/0/17210/coverbig.jpg?v=cee8bf4bda3263e60bdd820e5e75d94e)
Citra seorang aktor dalam layar kaca tak selalu sama dengan apa yang terjadi dalam dunia nyata. Keysha Aeera atau yang dikenal sebagai Aekey, adalah seorang penulis gagal. Hingga suatu saat cerita miliknya begitu ramai, dan secara tak sengaja ia juga terlibat percintaan dengan salah satu aktor papan atas, Ares. Aresta Mahendra adalah aktor papan atas yang dikenal memiliki penggemar gila. Bahkan beberapa aktris sempat menjadi sasaran akan kegilaan penggemarnya itu. Perlakuan buruk, penggemar yang gila, dunia keartisan, semua itu membuat Keysha memikirkan kembali tentang hidupnya. Yang lebih buruk lagi, Keysha sangat mencintai Ares. Lantas apa hubungan keduanya akan terus berlanjut atau akan berakhir buruk ? Akankah Keysha kuat menjalani hidupnya yang berubah 180° itu ?
Seorang perempuan terbangun dari tidur lelapnya. Ia meregangkan otot-otonya sambil mengucek matanya. Ia menengok jam kecil dikamarnya sebentar untuk mengetahui waktu saat ini.
"Masih jam 10" Ucapnya dengan suara parau khas bangun tidur.
Ia pun meraba-raba bagian bawah bantalnya dengan acak. Ekspresinya sedikit berubah kala ia menemukan gawainya disana. Total sepuluh detik ia memandang layar gawainya dengan tak percaya. Notifikasi begitu ramai akan komentar dan suka dari aplikasi novel online miliknya. Perempuan itu mengucek matanya sekali lagi, ia menggeleng dan menampar pipinya cukup keras.
"Key, bangun bodoh. Lo masih mimpi pasti"
Sedetik kemudian ia berteriak keras sambil melihat halaman cerita yang semalam ia publikasi. Meskipun tak percaya, ribuan komentar dan pembaca terpampang jelas kala Keysha, perempuan itu, membuka aplikasi novel online-nya. Jelas ini adalah awal yang baik setelah ia berkali-kali tak mendapat jawaban apapun dari berbagai penerbit tempat ia mengajukan naskahnya.
Ia pun melihat media sosialnya yang juga tak kalah ramai, beberapa orang menyebutnya dalam postingan mereka. Ia juga menengok trending topik saat itu. Nama Ares terpampang dalam urutan pertama. Ia membuka topik itu, dan ia melihat ceritanya yang dibahas oleh berbagai akun penggemar itu. Keysha sungguh ingin menangis sekarang, setelah sekian lama ia ingin menjadi seorang penulis, akhirnya kini orang-orang melirik tulisannya itu.
"Ares, terima kasih atas nama lo. Gila nama lo emang segede itu pengaruhnya. Padahal gue cuma mau coba-coba aja bikin fanfiction lo, Res. Harusnya gue ga usah skeptis dan nulis fanfiction lo aja langsung. Aaahh pokoknya sayang Aresta Mahendra banyak banyak" Keysha memeluk gawainya sambil berguling-guling tak karuan.
Setelah lama membaca respon-respon penggemar Ares untuk ceritanya, Keysha segera bangkit dari kasurnya. Ia harus mulai mandi, makan, dan melanjutkan kembali cerita yang itunggu-tunggu oleh pembacanya itu. Membayangkan harinya akan indah, perempuan itu tersenyum. Ia masuk ke kamar mandi dengan bersenandung pelan.
Kini langit sudah menggelap, Keysha yang duduk di depan laptopnya hanya terdiam merenung menatap kursosnya yang tak bergerak sama sekali. Sedari siang tadi, tak ada satu katapun yang berhasil ia torehkan dalam ceritanya. Kini matanya mulai panas dan kepalanya terasa ingin pecah. Sebuah ide muncul dalam pikirannya.
"Ayo kita menulis di cafe"
Lama setelah mencari-cari cafe yang masih buka di jam saat ini, hingga Keysha menemukan sebuah Cafe yang masih terdengar suara live musicnya dari luar. Tanpa berpikir panjang lagi, Keysha pun memarkirkan sepeda motornya dan memasuki cafe tersebut. Perempuan itu sungguh tak memperhatikan sekitarnya yang penuh dengan pasangan yang saling bercumbu atau perempuan dengan pakaian yang begitu ketat hingga tubuhnya seperti mau keluar.
"Silakan, kak. Ini buku menunya, boleh saya catat sekarang pesanannya ?"
"Oh ? Iya boleh" Keysha sedikit terkejut dengan kehadiran tiba-tiba sang pelayan cafe itu.
Keysha pun membuka buku menu yang diberikan padanya. Sudah cukup lama ia membolak-balik setiap halaman yang ada di dalam buku menu itu. Tak ada satupun menu yang dimengerti namanya oleh Keysha. Ia berpikir, cafe macam apa yang menjual minuman tidak jelas seperti ini. Akhirnya, karena merasa tidak enak membuat sang pelayan menunggu lama, perempuan itu menunjuk salah satu menu secara acak. Ia melihat disebelahnya terdapat gambar minuman yang berwarna kuning. Ia bepikir mungkin itu adalah jeruk atau semacamnya.
"Jadi, Yuzu HIghball. Ada tambahan lainnya, snacknya mungkin ?"
"Mmm....French Fries ?"
"Okay, jadinya 1 Yuzu Highball dan 1 French fries ya ?"
"Iya"
"Baik, silakan ditunggu ya kak. Nanti kami antar"
"Terima kasih"
Setelah pelayan itu pergi, Keysha pun mulai mengeluarkan laptopnya. Ia menarik nafasnya dalam sambil menunggu laptopnya menyala dengan sempurna. Ia pun membuka draft miliknya dan membaca ulang cerita sebelumnya. Ia pun mulai mengetikkan beberapa kata ke dalam draftnya itu. Namun, tidak seperti harapannya, Keysha pun lagi-lagi menghapus kata-kata yang telah ia ketik. Sudah 15 menit Keysha melakukan itu, hingga seorang pelayan memberikan pesanannya.
"Satu Yuzu Highball dan satu French Fries ?"
"Iya"
"Silakan menikmati"
"Terima kasih"
"Sama-sama, kak"
Setelah memastikan pelayan itu pergi dari hadapannya, perempuan itu mengambil gelas yang ada di mejanya itu.
"Bukankah ini terlalu kecil untuk harga segitu" Omel Keysha pelan.
Keysha pun segera menyeruput minuman berwarna kuning itu karena cukup penasaran juga. Harganya lumayan mahal untuk minuman cafe yang biasa ia kunjungi, ditambah lagi isinya juga tak terlalu banyak. Setelah satu tegukan melewati tenggorokannya, perempuan itu mengernyit dan memandang hina minuman ditangannya itu.
"Minuman apa ini ? Pahit, asam, sakit lagi ditenggorokan. Apa ga ada es teh atau apa gitu"
Setelah meletakkan kembali minumannya ke atas meja, Keysha kembali memfokuskan matanya ke arah draft yang belum menambah satu kata pun. Detik berikutnya, perempuan itu merasa kepalanya menjadi berat, ia beberapa kali menggelengkan kepalanya.
"Minuman apa sih ? Masa iya lidah gue ga cocok sama minuman mahal begini"
Yang lebih aneh lagi, tiba-tiba muncul berbagai ide dari otaknya. Keysha melawan rasa berat di kepalanya, ia mulai mengetikkan ide-ide yang muncul di kepalanya itu. Cukup aneh meskipun Keysha akhirnya merasa senang karena ia bisa melanjutkan ceritanya. Otaknya terasa encer setelah meminum minuman mahal itu.
Satu seruputan lagi ditenggak oleh Keysha, meskipun sambil meringis saat cairan asam dan pahit itu melewati kerongkongannya, ia tak memperdulikan itu, termasuk kepalanya yang semakin memberat. Tak terasa hingga tersisa sedikit di gelasnya dan berlembar-lembar sudah ia ketik, kini Keysha merebahkan kepalanya ke sandaran sofa tempat ia duduk.
"Kenapa tiba-tiba pusing sih, padahal lagi lancar-lancarnya ini" Monolog Keysha dengan suara menyeretnya.
"Hai, cantik" Sapa seseorang yang tiba-tiba duduk di samping Keysha.
Perempuan yang sedari tadi memejamkan matanya itu kini menengok siapa yang tiba-tiba duduk disana tanpa aba-aba itu. Namun bukannya melihat siapa seseorang itu, matanya malah kabur dan tak dapat melihat dengan jelas wajah itu. Yang ia ketahui hanyalah dia seorang laki-laki.
"Lo lagi sama orang lain ga ?" Tanya si laki-laki asing itu.
"Hm?"
"Mau seneng-seneng sama gue ga ?" Tanyanya lagi.
"Lo siapa ?" Tana Keysha lagi sambil berusaha memfokuskan pandangannya.
Ia yakin bahwa dirinya pernah melihat seseorang itu. Wajahnya sangat familiar, namun karena kepalanya yang terasa berat dan pandangannya yang tak jelas itu membuatnya tak bisa mengingat lelaki itu.
"Lo udah tipsy ? Lo penulis ya ? Lagi nulis apa sih ?" Ujar lelaki itu sambil mencoba membaca tulisan yang ada di laptop Keysha.
"Tipsy ? Apa ?"
"Ikut gue pulang yuk, gue bisa bikin tulisan lo jadi kenyataan loh. Mau ga ikut gue ?"
"Apa ?"
Tanpa panjang lebar lagi, lelaki itu langsung menutup laptop Keysha. Ia memasukkan semua barang Keysha ke tas milik si perempuan. Lelaki itu menenteng tas Keysha dan membopong si perempuan pergi dari cafe itu.
"Eh, eh, kemana ?" Tanya Keysha yang terlalu lemah untuk melawan si lelaki asing itu.
"Ngewujudin tulisan lo" Lelaki itu tersenyum miring.
"Mana ada orang biasa kek gue gini ketemu Ares, drama banget. Meskipun gue pernah ngayal kek gitu, tapi gue tahu kali kalo itu ga mungkin. Aneh-aneh aja lo. Hah ? kok di mobil ? Motor gue ? Lo mau culik gue ya ? Jangan culik gue, gue bukan anak orang kaya. Lo mau bawa gue kemana ?" Rancau tak jelas Keysha.
"Diem aja, gue beneran bisa bikin lo wujudin tulisan lo itu. Trust me" Lelaki itu mencubit gemas pipi Keysha dan mulai menjalankan mobilnya.
"Selamat datang di dunia Aresta Mahendra" Ujar lelaki itu dengan mengerlingkan matanya.
"Tuhan, jika aku tak boleh mencintai kakakku sendiri, bisakah kau bukakan hatiku untuk yang lain ?" Semesta sepertinya tak ingin melihat Kayla bahagia. Setelah sekian lama, Kayla dipertemukan kembali dengan sesosok kakaknya yang telah lama ia sukai. Rasa cinta itu tak seharusnya hadir dalam hati Kayla meskipun mereka hanyalah saudara tiri. Tapi takdir sepertinya menyukai sesuatu yang rumit, Aksa, kakak tirinya pun merasakan hal yang sama untuk Kayla. Hubungan keduanya pun menjadi awal mula dari setiap air mata yang turun dari pelupuk Kayla. Cinta dan tangis seolah berjalan beriringan dalam hubungan Kayla dan Aksa. Jika ini sudah ditakdirkan, mengapa takdir itu begitu berat untuk dijalankan. Bagaimana Kayla dan Aksa menjalani hubungan terlarang tersebut. Apa yang akan dilakukan ayah mereka ketika mengetahui hubungan itu. Jika ini memang takdir, maka ini adalah takdir yang buruk.
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.