/0/19537/coverbig.jpg?v=7f65fa609c4c7c04ac819dfe33470884)
Kehidupan ... mungkin bagi bagian seseorang kehidupan ini sangat menyenangkan, namun tidak dengan Erni. Hidupnya penuh dengan kesakit hatian, batin maupun fisik. Orang Tua yang seharusnya menjadi tumpuan hidupnya namun tak pernah mengakui Erni sebagai anak mereka, pukulan ... pelecehan ... beban hidup menahan lapar, sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Erni yang masih duduk di kelas 2 SD. Namun Erni, mengalahkan semuanya dengan hidup yang hanya mengandal Tuhan. Hidupnya hanya bergantung pada doa dan mukjizat. Dan keajaiban-keajaiban yang ada di hidup Erni, telah membawa Erni menjadi gadis yang sangat di segani semua orang, yang pernah mencaci maki Erni kini berbalik menjilat ludah mereka sendiri. Abian kekasih Erni yang di kirimkan Tuhan menjadi malaikatnya, kini telah berubah menjadi pencabut nyawa yang menyakitkan untuk Erni.
"Alhamdulillah sah... " Ucap penghulu di ikuti dengan suara tamu undangan
Ibuku menikah lagi, dengan pria single yang sudah lama menjadi pujaan Ibu selama Ibu menjanda. Umurku belum genap 5 tahun waktu itu, jadi belum mengerti betul apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Yang kutahu, kami akan mempunyai keluarga baru ... dan Aku mempunyai Ayah baru. Senang sekali rasanya, setelah bertahun tahun Aku merindukan sosok seorang Ayah.
Akhirnya aku mendapatkan kembali sosok itu, yang pernah hilang karena perceraian, saat umurku belum genap setahun kata mereka. Aku tak mengingat apapun saat itu.
Semua tamu undangan pulang, termasuk keluarga besar mempelai, Tinggallah kami bertiga di rumah. Rumah bambu dengan lampu sentir di tengah sawah milik Ayah baruku.
"Buk ... bukk ... Erni takut tidur sendiri, Erni tidur bareng ibuk ya. " panggilku di depan pintu kamarnya
"Ihh ... kau ini Er, sudah besar masih saja takut. Tidur sana sendiri, Ibuk tidur dengan Ayah. Ntar Ayah marah. " Ucap ibu sambil tangannya mencubit pahaku
"Sakit buk ... " jawabku
Ibu berlalu pergi, tanpa menghiraukanku yang sedang sangat ketakutan. Aku kembali ke kamar, dengan kelambu lusuh dan langit langit yang beralaskan terpal. Kupandangi langit langit itu ...
"Gimana kalo tiba tiba, di atas terpal itu ada hantu ... ihh ... seremnya. " Ucapku dalam hati menghayal yang tidak - tidak dan akhirnya tertidur.
Kulihat cahaya pagi, yang menembus anyaman bambu rumah, dan lubang hidung yang menghitam, karena lampu minyak tanah semalaman.
"Buk ... laper. " Ucapku yang kelaparan karena melihat ayah baruku sudah menyantap makanan di atas meja
"Hiss ... kau ini Erni, baru bangun tidur sudah minta makan saja, anak gadis itu beresan ... malu sama ayah kau. " jawab ibu.
"Iya buk ... " sahutku sambil pergi mengambil sapu
Kusapu rumah yang hanya tanah merah itu, dan menyuci piring bekas ayah, ibu, makan.
"Buk mana sayur. " sambil menyodorkan piring berisikan nasi
"Sayur habis, udah kamu nimbak air aja dulu. Habis itu langsung nyuci baju mu ya ! Sekalian cuci baju ibu dan ayah juga. "
Perutku sudah sangat lapar rasanya, namun jika menolak pasti ibu marah dan memukulku.
"Iya buk ... " jawabku
" satuu ... duaaa ... tigaa. " begitulah seterusnya setiap ember yang kutimba, kutuang ke bak mandi. menghitung berapa ember yang kutimba agar bak mandi ini penuh.
Seolah tak ada rasa lelah, langsung kucuci semua pakaian kotor. Semua kukerjakan dengan senang hati.
Setelah semuanya selesai, rasanya gerah sekali. Kututup pintu kamar mandi yang hanya dari seng itu, belum sempat diri ini mandi.
"Prang ... prang ... " bunyi pintu kamar mandi yang keras membuatku Terkejut.
"Woy babi ... buruan" terdengar suara pelan tetapi dengan nada keras.
"Iya ... " jawabku pelan, kaget mendengar suara ayah, yang memanggilku dengan sebutan itu.
Aku segera keluar dari dalam kamar mandi, Terlihat sudah tak ada ayah, syukur lah. Takut rasanya jika bertemu ayah baruku setelah kejadian tadi.
"Buk ... sudah ada sayur ? " tanyaku berharap ibu memasakkan makanan sedap untukku.
"Belum, ibuk nyanyur nya siang,sekalian ayahmu nanti makan siang." Jawab ibu ketus yang sedang sibuk menonton tv dengan serial misteri ilahi kesukaannya.
"Tapi buk ... Erni laper "
"Di dapur ada cabe, kamu nyambel sendiri ya. Ibuk capek ... oh iya habis makan kamu, ibuk anter ke rumah nenek ya. Kamu tinggal disana."
"Iya buk ... " jawabku pelan,
Alhamdulillah ... akhirnya aku tinggal lagi bersama nenek, setidaknya nenek lebih menyayangiku di banding ibu. Sebelum ibu menikah pun, aku bersama nenek setiap hari. Ibu hanya sibuk pergi bersama om Hardi, ayah baruku saat ini.
~~~~~~
2 tahun kemudian, aku kembali dengan ibu. Ibu menjemputku mengemasi seluruh pakaianku, dan membawaku ke rumah barunya. Perumahan sederhana, namun lebih layak di banding rumah ayah.
Sekarang, aku mempunyai adik laki laki berusia 13 bulan. Dan aku, masih bersekolah di sekolah dasar kelas 2. Yang kemarin ibu sibuk menyiapkan persiapan pindah sekolah baruku.
"Ini kamarmu. " ucap ibu
Kulihat kamar itu, hanya dipan kayu beralaskan perlak tanpa kasur.
"Kok nggak ada kasur buk ? "Tanyaku
"Nggak usah cerewet, itu udah bagus. Oh iya jadwal kamu di rumah ini, sudah ibu tulis di dinding kamar. " jawab ibu ketus
"Jadwal apa yang ibu maksut, " tanyaku dalam hati
Kulihat di sisi pojok dinding kamar. Ada kertas yang menempel berisi kegiatan rumah sehari hari.
"Bangun Jam 5 pagi, jangan lupa isi bak mandi ... menyapu, mengepel, mencuci piring, menyuci semua pakaian kotor, Jangan berangkat sekolah, jika tugasmu belum kelar. Dan pulang sekolah ... langsung pulang. Momong Adek ! " kubaca isi dari jadwal itu
"Ya ampun ... ibu tak berubah, huh " ucapku sambil mengehela napas.
Kurebahkan tubuh ini ke dipan kayu, keras sekali. Namun harusku tidurkan mata ini, takut besok kesiangan. Dan ibu pasti akan mengamuk.
Kringgg ... jam weker berbunyi, sepertinya ibu yang sudah mengatur alarmnya
Terlihat langit masih gelap, kubuka pintu belakang untuk mengambil air, dan membawanya ke kamar mandi dalam. Ember cat besar kutenteng, berat sekali rasanya. Untuk seukuran badanku yang mungil.
Setelah 15 ember cat besar, akhirnya penuh juga. Kucari semua pakaian kotor lalu kucuci buru buru, takut aku telat kesekolah, karena jam sudah menunjukan jam 06:30.
Saat aku sedang sibuk mengepel ...
Brukk ... adikku yang baru belajar jalan itu jatuh, tepat di belakangku, tangisan nya menghebohkan seisi rumah.
Ibu menghampiriku ... di injaknya tubuhku, dibenturkan kepalaku ketembok ...
"Anak sialan, mengepel saja kau tak becus Er ... Adikmu sampai terjatuh, kok bisa ? " ucap ibu
"Ampun buk ... aku tak tau " jawabku.
"Kau melawan ... hah "
Kemarahan ibu semakin menjadi jadi, di pegang nya gagang lap pel tadi. Lalu di sodok nya ke mulutku, sampai keluar darah segar dari dalam mulutku.
"Ampun buk ... aku tak sengaja. " ucapku menangis menahan sakitnya
Hanum, seorang istri yang selalu percaya Tuhan sudah menentukan dirinya untuk siapa, meski jalannya salah, pahit, sampai rusak sekali pun dia berjanji akan tetap menata masa depannya sebaik mungkin ... hingga ia menemukan penawarnya.
Jin Leluhur itu pandai memilah dan memilih tubuh yang menurutnya pantas untuk dijadikan tempat kembali Jangan lupa komentar dan subcribe ya 💗
Dira tinggal bersama ibu yang menjadi wanita penghibur demi menafkahinya. Bahkan sang ibu memiliki kesehatan mental yang buruk, hal itu membuat kesalah pahaman di antara mereka ... Dira dan ibu terus menerus saling membenci. Mereka saling mengutuk hampir di setiap waktu. Ia pun berulang kali mengucap kata menyesal telah hidup bersama sang ibu saat ini dan selalu berkata ingin tinggal bersama sang ayah yang sudah dua belas tahun tidak menafkahi mereka apa lagi sekedar menemuinya. Suatu hari, dia mendapat kabar bahwa sang ayah telah meninggal dunia dan dari situlah Dira mengetahui jika dirinya ternyata bukanlah anak kandung dari sang ayah yang selama ini ia rindukan. Di hari pemakaman itu, Dira diberi sebuah buku catatan berwarna merah berisi dua belas wasiat yang harus Dira lakukan. Akankah Dira berhasil menunaikan dua belas wasiat dari sang ayah? Dan apakah hubungan Dira dengan wanita yang melahirkannya bisa kembali membaik?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...