/0/18170/coverbig.jpg?v=a0698ea3293d7f3abdac69c69ca9acb0)
Kumpulan Cerpen yang layak dibaca ketika santai.
Kumpulan Cerpen yang layak dibaca ketika santai.
Ayunda melangkahkan kakinya dengan ceria. Akhirnya dia pulang ke rumahnya juga setelah hampir satu semester tidak pulang karena pandemi ini.Ayunda yang biasa dipanggil Ayu tak sabar ingin segera sampai ke rumahnya dan bertemu dengan bapak dan ibunya yang selama ini hanya ditemuinya lewat video. Ah, rindunya. Dan sekarang Ayunda sudah berdiri di depan rumahnya. Rumah yang terlihat masih sangat asri dan sejuk. Penuh dengan tanaman hias dan bunga-bunga yang sudah mekar warna warni."Alhamdulillah, Ya Allah! Akhirnya aku pulang juga," bisik Ayunda sambil mengusap air matanya.
Dia sangat terharu.Pintu rumahnya terbuka. Dan Ayu bisa melihat ibunya memandang keheranan ke arah Ayu."Ibu!" teriak Ayu, dia segera membuka pagar dan berlari ke arah ibunya."Ayu!" Sang Ibu juga berteriak menahan rindu. Mereka berpelukan dan bertangisan."Ya Allah, kamu sehat, Yu?" tanya wanita setengah baya itu. Ayu mengangguk."Insya Allah sehat, Bu. Bapak dan ibu sehat?" tanya Ayu. Wajah ibu agak meredup, tapi beliau mengangguk samar."Bapak sakit?" tanya Ayu waswas. Ibu hanya tersenyum."Nanti ibu cerita. Kamu masuk dulu, ya? Mandi, istirahat dan makan dulu. Nanti setelah itu kita ketemu dengan bapak," jawab ibu dengan lembut dan bijak.Ayu mengangguk gamang. Dia segera mematuhi ibunya untuk masuk ke dalam rumah dan masuk ke kamarnya. Ketika melihat kamarnya yang begitu menyenangkan, semua kegamangan Ayu menguap begitu saja. Dia langsung berubah ceria dan bahagia bisa pulang ke rumahnya kembali.****"Malam tahun baru kemarin, pamanmu Asrul, datang ke sini, Yu," kata Bu Rina --ibu Ayu-- memulai ceritanya. Ayu memandang ibunya dengan penuh perhatian.Hening.Ayu belum paham, dia sangat ingin meminta ibunya untuk segera melanjutkan ceritanya dengan cepat. Tapi Ayu hanya mengulaskan sebuah senyuman. Ah, ibunya memang sudah tua."Lalu apa yang terjadi, Bu?" tanya Ayu dengan lembut.Bu Rina tersenyum. Kenangannya kembali ke peristiwa dua pekan yang lalu, peristiwa yang mengubah seluruh hidupnya dan juga hidup suaminya. ****Bu Rina memandang ke arah Asrul --adik suaminya-- itu dengan penuh rasa marah. Asrul berkacak pinggang di depan mereka."Mana bagian warisanku, Mas?" tanya Asrul dengan nada tinggi, dia memandang Pak Beni dengan pandangan marah."Lo, bukankah waktu bapak meninggal dulu kamu pulang dan mengambil bagian warisanmu, Rul?" jawab Pak Beni dengan sabar.Asrul tertawa."Kamu jangan mengada-ada, Mas! Aku baru pulang ke Indonesia sekarang! Baru ini! Kalian memang sengaja mengarang cerita itu agar aku percaya dan tidak meminta bagian warisanku lagi, kan? Karena kalian yang sudah mengambil bagianku, kan?" tanya Asrul dengan nada tinggi dan wajah mencibir."Eh, tunggu, Pak! Kita, kan berfoto waktu itu," bisik Bu Rina. Pak Beni mengangguk mengiyakan."Oh, iya! Kan ada fotonya, Rul! Waktu kita semua berkumpul setelah bapak meninggal," kata Pak Beni. Dia segera mencari foto itu di album foto yang disimpan di lemarinya dan kemudian berseru penuh semangat ketika menemukan foto itu."Nah, ini dia!" seru Pak Beni dan memberikan album foto itu pada Asrul. Asrul memandang foto itu dengan sangsi, kemudian dia mencampakkan foto itu ke lantai. "Kalian bisa saja membuat foto rekaan seperti ini, kan! Iya, kan?" teriak Asrul marah, "kalian memang bersekongkol hendak mengambil bagian warisanku, kan?" tanya Asrul dengan wajah merah membara dan kemudian dia pergi begitu saja, meninggalkan Pak Beni dan Bu Rina dalam kebingungan.****"Lalu bapak sakit, Bu?" tanya Ayu, dia mengelus tangan bapaknya yang sudah keriput itu. Bu Rina mengangguk sambil menangis."Iya, Yu! Setelah Asrul pergi, bapakmu jadi berubah. Bapak jadi diam dan tidak berkomunikasi dan akhirnya semakin lama kondisinya semakin menurun dan, ya, jadi seperti ini, Yu," jawab bu Rina dalam isakan.Ayu memandang bapaknya dengan segenap kesedihan hati. Kepulangannya kali ini membawa selaksa duka dalam hati. Ayu tidak tega melihat bapaknya berbaring tak berdaya, pandangannya kosong menatap langit-langit kamar dan bibirnya yang begerak-gerak seakan menggumamkan sesuatu.Ayu mendekati bapaknya."Pak, ini Ayu," bisik Ayu lembut sambil mengelus tangan bapaknya. Bapaknya diam, tapi matanya mencari sumber suara yang didengarnya."Pak?" panggil Ayu lagi."A.. Ayu?" tanya bapaknya dengan suara gemetaran dan mata yang terlihat bingung. Ayu mengangguk bahagia, bapaknya akhirnya mendengarnya."Iya, Pak. Ini Ayu," bisik Ayu lagi.Pak Beni menggelengkan kepalanya dengan liar, matanya nampak ketakutan."Jangan! Jangan, Yu! Ini bulan Januari!" teriak Pak Beni. Ayu dan Bu Rina memandang Pak Beni dengan penuh ketakutan dan juga ketakjuban. "Kenapa, Pak? Kenapa?" tanya Ayu histeris. Pak Beni terus menggelengkan kepalanya."Dia akan mengambilmu bulan ini! Pergi, Yu! Pergi!" teriak Pak Beni histeris, dia berusaha mendorong tubuh Ayu, tapi dengan kondisinya sekarang, Pak Beni tidak bisa melakukannya, napasnya terengah-engah."Asrul akan mengambilmu, Yu!" teriak Pak Beni lagi. Ayu membeku, dan melihat dengan cepat perubahan ekspresi wajah bapaknya. Yang semula histeris, marah dan kemudian takut. Dan akhirnya wajah Pak Beni terlihat layu dan akhirnya meredup sepenuhnya. Pak Beni menutup mata dan napasnya seakan berhenti. Tapi kemudian terdengar dengkur teratur napas Pak Beni, yang menunjukkan Pak Beni tertidur lelap. Ayu dan Bu Rina bernapas lega. Terutama Ayu. Ayu mengira bapaknya meninggal tadi.****Ayu terbangun. Dia seperti mendengar bapaknya memanggilnya. Ayu mencoba berkonsentrasi mendengar panggilan itu lagi."Ayu!" Oh! Itu dia!"Ayu!" Suara bapaknya terdengar begitu 'urgent' dan buru-buru.Ayu segera menuju ke kamar bapaknya dan melihat bapaknya terbaring sambil tersenyum melihat Ayu."Kamu datang, Yu?" tanya Pak Beni. Ayu mengangguk."Sini, Yu!" Ayu menurut, dia segera duduk di samping tempat tidur bapaknya dan menggenggam tangan bapaknya. Aneh! Ketika Ayu menggenggam tangan bapaknya, dalam sekejap wajah bapaknya berubah menjadi wajah Asrul dan itulah hal terakhir yang dilihat Ayu, karena dengan sangat cepat Asrul melahap kepala Ayu.****Bu Rina terbangun mendengar napas terengah itu lagi. "Huh! Bapak dan anak sama saja! Berat sekali!" Terdengar gerutuan itu lagi. Dan terdengar suara orang menyeret sesuatu yang berat dan kemudian menggali di belakang rumah. Seperti sebelum Pak Beni --suaminya-- sakit dan bertingkah aneh. Bu Rina akhirnya keluar dari kamar dan mengintip. Dia melihat dengan jelas Asrul sedang menguburkan tubuh --yang kalau dilihat dari bajunya-- itu adalah Ayu."Satu lagi ...." Desah Asrul, napasnya terengah.Dari balik pintu Bu Rina gemetar. Dia ketakutan. Dia ingat dia pernah diramal, bahwa dia dan keluarganya akan meninggal pada bulan Januari .....****
Kisah sebuah lukisan misterius yang ternyata memiliki sejarah yang sangat panjang Dan berliku
Impian seorang ibuuntuk membahagiakan anak-anaknya ternyata tidak selamanya berakhir dengan baik.
"Usir wanita ini keluar!" "Lempar wanita ini ke laut!" Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan"Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, "Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?" Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
Tiga tahun lalu, Terence jatuh cinta pada Jean dan mereka bertunangan. Semuanya berjalan baik-baik saja, sampai Julia, saudara perempuan Jean, mabuk dan tidur dengan Terence suatu malam karena alasan yang tidak diketahui. Karena pergantian peristiwa yang tiba-tiba ini, Terence akhirnya menikahi Julia, dan Jean memutuskan untuk pergi ke negara lain. Namun, Terence menolak untuk menyentuh Julia sekali pun sejak malam itu, dan kebenciannya pada Julia tumbuh setiap hari. Pada hari Jean kembali, Terence segera memutuskan untuk menceraikan Julia, dan tidak peduli seberapa keras Julia memohon untuk tidak menceraikannya, dia tidak dapat digoyahkan. Merasa dikhianati oleh saudara perempuannya dan pria yang dicintainya, Julia bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dia akan membalas dendam dan membuat mereka menyesali apa yang telah mereka lakukan padanya.
Semakin aku menjauh, dia malah semakin mendekat. Padahal aku sudah menolaknya mentah-mentah, tapi berbagai peristiwa justru membuat aku semakin sering bertemu dengannya. Kenzo yang bergaya hidup bebas, tidak sudi dijodohkan dengan Husna, gadis berhijab yang ia ragukan kemampuannya dalam menjadi pendamping hidupnya. Sebab, perbedaan di antara mereka berdua, sangat jauh. Husna yang berasal dari keluarga sederhana dan yatim piatu, tampaknya tidak akan bisa mengimbangi Kenzo yang merupakan anak tunggal pasutri pengendali kerajaan bisnis dan juga adalah seorang pengusaha muda. Kenzo dan orang tuanya lalu membuat kesepakatan. Jika dalam sebulan Kenzo tidak mendapatkan wanita lain sebagai calon istrinya, maka dia harus menikahi Husna. Jika setelah kegagalan itu, dia masih menolak Husna, maka Kenzo akan kehilangan haknya untuk mewarisi kekayaan orang tuanya yang bernilai trilyunan. Maka, Kenzo memutuskan untuk 'menebar jala' demi mencari gadis pilihannya sendiri. Ia menyasar Vita, Hima dan Putri demi mendapatkan cinta salah seorang dari mereka. Anehnya, semakin ia mengejar cinta tiga orang gadis tersebut, Kenzo justru semakin sering berinteraksi dengan Husna dan menjadi semakin dekat dengannya. Jadi, apakah Kenzo harus menerima Husna? Atau, justru Husna yang menolak Kenzo karena bisa jadi membawa pengaruh buruk bagi hidupnya?
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
© 2018-now Bakisah
TOP