/0/17227/coverbig.jpg?v=f42c773851b4dbf45b7b7aef1f048bfa)
Perjodohan
Lina saat itu masih kurus dengan kulit yang putih dari lahir sampai sekarang . Rambut yang makin panjang selalu dia potong pendek seperti laki-laki . Orang tua nya yang bersusah payah berusaha untuk menabung dan membayarkan keperluan untuk sekolah .
"mah ... Kalau sudah lulus aku mau masuk kuliah ya" kata lina
"kuliah nak? Apa mamah nggak salah denger nak" mamah pun bertanya dengan serius nya
"iya lah mah aku pengin kuliah seperti teman-temanku juga lah" kata lina sembari menggerutu
"iya mamah pikir-pikir dulu ya" jawab mamah
"pikir-pikir bagaimana mah? Nanti malah nggak jadi kuliah, pokonya aku mau kuliah mah" kata lina saat itu
"bukan nya biaya kuliah mahal nak? Apa nggak dipikir dulu kamu" kata mamah
"iya emang mahal mah, tapi mamah masa nggak bisa mah anaknya mau kuliah bilang sama papah mah bisa kan pasti nya lah" kata lina
"iya nanti mamah bilang papah udah kamu makan dulu yang banyak jangan ngomong terus" jawab mamah
Begitu kata mamah yang selalu mengiyakan apa kata anak nya satu-satu nya tadi . Bagaimana tidak anak satu-satu nya kalau nggak diturutin bisa-bisa ngambek nggak jelas dan bisa pergi mungkin dari rumah . Rasa sayang ke anak nya jauh lebih besar begitu ucapan orang tua yang selalu sayang kepada anaknya. Bahkan apapun itu tentang anaknya selalu menomor satukan .
***
Disuatu malam , jam malam yang semakin sunyi orang-orang sudah terlelap hebat . Orang tua lina pun berbicara tentang lina yang mau kuliah saat lulus nanti. Memang benar orang tua sering melamun memikirkan masa depan anak nya di malam hari saat keadaan sudah hening sunyi dan sepi . Hanya suara hewan jangkring yang terdengar .
Krikkk... Krikk... Krikkk.. Suara itu terdengar ditelinga mereka berdua.
"hehe begini ya pah jadi orang tua harus memikirkan masa depan anak, anak kita juga cuma satu harus bener bener dijaga apalagi perempuan kita bareng-bareng ya pah" kata mamah
"ya begitulah harus mensyukuri hidup biar semua jadi berkah " ucap papah
Papah selalu bilang seperti itu . Yang sering aku dengarkan dengan omongan papah itu. Angin malam semakin dingin bulu kuduk pun merinding .tak seperti biasa nya saat itu jendela pun sampai tergoyah dan menempek ke dinding .
Braaaak! Suara jendela itu pun terdengar keras karena menempek di dinding saat itu . Ah rasanya berdebar hati ku kaget! Ah ku kira apa ternyata hanya jendela yang pada saat itu terkena hempasan angin Malam. Memang terasa amat dingin merasuk ke tubuh ke tulang rusuk yang menjadi jadi . Bagaimana dengan papah yang sudah tua lebih tua dari saya . Yap! Ucapnya saat itu .
Malam pun terasa sunyi memikirkan omongan lina yang baru saja.
" pah bagaimana kita bisa tidak kuliah in si lina? " ucap mama dengan penuh haru
" ya sudah kita berdoa saja agar lina bisa kuliah" kata papah
Mama dan papa pun masuk ke kamar dan tertidur malam itu. Saat itu pun angin kencang dan hujan pun akhirnya turun malam itu. Hujan turun yang membuat bulu kuduk merinding karena angin yang kencang dan terasa dingin. Mama seringkali mem bolak-balik kan badannya dan papa pun bertanya akan hal itu. Saat papah tertidur dan selimut pun ada di badan papa yang saat itu kedinginan suka sama seperti mama.
" ya ampun mah kenapa tidurnya bolak-balik terus kayak nggak tenang gitu kenapa sih ma emangnya" kata papah
" mama masih kepikiran pah" jawab mamah
" udah ma tenang aja jangan dipikirin terus, ada saatnya mama harus tenang tidur pasti juga pemikiran nama juga bisa mikir lagi ke depannya bagaimana itu si lina" kata papah
" semoga saja kita bisa apa nguliahin si lina karena mama juga kasihan teman-teman nya juga sepertinya akan kuliah nantinya" kata mamah
"iya semoga saja lah jangan dipikir pusing kan masih lama juga dia juga belum tentu nanti nya mau kuliah si" kata papah
"ya nggak tahu juga pah barangkali pemikiran nya masih tetap sama ingin kuliah tetangga sebelah juga katanya mau nguliahin anaknya" kata mamah
"iya bu papah paham tapi emang dia punya uang banyak iya boleh saja kita iri sama mereka yang bisa nguliahin anaknya tapi ya kita pikirkan saja kalau memang ada uangnya ya bisa kuliah" kata papah
"iya tentu saja begitu yasudah pak mamah cuma mau bilang begitu saja karena mamah selalu kepikiran terus" kata mamah
"mah, papah sudah bilang terus terusan kalau masalah yang ini jangan dipikirin terus nanti malah mamah banyak pikiran dan sakit udah tenang saja mah" kata papah
"iya pah, mamah berusaha tenang" jawab mamah
Kemudian mamah dan papah pun setelah berusaha bertukar cerita akhirnya tidur dengan selimut yang di tarik lagi karena dingin yang dirasakan. Kemudian lina yang masih ada dikamar pun terbangun . Baru saja mamah papah nya tidur lina malah bangun dengan perut yang keroncongan itu sampai akhirnya bangun dan berjalan ke arah dapur pada saat itu.
"yaampun ini jam berapa ya kenapa aku bangun perut kerasa lapar banget" sembari mengucek matanya dengan melihat jam yang ada di kamarnya.
Lina pun ke dapur untuk mencari makan apakah ada , ternyata tidak ada cuma nasi dan ada mie . Padahal pengin makan nasi goreng tapi lina sudah cepat lapar akhirnya makan mie . Lina pun membuat mie yang gampang dan praktis . Dicampurlah dengan nasi yang hangat kalaupun cuma mie menurut lina masih lapar .
"hmm nggak apa-apa deh untungnya ada mie aku makan mie ajalah " kata lina.
Lina makan dengan sendirinya karena bangun sendiri . Orang tua nya baru saja tidur. Makan sembari menonton tv agar tidak merasa sendiri seperti keheningan malam . Teman tv yang sering kali menemani lina karena lina anak satu-satu nya jadi tak ada teman berbincang-bincang . Merasa kesepian tentu saja lina merasakan akan hal itu . Setelah makan selesai duduk sebentar lina pun merasa kekenyangan . Sembari mengambil hp dan memainkan nya. Beberapa menit kemudian jam tepat pukul dua malam lalu lina pun ingin tidur karena merasa ngantuk dan besok pagi segera berangkat sekolah. Bergegas pergi ke kamarnya .
"huaaa rasanya ngantuk sekali ya tak biasanya aku bangun sampai larut jam dua malam rasanya ingin sekali tertidur pulas untuk kali ini tertidur dengan sendirinya untuk merasakan ketenangan"
Pagi hari pun datang dengan embun yang terasa sangat menyegarkan bagiku . Saat itu aku bangun lebih awal dari pada biasa nya . Karena udara sangatlah sejuk membuat ingin sekali berpindah tempat dari kamar tidur ke arah depan rumah . Ya walaupun masih terasa sepi saat itu .
Farah Maharani gadis desa yang terpaksa harus menerima sebuah tawaran oleh seorang pengusaha. Gadis berusia dua puluh lima tahun itu rela menyewakan rahimnya untuk Kairo juang. Sang istri yang bernama salsa tidak bisa memiliki anak. Salsa muak dengan semua ocehan orang orang mengenai dirinya yang mandul. Sehingga ia terpaksa mengikhlaskan suaminya untuk menikah dengan wanita lain. Awalnya semuanya berjalan dengan baik. Hingga suatu ketika malapetaka datang.
Siswa SMA yang pintar dan berprestasi itu sangat di puji puji oleh semua guru. Namun bagi siswa lain tak ada yang berani mendekatinya. Karena sifatnya yang tertutup dan pendiam. Ia hanya akan berbicara jika perlu saja. Hal yang paling di sukainya adalah kegiatan memotret. Sekecil apapun itu dalam mata seorang Devano akan tampak indah jika di foto olehnya. Sayangnya kedua orang tua sama sekali tidak mendukung bakat anaknya sendiri. Sang papa hanya terobsesi menjadikan Devano juara matematika internasional seperti dirinya. Sementara sang Mama ingin sekali menjadikan Devano selebgram. Kedua orang tuanya sering cekcok karena masalah itu. Devano terus di forsir untuk mengikuti berbagai les. Les bahasa, les matematika bahkan les model. Semuanya Devano lakukan. Ia sama sekali tidak bisa menolak keinginan kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan seorang perempuan yang berbeda dari yang lain. Siswi pindahan bernama Bea Miller. Kedatangannya membuat satu sekolah terpana karena kecantikannya yang blasteran Jerman dan Indonesia. Sayang seribu sayang meski cantik tapi Bea benar benar badung sekali. Bahkan kepindahannya ke sekolah karena ulah buruknya di sekolah sebelumnya. Ternyata Bea baru menyadari bahwa Devono adalah tetangganya. Bahkan hanya melewati satu rumah saja. Mereka berdua sudah bisa ketemu. Saat itu Bea pergi dari rumahnya secara diam diam untuk menghadiri konser. Saat mengendap endap dan berhasil keluar rumahnya. Ia berjalan melewati rumah Devano. Tak sengaja telinganya mendengar suara ribut ribut di rumah itu. Kaki Beapun berhenti karena penasaran dan ia melihat di samping rumah itu terlihat Devano yang pergi secara diam diam. Mungkin saja menghindari orang tuanya yang sedang bertengkar. Akhirnya dari situlah mereka mulai berteman. Meski sebelumnya Devano sangat risih dengan tingkah bar bar Bea. Tapi Devano senang sekali karena bisa menemukan teman seperti Bea. Mereka sangat berbeda sekali. Bea terlihat ekstrovert sementara Devano benar benar introvert. Perbedaan itu justru membuat mereka seperti menemukan teman yang selama ini mereka cari. Mereka sering bertemu di taman komplek rumahnya. Pertemuan mereka juga selalu di atas jam dua belas malam. Karena tidak ingin orang tua mereka tahu. Mereka membahas apapun yang mereka suka. Devano juga menjadi banyak berbicara ketika bersama Bea. Mengungkapkan semua yang ia rasa kepada Bea. Karena Bea bisa menjadi pendengar yang baik. Terkadang mereka juga belajar bersama. Bea hanya akan belajar jika ada ujian saja. Bea sangat senang sekali mendapatkan nilai ujian yang tinggi karena Devano yang mengajarkannya. Hal itu membuat Bea ingin sekali memberikan hadiah kepada Devano karena ia senang mendapatkan nilai yang bagus. Akhirnya Devano ingin meminta sebuah hadiah yaitu sebuah permintaan. Permintaan Devano sangatlah mudah bagi bea. Devano ingin sekali satu hari saja pergi ke pantai. Selama sehari penuh. Dari pagi sampai malam hari. Karena selama ini hari hari Devano penuh kesibukan belajar. Bea menyetujui itu dan berjanji akan mengabulkan permintaan itu. Bea berusaha untuk berbohong kepada orang tua Devano. Bea berbohong akan ada acara perkemahan khusus di sekolahnya dan Bea berhasil berbohong kepada mama dan papa Devano. Mereka berdua akhirnya menikmati suasa pantai yang indah sampai malam hari. Malam harinya Devano pulang dan orang tuanya sama sekali tidak curiga. Hingga keesokan harinya Devano sakit. Orang tuanya menjadi sangat marah sekali. Karena Devano sakit. Itu menyebabkan Devano tidak bisa mengikuti lomba matematika tingkat nasional. Mama papa Devano marah hingga mereka tahu penyebab semuanya itu adalah karena Bea. Anak badung yang satu kelas dengan Devano. Devano akhirnya pindah ke sekolah baru atas keinginan orang tuanya. Sementara Bea merasa terpukul sekali karena berpisah dengan teman seperti Devano. Tapi perpisahan itu justru membuat keduanya menjadi lebih baik. Devano yang awalnya tidak bisa menolak keinginan orang tuanya. Kini Devano berhasil menjadi dirinya sendiri. Itu semua karena motivasi dari Bea saat dulu sekolah SMA. Sekarang Devano menjadi seroang fotografer internasional yang jasanya sangat mahal. Sementara Bea kini menjadi sangat pintar sekali. Ia menjadi menteri luar negeri.
"Akhirnya kau menemuiku di kantor ini. Aku tidak menyangka. Oh ya, bagaimana dengan lukamu itu?" tanyanya dengan melihat bibirku. "Oh, ya ini sudah lumayan lebih baik," jawabku tersenyum manis. Aku berusaha untuk tetap tenang. "Maaf, aku lupa berkenalan. Siapa namamu?" "Namaku Selena Watson," ucapku dengan singkat. "Selena, menurutku nama itu tidak cocok untukmu," ucap Cristian membuatku ingin sekali memukulnya. Tapi aku berusaha menahan emosi. "Apa kau hanya ingin menghinaku?" tanyaku dengan wajah jutek. "Oke, maafkan aku dengan leluconku itu," ucap Cristian dengan tertawa kecil. tapi sungguh aku sama sekali tidak tertawa dengan leluconnya itu. "Oke ,baiklah. aku akan memberikanmu pekerjaan. karena aku tahu kau sangat membutuhkan uang. Kurasa kau mempunyai hutang Lima ratus ribu dolar. Benarkah itu?" "I-iya benar." Ucapku singkat dan meneruskan ",aku sangat malu pertengkaran aku dengan mantan pacarku harus terdengar oleh beberapa orang saat di restoran hotel. Ya itu semua karena aku sangat emosi saat itu," "Baiklah, aku bisa memberikanmu lebih dari lima ratus ribu dollar. Tapi kau harus melakukan pekerjaan dengan baik," ucap Cristian dengan tegas. "Ya tentu saya akan melakukan pekerjaan dengan baik. Karena sejujurnya saya sangat membutuhkan pekerjaan. Apapun akan saya lakukan, selama itu legal," ucapku dengan tegas. pasti wajahku terlihat putus asa sekali. Tapi bagaimana jika dia menyuruhku untuk membunuh orang? Atau dia akan memperdagangkan aku? Dan aku hanya memberinya persetujuan . Ya ampun itu buruk sekali. "Menikahlah denganku, selena."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?