/0/17061/coverbig.jpg?v=7a7e120d75be05d2be46d46d60bd74e8)
Julia Dalinda Putri telah melarikan diri di hari pernikahannya. Hal itu membuat gempar kedua keluarga mempelai. Demi melindungi nama baik keluarga besar Hirata, kemudian Jelita Asmara Dewi yang merupakan adik Julia pun terpaksa harus menggantikan posisi sang mempelai wanita. Namun, di sisi lain ia pun berat untuk menerima keputusan tersebut karena telah memiliki seorang kekasih yang sekarang ini sedang berada menempuh pendidikan di luar negeri. Dan bagaimana kah perlakuan Adrian yang terpaksa menjadi suaminya itu?
Pesta yang mewah di gelar di sebuah Hotel mewah berbintang lima di pusat ibu kota. Kedua keluarga mempelai pun terlihat saling berbagi kebahagiaan. Bagaimana tidak, keluarga Tanto Hirata dan Raditya Susilo kedua pengusaha besar itu akan menjadi besan. Tentu saja itu merupakan berita yang menghebohkan media karena marger dari dua pengusaha besar yang sangat diperhitungkan.
Sementara itu di dalam kamar Hotel yang berhiaskan bunga mawar cantik. Sepasang kakak beradik itu sedang bercengkrama. Jelita sedang menemani sang kakak yang sedang merias wajahnya dihari bahagianya kini.
"Kak Julia, gaunmu terlihat sangat cantik, cocok banget dengan kamu yang anggun dan feminim. Aura kecantikanmu sangat terlihat begitu terpancar," ucap Jelita yang tersenyum sambil merapikan bucket bunga yang akan dibawa oleh Julia. Adiknya itu sangatlah bahagia melihatnya akan melepaskan masa lajang bersama pemuda yang sudah lama menjalin hubungan dengannya.
Mendengar penuturan dari sang adik Julia hanya tersenyum dan kembali memperhatikan wajahnya di cermin. Para perias wajah mempelai pengantin pun telah selesai dengan tugasnya. Julia nampak cantik dengan gaun pengantin berwarna putih gading dengan model belahan dada yang terexpose dengan indahnya. Sanggul elegan dan minimalis terlihat sangat manglingi di mata Jelita.
Tak hentinya ia berdecak hingga sesekali memotret momen indah itu. Hari yang membahagiakan bagi mereka semua. Ia bersuka cita untuk kakaknya yang paling ia sayangi itu.
"Non Jelita pun tak kalah cantik kok, pasti nanti pernikahannya juga meriah seperti ini," ucap Alia salah seorang asisten make up. Ia tersenyum sambil merapikan pita di bagian belakang gaun Julia. Jelita dan Julia memang sama cantiknya. Jika berdiri sejajar mereka bahkan seperti anak kembar.
"Ah Mbak bisa aja, bikin hidungku menjadi mengembang dan mungkin sebentar lagi akan terbang," ucap Jelita terkekeh sambil menoleh padanya. Hatinya merekah penuh dengan kebahagiaan yang tak terkira.
"Memang bener kok, Non Jelita dan Non Julia kakak adik yang manis terlihat seperti anak kembar," timpal Susan yang sedang membereskan peralatan make up ke dalam koper mininya.
"Aduh pada bisa aja sih, kak Julia adalah ratunya sekarang ini." Jelita langsung memeluk sang kakak dari belakang. Namun, entah mengapa Julia hanya terdiam sambil memandangi pantulan wajahnya di cermin. Julia yang melihat itu pun hanya tersenyum karena menyangka jika sang kakak hanya sedang grogi dan itu mungkin itu akan dirasakan oleh semua wanita yang akan menghadapi acara akad pernikahan.
Dan ia rasa semua itu merupakan perasaan yang sangat wajar. Karena statusnya akan berubah menjadi nyonya Adrian sebentar lagi.
Jelita ikut melongokan wajahnya di cermin lebar itu. Dirapikan alisnya yang cantik. Ia puas dengan hasil make upnya.
"Oke, kak Julia. Tenang dan santai aja dulu ya. Masih ada waktu kok, aku kebawah dulu ya lihat keadaan di luar." Gadis bergaun merah muda dengan rambut panjang yang terurai itu pun berlari kecil menuju ke luar. Ingin segera melaporkan tentang kakaknya itu yang sudah siap untuk melakukan prosesi akad nikah.
Melihat itu, Julia hanya menarik napas panjangnya. Sepertinya ada sesuatu yang ingin ia lakukan. Ada hal yang sangat mengganjal di hatinya sehingga tak bisa diungkapkan kepada siapapun saat ini. Berkali-kali ia mencabut lembaran tisu untuk mengelap keringat di lehernya. Karena entah mengapa ia tak bisa duduk dengan tenang, hanya terus bermodar-mandir melihat jam yang tergantung di dinding juga ponselnya yang berdering.
Diangkatnya telepon itu, ia berdiri di pojok ruangan setelah penata riasnya keluar terlebih dahulu. Bertelepon dengan seseorang. Sesaat kemudian, raut wajahnya terlihat berubah. Pikirannya mulai berkelana, ia kembali berjalan-jalan sambil menggigiti kukunya. Dari nada bicaranya telepon tersebut terlihat sangat penting sehingga menjadikan dirinya sangat resah dan gelisah.
Sementara itu Jelita merekahkan senyumnya begitu antusias melihat banyaknya orang yang sudah hadir di dalam hotel besar itu.elihat orang tuanya yang sedang bercengkrama dengan akrabnya dengan para tamu undangan.
Jelita berlari menuju kepada kedua orangtuanya, menyapa beberapa sepupu dan juga sahabat-sahabatnya. Tamu-tamu penting pun telah berdatangan membuat riuh suasana di ballroom Hotel tersebut.
"Hai, Jelita. Sini Nak, ayo gabung bersama kami!" panggil Linda, Ibunya melambungkan tangan.
"Iya Ma, Lita dateng!" teriaknya sambil membalas melambaikan tangannya. Ia berlari terlihat sangat lucu.
"Cantiknya, Jelita. Coba saja Om punya dua anak laki-laki, pasti akan Om jodohkan denganmu," ucap Raditya sambil tersenyum.
"Betul banget itu Pa, sayangnya anak kita hanya Adrian dan Gita saja," timpal Anggia sambil menepuk bahu Jelita. Wajah cantiknya yang memang mampu menyita perhatian semua orang terlebih lagi dengan sikapnya yang manis dan lembut.
"Huuu, jadi Gita ga berharga nih di keluarga kita?" tanya Gita sambil cemberut. Anak itu masih kelas 2 SMA dan merupakan anak yang manja. Memalingkan wajahnya ke sembarang arah karena ucapan sang Ibu barusan.
"Hhe, ya gak gitu kok, Sayang. Maksudnya, kan lucu gitu adik kakak menikah dengan adik kakak juga, jadi kita tetap memiliki satu besan," ucap Anggia hanya menggelengkan kepalanya melihat Gita yang begitu baperan. Dikecupnya kepala anak gadis yang cantik itu.
"Betul juga ya Ma," timpal Raditya setuju dengan ucapan sang istri. Dia melirik Anggia sambil meneguk minuman rasa jeruk di tangannya.
"Sayang ya," celetuk Linda terkekeh geli mendengarnya.
Satu keluarga menjadi tertawa terbahak-bahak karena kekonyolan idenya.
Tak lama kemudian, Adrian datang ditemani oleh Roby yang merupakan asisten pribadi sekaligus sahabat baik yang paling ia percaya. Pria tampan dan klimis itu merasakan jantungnya hampir meloncat karena selama ini memimpikan pernikahan yang mewah dan juga dihadiri oleh keluarga inti dan para hadirin, tentu saja membuatnya sangat bersemangat menghadapi hari ini.
"Hai, Adrian. Sudah siap sayang?" tanya Anggia yang merapikan pakaian Adrian yang memakai jas formal. Terlihat sangat tampan dan juga rapi. Lelaki 28 tahun itu nampak maskulin dengan postur tubuh tinggi dan jambang rapi yang menghiasi wajahnya. Auranya dingin dan jarang tersenyum, walau begitu ia memang dikenal sebagai seorang pemimpin perusahaan yang tegas dan pintar dalam mengambil keputusan.
Anak sulung kebanggaannya itu sudah lama menginginkan pernikahan dengan Julia karena mereka telah menjalin hubungan lebih dari 5 tahun karena sempat terhalang oleh pendidikannya selama ini.
"Tenang saja Bos jangan tegang seperti itu. Ingat ini adalah hari pernikahan bukan hari untuk berperang!" Celetuk Gita menepuk bahu kakaknya. Senyum adiknya begitu meledeknya.
"Aduh kamu sayang, Kakak kamu mau menikah malah kamu ledekin seperti itu. Tuh, kasihan loh nanti dia tambah tegang!" Seru Anggia. Dia sangat bangga pada sang putra yang telah mengambil keputusan yang tepat untuk segera menikahi Julia sebelum kelamaan menjalin sebuah hubungan pacaran tanpa ikatan.
Kejadian mengerikan itu menimpa Khalisa. Ibu muda yang tengah mengandung anak pertamanya itu terluka parah. Hingga diakhir sisa hidupnya ia meminta pada sang adik untuk menggantikan posisinya. Apa yang harus dilakukan oleh Kayra , sedangkan ia sudah memiliki kekasih. Melanjutkan hubungan asmaranya yang sudah terjalin lama ataukah menerima permintaan terakhir sang kakak? Sungguh dilema berat untuknya.
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Rubby sudah merasakan berbagai jenis cinta, sekaligus berbagai jenis ranjang dan desahan, namun akhirnya dia tersudut pada sebuah cinta buta dan tuli yang menjungkir balikkan kewarasan dia, meski itu artinya... TABU, karena seseorang yang dia cintai, adalah sesorang yang tidak seharusnya dia kejar. Ruby hanyalah gadis di pertengahan tiga puluh tahun. Meski begitu, tubuhnya masih terawat dengan baik. Pinggangnya masih ramping tersambung oleh lengkungan indah pinggul yang tidak berlebihan meski kentara jelas.
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.