/0/16571/coverbig.jpg?v=20250328152352)
Hanna dengan ceria memasuki ruangan kantor kakaknya, membawa kotak bekal makanan di tangannya. Hari ini, ia sengaja datang ke kantor kakaknya untuk memberikan kejutan karena ia baru pertama kali memasak. Hanna memiliki hubungan yang sangat baik dengan Zaki, karena sejak kecil Zaki selalu menjaga dan melindunginya. Namun, baru saja membuka pintu, Hanna terkejut dengan apa yang dilihatnya, sehingga kotak bekal makanannya jatuh ke lantai. Hanna kaget dan tidak percaya, melihat Zaki sedang berlutut di depan pria tampan dengan sebuah cincin di tangan. "Apa yang kalian lakukan?" pekik Hanna. Marah dan kecewa, Hanna merasa Zaki telah menyembunyikan sesuatu darinya. Ia juga merasa sedih dan tak mempercayainya. "Bagaimana bisa, Zaki?!" Hanna merasa sakit hati. Zaki buru-buru menghampiri Hanna dan mengajaknya duduk. "Kamu salah paham, dek. Kakak tidak seperti yang kamu pikirkan." Hanna tidak percaya sama sekali. "Tidak mungkin, jelas-jelas kakak melamarnya barusan. Bagaimana aku bisa salah paham?" Pria tampan tersebut tersenyum dan mengangguk. "Ya, Hanna, kamu salah paham. Aku pria normal dan bukan pacar kakak kamu, tapi aku adalah..." berbisik di telinga Hanna "...Suami kamu, sayang." "Apa?!"
Braak.
Suara dentingan kotak makanan yang di bawa Hanna itu terjatuh mengejutkan dua orang pria yang saling berhadapan dengan posisi yang terlihat entahlah....
Satu pria sedang berjongkok sambil memegang kotak cincin dan satu lagi sedang berdiri mengulurkan tangan kiri nya.
Hanna tentu sangat terkejut ketika melihat kakak laki-lakinya yang tampan sedang melamar seorang pria.
Bayangkan! yang di lamarnya itu seorang pria, bagaimana Hanna tidak syok coba. Itu sungguh hal yang tak lazim di negara kita ini, wajar saja Hanna sangat syok.
"Apa yang kalian lakukan!" pekik Hanna.
"Dek ini salah paham, ini semua tidak seperti yang kamu pikirkan." Ujar Zaki kakaknya Hanna alias si pria pelamar menjelaskan.
"Salah paham bagaimana? jelas-jelas aku melihat sendiri mas melamar pria belok letoy itu!" sengit Hanna menunjuk pria yang tadi di lamar kakaknya.
"Heh, siapa yang kau sebut letoy itu." Sentak si pria tak terima.
"Ya siapa lagi? kamu kan yang menggoda kakakku yang jantan perkasa ini menjadi letoy belok sepertimu!" sentak Hanna.
"Dek, mendingan kamu pulang dulu nanti mas jelasin di rumah." Ujar Zaki.
"Gak mau! aku gak mau pulang sebelum aku membuat perhitungan sama pacar letoynya mas Zaki ini titik!" pekik Hanna.
Hanna pun langsung menyerang pria itu dengan membabi buta.
"Dasar pria belok, letoy, beraninya kamu menggoda kakakku!" teriak Hanna sambil menjambak dan memukul pria itu.
"Sembarangan aku tidak belok ataupun letoy seperti perkataanmu, aku pria sejati jantan dan gagah perkasa. Apa perlu aku membuktikannya padamu?" kesal pria itu sambil menangkis serangan Hanna.
"Yakin jantan? kok aku gak yakin ya. Jadi tak perlulah membuktikan apapun." Ucap Hanna tersenyum meremehkan.
"Sialan!.. awas saja kau!"
"Kenapa Paman? kamu marah? tak perlu marahlah Paman, memang kenyataan 'Itu' mu kan tidak mampu untuk berdir... upss soryy.." Kata Hanna terkikik sambil menutup mulutnya pura-pura keceplosan.
"Beraninya kau merendahkan harga diriku dan meremehkan soal kejantananku! lihat saja akan ku buat kau merasakan bagaimana perkasanya kejantananku wanita sialan....aku tidak main-main camkan itu!" ancam pria itu menunjuk muka Hanna.
"Siapa yang merendahkan harga dirimu Paman, aku hanya berbicara soal fakta." Sahut Hanna sambil mengangkat dagu dengan arogan.
Melihat suasana semakin memanas Zaki buru-buru menarik Hanna yang dari tadi terus saja memprovokasi sahabatnya itu.
"Dek udah pokoknya kamu pulang dulu ya, nanti mas jelasin kesalahpahaman ini di rumah ya." Bujuk Zaki.
Rasanya kepala Zaki mau meledak menghadapi adiknya yang tiba-tiba ngamuk seperti banteng.
"Tidak mas, pokoknya Anna tidak akan pulang sebelum...."
"Udahlah Zak, mendingan gue aja yang pergi. Pokoknya gue kesal gara-gara bantuin lo yang payah itu, gue jadi korban di cakar singa betina." Sela pria itu menyindir Hanna.
"Sorry Faqih dan maaf atas kelakuan bar-bar adek gue yah, semuanya benar-benar di luar kendali." Sesal Zaki merasa tak enak hati.
"Okay, namun soal adek loe singa betina itu gue masih belum terima kecuali kalau dia minta maaf secara langsung ke gue dan tentunya tidak gampang harus ada syarat tertentu kalau mau di maafkan." Ujar Faqih.
"Ya gue ngerti dan btw thanks atas sarannya." Sahut Zaki.
"Hmm...gue pergi dulu Zak dan jangan lupa aku menunggu permintaan maaf darimu singa betina, ingat! aku tak akan melepaskanmu." Ujar Faqih sambil melangkah mau keluar.
"Hei tunggu Paman! kenapa aku harus minta maaf padamu, aku tak punya salah apapun terhadapmu." Ucap Hanna menghentikan Faqih.
"Kamu dengar sendiri kan Zak, dari tadi dia terus memanggilku Paman bahkan tak merasa bersalah sedikit pun. Bagaimana menurutmu?" tanya sarkas Faqih.
"Gue ngerti dan loe tenang aja gue pastikan dia akan minta maaf sama loe."
"Baguslah..." Ujar Faqih dan ia langsung pergi keluar.
Setelah kepergian Faqih akhirnya Zaki dapat menghela nafas lega. Selanjutnya ia harus membujuk adik keras kepalanya ini agar mau minta maaf sama Faqih.
"Kenapa tidak di kejar tuh pacar belokmu mas, nanti ngambek loh." Sindir Hanna sambil menjatuhkan dirinya ke sopa panjang di ruangan kakaknya.
"Huh... sudah mas bilang tadi tuh salah paham, dia itu Faqih Al-muwaffaqi sahabat mas. Lagian kami tuh sama-sama normal."
"Iya-iya percaya kok, mana mungkin Anna tak percaya sama mas kakakku yang ganteng ini." Kata Hanna.
"Tapi sorry dori aku tak percaya sama si belok letoy lambay melambay itu, pasti dia yang terus mepet-mepet mas Zaki. Awas saja aku tak akan tinggal diam." Lanjutnya dalam hati.
"Nah itu baru adeknya mas." Kata Zaki sambil mengusap rambut Hanna.
"Tumben ke kantor mas, ada apa?" Tanya Zaki mengganti topik pembicaraan.
"Anna itu tadi masak sendiri membuat bekal siang buat mas Zaki, tapi akhirnya terbuang percuma gara-gara aku terkejut melihat momen romantisnya mas sama si belok letoy lambay melambay itu. jadinya kerja kerasku terbuang sia-sia." Ujar Hanna cemberut.
"Ya udah mas minta maaf, nanti kalau kamu masak lagi pasti mas akan habiskan. lagian tadi itu bukan momen romantis seperti di otak kecilmu itu, mas lagi latihan untuk melamar seorang." Ucap Zaki.
"Melamar seseorang? siapa? perasaan mas kan tak punya pacar, dekat dengan perempuan saja tidak pernah." Kata Hanna heran matanya menyipit memandang Zaki.
"Mas memang tak punya pacar, karena dia berbeda dari yang lain tak mau ada hubungan pacaran. Makanya dia mau mas langsung melamarnya." Sahut Zaki tak membantah.
"Lah konsepnya itu gimana sih mas, tidak punya pacar tapi mau melamar seseorang. Jangan-jangan seseorang itu si belok letoy lambay melambay, iya kan? makanya dia mau langsung di lamar tak mau ada hubungan pacaran karena sudah jelas akan di tentang keras lalu setelah itu kalian kabur ke luar negri dan menikah di sana. Tidak...aku tidak akan membiarkan mas melakukan itu!" Pekik Hanna kaget dengan pemikirannya sendiri.
Tuk.
Tiba-tiba jidatnya di sentil Zaki membuat Hanna meringis kesakitan.
"Hilangkan semua pikiran konyolmu itu, dia itu perempuan tulen cantik dan berhijab makanya ia tak mau pacaran. lagian mas sudah menjelaskan Faqih itu sahabat mas dan tadi itu cuma latihan dan salah paham okay."
"Sekarang mendingan kita makan siang dulu, mas janji nanti akan menceritakan semuanya tanpa di tutup-tupi oke. Kamu juga belum makan siang kan? mas juga ini sudah lapar ayo." Ajak Zaki.
Hanna mengangguk lalu mengikuti Zaki keluar, untung ada restoran terdekat dari kantor. Jadi perutnya tidak akan kosong kelaparan, kalau tidak bisa-bisa magnya kambuh gara-gara insiden tadi.
_
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Andra terjebak dalam dunia kelam. Dia menjalani hidup sebagai berondong simpanan dua orang wanita kesepian. Suatu hari Andra bertemu seorang gadis mandiri yang membuat Andra ingin kembali ke jalan yang benar. Bisakah Andra terlepas dari jeratan dua orang tante yang telah memberinya kemewahan? Maukah gadis pujaan hatinya menerima segala kekurangan dan masa lalu Andra seumpama gadis itu tahu apa pekerjaan Andra sebelumnya?