduduk desa itu lalu menatap Yo dengan tatapan kosong dan tak memancarkan empati sedikit pun pada Yo.
"Maaf, saya tidak tahu apa-apa. Semua orang di desa ini tidak mampu menerima kutukan ini, bahkan saya sendiri." jawab penduduk desa itu tanpa ekspresi.
Yo terkejut mendengarnya. Bagaimana penduduk desa bisa kehilangan gairah hidupnya untuk merasakan naluri pada sesamanya.
"Sudah berapa lama ini terjadi?" tanya Yo kembali.
"Sudah hampir satu tahun lamanya, tapi tidak ada yang bisa merubah jalan nasib kami semua." jawab penduduk desa itu sambil menundukkan kepala.
Yo merasa iba melihat kondisi desa ini. Ia bertekad untuk mencari tahu penyebab hilangnya kemampuan empati ini dan mencoba mencari cara untuk membantu penduduk desa.
Yo berjalan-jalan ke sekitar desa dan menemukan beberapa orang yang berbicara satu sama lain dengan kasar dan egois. Tidak ada rasa pengertian atau kepedulian di antara mereka. Semuanya tampaknya dilakukan dengan tujuan selisih.
Yo menganggukkan kepalanya, ia segera mencoba mencari sumber teror ini, dan Ia mulai membuka empatinya yang membawa Yo bergerak ke luar desa menuju sebuah gua besar yang terletak tak jauh dari desa.
Saat Yo masuk ke dalam gua, ia merasa beberapa kekuatan energi di sekitar tempat itu. Yo merinding dan seketika ia merasa kehilangan kemampuan untuk merasakan empati. Ia terus berjalan masuk ke dalam gua dan menemukan sumber masalahnya.
Seorang pertapa sedang duduk di sebuah batu besar, ia mengerutkan kening pada Yo.
"Ada apa kau di sini, manusia?" tanya pertapa itu dengan suara dingin.
"Aku ingin tahu apa yang terjadi pada desa ini. Mengapa orang-orang tidak bisa merasakan empati lagi terhadap sesamanya," tanya Yo.
"Kamu lebih baik tidak tahu." ucap sang pertapa.
"Tidak, aku ingin tahu. Aku ingin membantu." tegas Yo.
Pertapa itu mulai memperkenalkan dirinya, "Aku adalah penyihir," gertaknya sambil tertawa sinis. "Orang-orang di desa itu adalah subject percobaan saya. Saya menciptakan suatu kekuatan baru yang memungkinkan saya memblokir kemampuan kesadaran normal itu. Aku ingin menguji sifat manusia jika tidak memiliki penginderaan empati." Penyihir berdiri dihadapan Yo.
Yo merasa murka mendengarnya.
"Kau benar-benar jahat. Mengapa kau bisa melakukan hal seperti ini?" ucap Yo.
"Aku hanya lakukan ini untuk senang-senang sabil," jawab sang penyihir dengan tenang.
"Dalam hal ini, kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu!" ucap Yo dengan nada serius.
Yo mulai membuka empath nya di level VI, penyihir itu juga menunjukkan kemampuan yang setara, terjadi pertarungan mental yang seru. Saat terjadi benturan energi hebat, Yo berhasil mengalahkan sang penyihir pada pertempuran empath level VIII dan mengembalikan kekuatan empati bagi penduduk desa.
Penduduk desa pun merasa senang kembali merasakan naluri empati dan bisa kembali merasa dekat dengan sesamanya. Yo merasa sangat bangga dan puas bisa membantu memulihkan kesadaran mereka.
"Terima kasih kisanak telah menolong kami!" ucap penduduk desa dengan senyuman yang menghangat hati Yo.
Yo tersenyum dan berseru," Iya, tidak perlu berterima kasih. Ini tugas saya sebagai seorang petualang jalan kebenaran."
Yo meneruskan perjalanannya dengan harapan bisa membawa banyak kedamaian dan kebaikan bagi tempat-tempat yang akan Ia lalui.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Amanda merasa sedikit kesepian, meskipun ia menikmati momen-momen sendirinya. Ia memandang ke arah rumah tetangganya yang tampak sepi. Rumah itu milik keluarga Raka dan Laila. Raka adalah seorang pria yang tampan dan karismatik, sementara Laila adalah wanita yang cantik dan ramah. Mereka adalah pasangan yang sempurna di mata orang-orang di sekitar mereka.