/0/16526/coverbig.jpg?v=944e53f0d2412a7972b493a18ea33d09)
Setiap wanita pasti berharap jika hanya dia yang menjadi wanita satu-satunya di hati suaminya. Begitu juga yang diharapkan Laila, seorang gadis desa yang kini telah menikah dengan Yoga seorang pria kaya dari kota. Pernikahan mereka memang terjadi karena perjodohan. Namun, Laila berharap Yoga bisa mencintainya seiring berjalannya waktu. Tetapi semua itu ternyata hanyalah sebuah mimpi bagi Laila. Yoga yang memang tidak pernah menerima perjodohan ini diam-diam telah menikah dengan Tasya seorang wanita yang bekerja sebagai resepsionis di hotel miliknya. Tidak hanya itu, Yoga pun akhirnya mengajak Tasya untuk tinggal bersama dengan Laila dalam satu atap. Mampukah Laila menjalani hidup dalam satu atap bersama madunya?
Tidak ada wanita yang mau dimadu, apalagi harus tinggal seatap dengan wanita yang telah merebut kebahagiaannya. Namun, sebagian besar dari wanita tersebut justru memilih untuk menerima kehadiran perempuan perusak itu. Bukan karena pasrah, tapi lebih kepada cinta dan menjaga mental sang anak. Pagi itu Laila sedang sibuk memasak untuk sarapan. Disaat dia sedang menata piring di atas meja. Tiba-tiba dia terkejut saat mendengar suara teriakan sang suami. Sambil mengetuk pintu dengan keras dan berteriak.
"Laila! Laila." "Alhamdulillah, sepertinya Mas Yoga sudah pulang," ucap Laila sambil meletakkan piring yang ada di tangannya. "Laila! Cepat buka pintunya." Yoga terus mengetuk pintu sambil berteriak. "Iya, Mas. Sebentar!" sahut Laila sambil berteriak dari dalam rumah. Sambil membuka pintu. " Alhamdulillah, akhirnya kamu pulang Mas." "Darimana saja kamu!" bentak Yoga sambil berjalan masuk. "Maaf, Mas. Aku tadi di dapur, jadi aku tidak mendengar teriakanmu," jawab Laila sambil langsung mengambil tas koper yang ada di tangan Yoga. "Alah, alasan saja kamu!" bentak Yoga yang terlihat kesal. "Ya sudah aku minta maaf ya. Ayo kita makan dulu, kebetulan aku sudah masak makanan kesukaanmu," ajak Laila sambil tersenyum ramah. Laila yang begitu sangat menyayangi Yoga langsung menggandeng tangannya. Terlihat tatapan risih dan jijik dari kedua mata Yoga. Tidak berapa lama setelah Yoga masuk tiba-tiba Laila dikejutkan oleh panggilan mesra seorang wanita kepada Yoga. "Sayang! Kenapa kamu tidak menungguku sebentar," ucap wanita tersebut sambil memeluk tangan Yoga dengan mesra. "Sayang! Siapa wanita ini, Mas?" tanya Laila sambil kebingungan. "Halo, Mbak. Aku Tasya, istri kedua Mas Yoga," jawab wanita yang mengaku bernama Tasya itu. Wanita itu terlihat sangat cantik dan muda. Bahkan bisa ditebak jika usianya terpaut jauh dari Laila. Dan kini wanita itu dengan gamblang mengaku jika dia adalah istri kedua Yoga. Seketika dunia seakan hancur berkeping-keping. "Oh, tidak mau bersalaman ya," ucap Tasya sambil menurunkan tangannya. "Mas, apa benar wanita ini adalah istrimu?" Laila mencoba bertanya sambil menatap Yoga. "Iya benar, Tasya ini adalah istri kedua ku dan bisa jadi dia akan menjadi istri pertama ku," jawab Yoga sambil langsung berjalan ke arah sofa. Setelah mendengar jawaban Yoga, Laila langsung berjalan ke arah sang suami. "Tega kamu mengkhianati aku seperti ini, Mas." "Apa salahku, Mas? Apa kurang pengabdianku selama ini!" teriak Laila sambil menangis histeris di hadapan Yoga. Yoga yang mendengar perkataan Laila terlihat tertawa bahagia. Tasya yang saat itu masih berdiri di depan pintu langsung berjalan ke arah yoga. Perlahan dia pun duduk di samping laki-laki tampan dan berbadan kekar itu. "Mas, aku jadikan tinggal di sini bersama kalian? Aku yakin setelah Laila mengenalku dia akan berubah baik kepadaku," ucap Tasya sambil bersandar di bahu Yoga. "Tinggal disini, dirumah ini. Mas kamu tidak akan memintanya tinggal di sini bersama kita 'kan?" tanya Laila dengan wajah penasaran. "Sebenarnya aku ingin membelikan Tasya apartemen, tapi setelah aku pikir-pikir lebih baik dia disini. Karena aku khawatir kalau dia akan kesepian jika berada di apartemen sendirian," jawab Yoga sambil membelai rambut Tasya. "Tidak, Mas. Kamu tidak bisa membawanya tinggal bersama kita di sini, aku tidak setuju." "Kenapa! Kenapa aku tidak boleh mengajak Tasya tinggal disini? Bukankah ini rumahku, dan aku berhak menentukan siapa saja yang boleh tinggal di rumah ini!" bentak Yoga sambil berdiri dari tempat duduknya. "Aku istrimu, Mas. Jadi aku juga punya hak atas kamu dan rumah ini!" teriak Laila sambil menangis. "Istri! Sejak kapan kamu menjadi istriku? Apa sejak ijab kabul pernikahan kita itu, asal kamu tahu sampai kapanpun aku tidak akan mengganggap kamu sebagai istri ku," jelas Yoga sambil menatap wajah Laila. "Ya ampun, Mbak. Masalah seperti ini saja sudah heboh, lagipula wajarkan seorang laki-laki menikah lebih dari dua kali," jawab Tasya sambil merapikan rambutnya. "Wajar kamu bilang. Sekarang aku tanya sama kamu, apa kamu yakin Mas Yoga bisa adil dengan kita berdua? Apa kamu tidak takut jika dia hanya adil padaku," ucap Laila sambil mengusap air matanya. "Aku yakin Mas Yoga bisa adil kepada kita. Mbak lihat saja rumah ini cukup mewah dan aset Mas Yoga cukup banyak jadi tentu dia bisa membagi rata antara aku dan Mbak Laila," jawab Tasya sambil berjalan di samping Laila. "Kamu salah Tasya. Adil itu bukan hanya tentang materi dan uang, tapi juga tentang waktu dan kasih sayang. Mungkin memang dia bisa menyayangi mu tapi pasti tidak kepada ku, bukan begitu, Mas?" ucap Laila yang langsung menoleh ke arah Yoga. "Sudah cukup! Aku tidak peduli kamu suka atau tidak tapi yang pasti Tasya akan tetap tinggal di sini bersama kita," jawab Yoga. Sambil berjalan mendekati Yoga. "Baik silahkan Tasya tinggal disini, tapi ceraikan aku dulu." Laila berharap permintaannya untuk bercerai akan membuat Yoga berubah pikiran. Namun, ternyata Yoga justru tertawa terbahak-bahak. Bahkan dengan senang hati dia meminta Laila untuk segera meninggalkan rumah itu. "Baik jika itu maumu, silahkan kemasi barang-barangmu dan pergi dari rumah ini!" usir Yoga sambil menatap ke arah Laila dengan tajam. "Yes, akhirnya aku bisa menyingkirkan wanita kampung ini. Dan aku yakin sebentar lagi aku akan jadi Nyonya besar di rumah ini," batin Tasya sambil tersenyum. Sambil memegang tangan Yoga. "Aku mohon pikirkan lagi keputusanmu itu, apa kamu lupa jika Mama Ajeng sangat menginginkan pernikahan kita langgeng." "Aku ingat, bahkan sangat ingat. Sekarang semua keputusan ada padamu Laila, kamu mau pergi atau menerima Tasya di rumah ini!" ucap Yoga sambil memegang pipi sang istri. Yoga yang tidak ingin menambah masalah dengan Laila akhirnya mengajak Tasya pergi dari rumah itu. Terlihat wajah kesal Tasya saat Yoga mengajaknya keluar dari rumah. Tidak ada yang bisa Laila katakan saat ini selain menangis memikirkan nasib rumah tangganya. "Ya Allah apa yang harus aku lakukan sekarang, bagaimana mungkin aku bisa hidup dengan wanita yang telah merebut suamiku," batin Laila sambil terus menangis. "Tasya, ayo kita pergi dari rumah ini." Yoga langsung menggandeng tangan Tasya. "Tapi, Mas. Bukankah kamu sudah berjanji untuk mengajakku tinggal di rumah ini?" tanya Tasya yang terlihat berat untuk melangkah. "Kita pergi dulu dari sini, biarkan wanita kampung ini memikirkan apa yang akan dia pilih," jawab Yoga sambil langsung menarik tangan Tasya keluar rumah. "Sebegitu cintanya kamu kepada wanita itu, Mas. Hingga kamu lupa akan amanah almarhum Mama mu," batin Laila sambil menatap Tasya dan yoga yang berjalan ke arah pintu.
Clara Salsabila, seorang publik figure sukses, memiliki segala yang diinginkan-kecuali satu hal: seorang anak. Sementara suaminya, Bagas Pratama, CEO muda yang ambisius, sangat menginginkan keturunan untuk mewarisi perusahaan mereka kelak. Dalam ketegangan yang semakin memuncak, Clara membuat keputusan kontroversial: menyarankan Bagas untuk menikahi Maya, asisten rumah tangga mereka, agar mereka bisa memiliki anak tanpa mengorbankan karir Clara. Namun, pernikahan siri ini justru membawa konsekuensi yang tak terduga. Maya, yang hanya dipandang sebagai alat untuk memenuhi keinginan Bagas, mulai membangun kedekatan yang lebih dari sekadar hubungan suami-istri. Ketegangan semakin memanas saat Clara berusaha mempertahankan kontrol atas hidupnya, sementara Maya dan Bagas semakin sulit dipisahkan. Dalam perjuangannya untuk mempertahankan posisinya, Clara harus menghadapi kenyataan bahwa ia mungkin kehilangan lebih banyak dari yang ia kira-termasuk suami dan kedudukannya sebagai istri. Akankah Clara berhasil mengendalikan segalanya, ataukah ia akan dikhianati oleh takdir yang telah ia rancang?
Warni adalah seorang bidan yang terkenal baik dan ramah di Desa Tlogo Ungu. Akibat keramahannya itu banyak wanita hamil yang merasa nyaman memeriksakan kehamilannya di rumah bersalin yang dibuka Warni 2 tahun yang lalu. Namun, siapa sangka di balik keramahan dan kebaikan yang diberikan Warni tersimpan sebuah rahasia yang tidak diketahui orang lain. Warni yang dulunya hanya putri seorang petani miskin di desa Tlogo Ungu kerap mendapat hinaan dari warga desa. Bahkan sampai dia berhasil menjadi seorang bidan pun warga desa masih tetap menganggapnya rendah, serta menolak memeriksakan kehamilannya kepada Warni. Mereka rela berjalan jauh ke kota demi memeriksakan kandungannya, bahkan tak jarang Warga desa menghadang pasien dari luar desa yang ingin ke tempat prakteknya. Warni yang sakit hati, serta khawatir jika usaha yang di bangunnya bangkrut memutuskan untuk melakukan pesugihan siluman ular putih dengan bantuan temannya yang bernama Romlah. Siluman ular putih yang kerap dipanggil Nyai Sukma bersedia membantu Warni dalam mendapatkan pundi-pundi kekayaan. Namun, Nyi Sukma meminta Warni untuk menyiapkan satu wanita yang melahirkan pada kamis malam jumat kliwon, serta untuk tumbal pertama Warni harus bersedia menyerahkan bayi yang baru saja dilahirkannya kepada Nyai Sukma sebagai pembukaan. Bersediakah Warni menyerahkan anak pertamanya sebagai tumbal, lalu apa saja yang dialami Warni setelah menyetujui perjanjiannya dengan Siluman ular putih tersebut?
Kisah ini sengaja saya ambil dari kisah dan penggalaman pribadi saya sendiri. Bukan untuk membuka aib, tapi saya ingin mengatakan kepada dunia jika perbedaan usia, status dan jabatan bukanlah jaminan jika sebuah rumah tangga akan bahagia. Yang di butuhkan adalah saling terbuka, kejujuran dan saling sadar jika kehadiran kita untuk pasangan adalah untuk melengkapi kekurangan pasangan kita. Disini saya ingin menunjukkan bagaimana perjuangan suami saya dalam mengajarkan islam dan membantu saya memulai kehidupan yang baru. Sosok wanita yang sama sekali tidak menggenal islam bahkan nekad keluar dari islam kini sedikit lebih tahu tentang islam. Serta seberapa sabar suami saya menghadapi cemooh keluarganya tentang masa lalu saya dan bagaimana kuatnya dia bertahan merawat saya yang sedang sakit sampai saat. Semoga segala lelah dan kerja keras para suami bisa di balas dengan pahala serta kesehatan dan rejeki yang berlimpah.
Namaku Rani aku adalah ibu sekaligus ayah untuk putri tunggalku yang bernama Luna. Luna tidak seperti anak pada umumnya. Dia memiliki gangguan pada pendengarannya sejak bayi. Semua itu terjadi karena aku sedang depresi karena perilaku kasar suamiku. Hingga membuatku nekat melakukan aborsi kepada anak yang aku kandung. Namun, Allah berkehendak lain janin yang ada di dalam kandunganku selamat dan kini menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Mas Niko suamiku yang kasar itu meninggalkanku entah kemana. Sejak Luna lahir kedunia dia tidak pernah melihat sosok ayahnya. Kini setelah Mas Niko pergi aku harus berjuang untuk kehidupanku dan Luna di masa depan. Karena aku tidak ingin apa yang aku alami saat ini dirasakan juga oleh putri kecilku.
Semua wanita pasti berharap kehadirannya bisa diterima dengan baik oleh keluarga suami. Namun, tidak jarang banyak wanita yang mengalami nasib buruk saat berada di antara keluarga besar sang suami. Hal ini juga dialami oleh Nia seorang gadis lugu yang terlahir dari keluarga broken home dan kurang mampu. Pernikahan bahagia, serta hangatnya kasih sayang dari mertua dan saudara ipar ternyata hanyalah sebuah mimpi indah bagi Nia. Pasalnya kehadirannya Nia di tengah keluarga Riko justru hanya dianggap sebagai seorang pembantu rumah tangga. Tidak hanya itu, Riko yang seharusnya bisa menjadi suami yang menjaga dan mendidik Nia dalam segala hal justru tega menjerumuskan sang istri pada lembah maksiat. Sifat pemalu, gengsi yang besar, serta kurang sifat tanggung jawab membuat Riko memiliki banyak hutang. Hampir setiap hari rumah mereka selalu didatangi oleh dekoleptor yang ingin menagih hutang dalam jumlah yang cukup besar. Riko merasa tidak nyaman tega menjual sang istri pada laki-laki hidung belang baik secara online maupun pada temannya. Mampukah Nia melepaskan diri dari jeratan dunia malam yang diperkenalkan oleh sang suami?
Kesuksesan sebagai seorang Desainer dan pemilik sebuah butik terkenal membuat Intan melupakan persoalan cintanya. Hingga sampai usianya menginjak 30 tahun Intan belum juga memiliki suami ataupun seorang kekasih. Hal itu membuat orang-orang menyebutnya dengan perawan tua, bahkan sang ibu kerap mendapat cibiran dari para tetangga karena status lajang Intan. Karena alasan itulah Sukma terus mendesak Intan untuk segera mencari kekasih dan segera menikah. Desakan Sukma ternyata membuat Intan tertekan, hingga dia pun menceritakan permasalahan yang dihadapinya kepada sahabat baiknya yang bernama Luna. Mendengar cerita Intan yang belum mendapat jodoh, serta sikap Intan yang cuek dan dingin terhadap lawan jenis membuat Luna berpikir jika Intan mendapat sihir dari seseorang. Bahkan Luna pun menyarankan Intan untuk mencari pengobatan alternatif untuk mengeluarkan ilmu sihir yang ada di dalam tubuhnya. Mampukah Intan menemukan jodoh terbaik untuknya, dan apa benar jika dalam tubuh Intan ada ilmu sihir yang sengaja dikirim seseorang?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady". Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
Nicholas Lauther sangat terkejut ketika dihari pertama dirinya dilantik menjadi CEO di perusahaan sang Ayah, mendengar kabar dari kedua orangtuanya sendiri bahwa dirinya telah dijodohkan dengan seorang gadis yang merupakan putri dari sahabat lama kedua orangtuanya. Amora Georgina yang merupakan jodoh dari Nicholas rupanya baru saja lulus SMA dan Amora juga merupakan putri dari keluarga yang sederhana, setelah lulus SMA di sebuah kota kecil akhirnya Amora bersama kedua orangtuanya pindah ke kota besar karena memang orangtuanya telah membuat restoran steak ditengah kota! Lagipula sudah saatnya Amora dan Nicholas dipertemukan dan juga didekatkan. Tentu saja baik Nicholas maupun Amora sama-sama tidak bisa menerima begitu saja ketika tau keduanya telah dijodohkan sejak kecil, apalagi keduanya memiliki kepribadian yang sangat bertentangan dari segi apapun, sambil mencari cara untuk membatalkan perjodohan ini, Nicholas dan Amora pun terpaksa berpura-pura didepan orangtua masing-masing seolah menerima perjodohan ini! Usia Nicholas 24 tahun Ayah bernama Billi Lauther Ibu bernama Emma Maria. Bisnis perusahaan game online bernama Nexon Games. Usia Amora Georgina 19 tahun Ayah bernama Mark Davidson Ibu Anna Georgina. Bisnis restoran aneka steak.
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.