/0/18217/coverbig.jpg?v=da8494567b4f10494c8d263d8f4b678f)
Elang ketua OSIS yang tampan dan juga banyak di sukai oleh para gadis yang menatapnya tetapi sikapnya terlalu dingin melebihi kulkas dia pintu, dia pun di jodohkan dengan gadis yang menurutnya menyebalkan dan selalu membuat masalah. Rania namanya seorang gadis cantik yang selalu membuat masalah bagi Elang.
Alarm masih saja terus berdering tetapi gadis di dalam selimut masih saja enggan keluar dari persembunyiannya, lalu terdengar suara ketukan pintu berkali-kali dan suara menggelegar pun mulai terdengar. Dengan cepat ia bangun lalu mematikan jam wekernya dan melihat ke arah jam itu.
Matanya membulat saat jam sudah pagi dan dia pun bergegas menuju kamar mandi.
"Rania, cepat bangun nanti kamu terlambat lho." ucap wanita paruh baya di balik pintu.
"Iya Ma, aku udah bangun." jawabnya.
Dengan cepat ia bergegas ke kamar mandi, beberapa menit kemudian ia sudah rapi dengan pakaian seragam sekolahnya. Lalu menuruni anak tangga untuk sarapan tetapi waktunya tidak memungkinkan jadi ia hanya meminum susu dengan sekali tegukkan dan langsung berlari menaiki mobilnya.
"Rania kamu tidak sarapan dulu."
Tidak ada jawaban karena Rania sudah pergi ke sekolah, selama perjalanan Rania terus saja berkomat kamit agar tidak terlambat. Karena kalau terlambat maka habislah nasibnya pasti di suruh keliling lapangan basket, baru saja pintu gerbang sekolah akan di tutup dengan cepat Rania mengklakson agar gerbang tidak di tutup.
Kini mobil Rania sudah terpakir dengan aman tetapi nasibnya belum tentu aman karena sudah ada seseorang yang menunggunya dengan tatapan tajam serta tangan yang di lipat di dada.
"Niat sekolah apa nongkrong, jam segini baru dateng di tambah terlambat pula." ucapnya dingin.
"Sekolahlah, ini udah ngebut tahu." jawab Rania kesal.
Lalu salah satu temannya menggoda Rania dan membuat Rania tersenyum manis, tetapi tidak dengan ketua ketos ini ia masih menatap tajam ke arah Rania.
Ketua ketos ini terkenal dengan kejam dan juga dingin kaya kulkas empat pintu, belum ada yang berani mendekatinya. Jika ada keesokkan paginya pasti kejang-kejang karena tingkat dinginnya yang melebihi kutu utara.
"Rania cantik, jangan marah nanti cantiknya ilang lho." ucap temannya.
Salah satu temannya pun menjitak kepala sahabatnya itu tanpa rasa bersalah sedikitpun dan ia hanya meringis kesakitan.
"Aduh sakit, ngapain sih pake jitak segala 'kan malu di depan ayang Rania nih." ucapnya sambil mengusap kepalanya.
Sementara si ketos pun menyuruh kedua temannya untuk diam saja dan tidak ikut campur. Dia menatap tajam Rania dan menyuruhnya untuk lari keliling lapangan.
"Lebih baik lo kerjain hukumannya, jangan bikin sampah di sini." ucapnya sinis.
"Gue gak mau, lo aja yang lari." jawab Rania tak kalah sinis nya.
Elang adalah pria tampan dan juga ketua ketos di sekolahnya saat ini dia sedang menatap ke arah Rania si gadis cantik tetapi selalu membuat masalah di sekolahnya.
Tanpa pikir panjang lagi Elang langsung menarik tangan Rania ke lapangan basket lalu dia menarik tas Rania dan menyuruhnya untuk berlari. Sementara kedua teman Elang bergegas mengikutinya, mereka berdua hanya bisa menatap Rania yang sedang berlari di lapangan.
Lima putaran sudah Rania lewati, tetapi pandangannya mulai berkunang-kunang lalu kepalanya terasa sangat pusing. Rania mencoba bertahan agar dia bisa menyelesaikan semuanya dan bisa kembali ke kelas.
Tetapi sayang sekali di putaran ke enam Rania langsung jatuh pingsan membuat kedua teman Elang panik dan menghampiri Rania. Tetapi tidak dengan Elang ia malah berjalan dengan santainya menghampiri Rania.
"Lang, Rania pingsan ayo bawa ke UKS di tambah wajahnya juga pucet banget ini." ujar Dodi khawatir.
"Bawa aja." ucapnya datar.
Kedua temannya segera membawa Rania sementara Elang hanya mengikutinya saja dari belakang.
****
Jam pelajaran pun sudah berganti kini Rania pun sudah sadar dari pingsannya, dia dan kedua temannya sedang di kantin sedang menikmati makanannya.
Begitu juga dengan Rania, ia terlihat begitu lahap karena tadi pagi ia tidak sarapan dulu. Melihat itu kedua temannya hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan Rania masih sibuk dengan makanannya.
"Ran, pasti lo telat lagi 'kan? Terus lo di hukum sama si ketos itu!" ucap Sherly menebak.
"Iya"
"Pasti lo gak sarapan terus lo pingsan deh."
"Iya"
Hanya itu yang bisa Rania jawab selebihnya dia fokus ke makanannya, setelah selesai dengan makanannya kini Rania dan kedua temannya pun kembali ke kelas. Sebelum ke kelas ia pun bertemu dengan geng Elang dan tatapan Rania pun semakin tajam menatap Elang.
"Eh, ada yayang Rania, yayang Rania udah makan belum?" tanya Dodi ramah.
"Udah, mendingan bawa temen lo jauh-jauh dari gue. Suram gue ngeliatnya." ucap Rania santai lalu masuk ke dalam kelasnya.
Mendegar ucapan Rania seperti itu Elang menatap sinis dan juga tajam, kedua temannya menahan tawa mereka lalu Elang menatap kedua temannya seketika temannya pun terdiam seperti patung.
Elang melangkahkan kakinya menuju kelas dengan perasaan kesalnya kepada Rania, baru kali ini ada yang berani bilang suram tentang dirinya. Biasanya para gadis akan terpesona dengan ketampanannya tetapi tidak dengan Rania.
Elang tersenyum sendiri lalu kedua temannya menghampiri Elang dengan cepat Elang memasang wajah datarnya kembali.
Bel sekolah pun berbunyi, yang menandakan jika jam pelajaran selesai seperti biasanya Rania dan kedua temannya selalu mampir dulu ke mall hanya untuk sekedar cuci mata. Tetapi kali ini rencananya gagal, karena Rania harus segera pulang dengan malas Rania pun melajukan mobil pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah kedua orang tua Rania sudah menunggu kedatangan Putri kesayangannya, lalu menyuruh Rania berganti pakaian dan makan terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian, Rania telah selesai ia pun segera menyusul dimana orang tuanya sudah menunggu kedatangannya.
"Pa, Ma ada apa sih? Kenapa Rania di suruh pulang cepet, padahal Rania mau main." keluh Rania, lalu duduk di sofa.
"Sayang, Mama sama Papa mau ajak kamu ketemu sama teman Papa, sudah lama Papa sama Mama tidak bertemu mereka." ucap Nyonya Irma.
"Bener sayang, Papa dengar mereka mau kenalin anak mereka sama kamu." sambung Tuan Aldi.
Rania menggeleng kecil mendengar ucapan kedua orang tuanya, entah apa lagi yang mereka rencakan kali ini. Rania benar-benar pusing jika mendengarnya, karena ujung-ujungnya Rania juga yang akan di jodohkan.
Rania menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, ia menatap kedua orang tuanya secara bergantian.
"Mau jodohin Rania lagi, benerkan!" sahut Rania ketus.
"Kamu pinter banget sih sayang, Papa yakin pasti kamu setuju." ucap Tuan Aldi dengan wajah berbinar.
"Egois ya Papa."
Rania berlari menuju kamarnya sementara Nyonya Irma menatap sinis ke arah suaminya, sedangkan Tuan Aldi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Bisa 'kan kamu jaga perasaan Rania. Dia masih butuh waktu untuk semua ini."
"Tetapi apa salahnya sayang, jika Rania menerima perjodohan ini."
Nyonya Irma menghembuskan napasnya, ia benar-benar tidak mengerti dengan otak suaminya itu daripada berdebat panjang lebar Nyonya Irma meninggalkan suaminya.
Asyila Ramania harus melepaskan hubungan dengan Davindra Mahendra karena Nyonya Elma tidak setuju dengan Asyila hanya seorang gadis miskin. Bahkan memberinya uang agar menjauhi Davindra. Beberapa tahun kemudian mereka di pertemukan kembali tetapi Davindra begitu membenci Asyila dan ia pun sengaja membuat Asyila kerepotan dengan tingkahnya.
Di jebak oleh kakak dan ibu tiri, membuat dirinya harus membatalkan pernikahan yang sudah di susunnya. karena hal yang tidak mungkin untuk ia menikah hingga beberapa tahun kemudian ia pun kembali ke kota asalnya, demi mendapatkan kembali apa yang pernah menjadi miliknya ia pun berusaha keras agar kembali kepadanya.
Amanda merasa sedikit kesepian, meskipun ia menikmati momen-momen sendirinya. Ia memandang ke arah rumah tetangganya yang tampak sepi. Rumah itu milik keluarga Raka dan Laila. Raka adalah seorang pria yang tampan dan karismatik, sementara Laila adalah wanita yang cantik dan ramah. Mereka adalah pasangan yang sempurna di mata orang-orang di sekitar mereka.
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Naya Agustin, "aku mencintaimu, tapi cintamu untuknya. Aku istrimu, tapi kenapa yang memberi segalanya ayah mertuaku?" Kendra Darmawan, "kau Istriku, tapi ayahmu musuhku. Aku mencintamu, tapi sayang dosa ayahmu tak bisa kumaafkan." Rendi Darmawan, "Jangan pedulikan suamimu, agar aman dalam dekapanku."