Kara gadis yang di selamatkan oleh Jhason dan ia tidak mengira akan menjadi tunangannya tetapi banyak ujian yang harus di lewatinya. Hingga sang mantan pun datang menghampirinya dan membuat hati Kara menjadi ragu untuk bertahan dengan Jhason
Kara gadis yang di selamatkan oleh Jhason dan ia tidak mengira akan menjadi tunangannya tetapi banyak ujian yang harus di lewatinya. Hingga sang mantan pun datang menghampirinya dan membuat hati Kara menjadi ragu untuk bertahan dengan Jhason
"Bagaimana bisa hah menjaga satu orang saja kalian tidak bisa, bahkan kalian lebih bodoh darinya." ucap wanita seksi dengan dua buah jeruk yang menyembul sambil memegang kipas di tangannya."Jika seperti ini maka aku akan rugi, cepat cari dia jangan sampai kalian gagal lagi."mengibaskan tangannya.
Para bodyguard pun segera mencari keberadaan seseorang yang sudah di bayar mahal oleh pendatang yang kaya raya. Sementara wanita seksi itu pun menghampiri seseorang yang sudah sejak tadi menunggunya.
"Maaf Tuan, sepertinya gadis itu lari tetapi Tuan tenang saja, saya sudah menyuruh bodyguard saya untuk mencarinya." ucapnya dengan hati-hati.
Seseorang itu pun murka lalu ia pun menampar wanita seksi itu dan membuatnya sedikit oleng, ia pun memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari seseorang itu.
Dia pun melangkah pergi, dan menyuruh bodyguardnya untuk mencari gadis itu, sementara seorang gadis sedang bersembunyi di antara guci yang berjejer rapi di rumah bordil itu ia sangat ketakutan. Tarikkan napasnya seirama dengan bahunya yang ikut naik turun, ia begitu takut karena para bodyguard dari wanita seksi itu masih saja mencarinya.
"Tuhan tolong aku, aku tidak mau di jual kepada pria botak itu." gumamnya sambil merapal doa.
Setelah mencari ke seluruh ruangan dan tidak menemukan apapun lalu para bodyguard itu segara keluar dan mencari ke tempat lain, gadis itu pun menghembuskan napas lega setidaknya ia aman untuk saat ini. Tanpa menunggu lama lagi, ia pun segera keluar dan berlari untuk ke rumah Paman dan Bibinya.
Ia pun terus berlari tanpa melihat ke arah depan lalu salah tau bodyguard itu melihat gadis yang mereka cari lalu mengejarnya, merasa tidak aman lagi gadis itu pun semakin menambah kecepatan larinya.
Hingga menabrak seseorang dan membuat ia pun terjatuh duduk dan gadis itupun mendongkakkan kepalanya.
"Tuan tolong aku." ucapnya dengan tatapan memelas.
Lalu para bodyguard itu pun segera menghampirinya dan gadis itu semakin ketakutan ia pun semakin mencengkram kaki seseorang yang ada di hadapannya.
"Tuan tolong aku, aku tidak ingin ikut dengannya." ucapnya lagi.
Seseorang itu hanya menatap datar tidak menjawab apapun, para bodyguard itu pun semakin dekat membuat gadis itu semakin ketakutan.
"Hei, gadis itu milik kami cepat berikan." ucapnya dengan lantang.
"Cck merepotkan, ambil saja aku tidak suka ada keributan di sini apa lagi. Berhubungan dengan bocah bau kencur ini." ucapnya seolah tidak peduli dengan gadis yang sedang menatapnya.
Gadis itu menggelengkan kepalanya ia benar-benar takut jika harus melayani pria botak itu, salah satu bodyguard pun maju sayangnya ia kalah cepat dengan bersamaan ada suara tembakan yang membuat gadis itu pingsan.
Sang asisten pun segera mengambil alih pistol itu dengan sapu tangan agar menghilangkan sidik jari itu, seseorang itu pun membalikkan badannya tetapi sang asisten tidak tega melihat gadis itu pingsan.
"Tuan, gadis ini pingsan? Apa sebaiknya kita bawa kerumah." ujarnya dengan hati-hati.
"Cck merepotkan, iya sudah cepat bawa lalu bereskan orang-orang yang tidak berguna itu." ucapnya lalu ia pun meninggalkan asistennya.
Sementara pria botak sudah gelisah sedari tadi karena para bodyguardnya belum juga kembali, lalu seseorang masuk dan pintu di buka lebar ia pun masuk ke dalam ruang keluarga milik wanita seksi itu.
Wanita seksi itu terkejut lalu ia pun segera menghampirinya seperti biasanya wanita seksi itu selalu bermuka dua dan bergelayut manja di lengan seseorang itu.
"Tuan Muda Jhason, kebetulan sekali anda datang ke sini. Aku membutuhkan bantuanmu." ucapnya dengan manja.
"Apa lagi yang kurang hah, Ferisa. Kau menginginkan rumah bordil ini bahkan aku sudah memberikannya." ucapnya terdengar kesal.
Ferisa tersenyum manis lalu ia pun memeluk erat lengan Jhason, tatapan mata Jhason tertuju pada pria paruh baya dan juga botak yang sedang menatap ke arah mereka berdua.
"Kau sedang apa disini?"
Belum sempat menjawab, para bodyguard dari pria botak itu menghampirinya dan menceritakan tentang kejadian di lorong tadi. Karena salah satu dari bodyguardnya ada yang menebaknya, membuat pria botak itu semakin kesal dan juga geram.
"Apa? Siapa yang berani menghabisinya hah cepat katakan!" ucapnya dengan penuh emosi.
Salah satu bodyguardnya tidak sengaja menatap ke arah Jhason dan membuat pria botak itu mengikuti tatapan dari bodyguardnya. Lalu pria botak itu menatap sinis ke arah Jhason, sedangkan Jhason hanya menatap biasa saja.
"Kau yang telah menghabisi para bodyguardku hah! Ada masalah apa kau denganku." ucapnya dengan sorot mata tajam.
Jhason diam saja ia tidak ingin menjawab pertanyaan dari pria botak itu, dan menatap Ferisa dengan datar tetapi Ferisa begitu senang melihat kedatangan Jhason sehingga ia melupakan masalahnya.
"Kenapa kau masih melakukannya? Apa ucapanku waktu itu tidak kau dengar."
"Maksudmu apa Tuan Jhason? Aku tidak mengerti."
Jhason berdecak kesal juga menggelengkan kepalanya, ia hanya bisa berpikir kenapa di dunia ini ada wanita yang begitu menyebalkan menurutnya.
"Kau tidak tahu atau kau bodoh hah! Aku sudah mengatakannya kepadamu jika kau ingin membawa gadis maka bawalah gadis yang layak bukan malah anak ingusan yang merepotkan." ujarnya dengan tajam.
"Maafkan aku Tuan, karena permintaan Tuan Chandra jadi aku menurutinya saja." jawab Ferisa dengan menundukkan wajahnya.
Ferisa tidak ingin di salahkan jadi ia melemparkannya kepada Tuan Chandra, membuat Tuan Chandra melotot melihat hal itu Jhason pun mengerti lalu ia pun segera melepaskan tangan Ferisa dari lengannya.
Jhason segera membalikkan badannya tetapi Tuan Chandra tidak terima dengan sikap Jhason, ia pun segera memanggilnya membuat Jhason terdiam.
"Hei, anak bau kencur cepat kembalikan gadis itu karena dia adalah milikku. Aku bahkan sudah membayar dengan harga yang sangat mahal." ucapnya dengan sombong.
Mendengar hal itu Jhason menatap tajam ke arah Ferisa dan membuat ia menjadi salah tingkah. Tak lama asisten Jhason pun datang, ia pun segera membungkuk hormat kepada Jhason lalu Jhason menegadahkan tangannya seolah meminta sesuatu kepada sang asisten.
Sang asisten pun mengerti lalu ia pun segera mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke Tuan Chandra, membuat Tuan Chandra menelan ludahnya begitu juga dengan Ferisa yang mulai ketakutan.
"K-kau mau apa hah! Jangan macam-macam denganku, aku yang berkuasa segalanya jadi jangan pernah meremehkanku." sahutnya dengan takut tetapi ia mencoba tetap tenang.
"Merepotkan." gumamnya.
Tanpa aba-aba Jhason pun segera menarik platuknya dan membuat Ferisa menutup kedua telinganya dengan lutut bergetar, setelah selesai dengan tugasnya ia pun segera memberikan pistol itu kepada sang asisten.
Jhason dan sang asisten segera membalikkan badannya untuk segera pergi, baru satu langkah ia pun berhenti lalu mengatakan sesuatu kepada Ferisa dan membuat ia pun semakin lemas saja.
"Mulai sekarang rumah bordil ini akan aku tutup, dan kau bisa pergi secepatnya jika nyawamu masih berharga maka cepat pergilah." ujarnya dengan datar.
Mendengar hal itu Ferisa lemas dan juga hatinya hancur, padahal sudah lama ia memimpikan rumah bordil ini namun pada akhirnya ia juga yang harus keluar. Setelah kepergian Jhason lalu Ferisa mengepalkan tangannya dan menatap tajam ke arah jhason.
"Aku akan membalasnya." gumamnya.
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.
BANYAK ADEGAN DEWASA ++ Niat mencari pemandangan indah di kampung neneknya, Bayu justru terpikat janda muda yang cantik dan molek. Meski sudah mempunyai pasangan di kota, Bayu tak bis menahan hasratnya terhadap Lina. Lantas bagaimana akhirnya? BACA SELENGKAPNYA
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY