/0/19997/coverbig.jpg?v=bedffa3ec2df2e4c85f2117a9746148a)
Dunia kini sedang tidak baik-baik saja. Negeri Diyu tengah melakukan ekspansi ke banyak negeri. Mereka banyak menghancurkan perguruan bela diri, membunuh para pendekar, dan menjatuhkan pusat pemerintahan. Hal itu tidak bisa dibiarkan. Namun, satu-satunya yang bisa mengalahkan bangsa keturunan iblis Diyu hanyalah pendekar suci dengan pusaka sucinya bernama Pedang Surga. Sayangnya, sosok itu dan pedangnya kini tidak diketahui keberadaannya. Keduanya sudah menghilang selama ratusan tahun. Semua perguruan akhirnya mengerahkan murid-murid mereka untuk menemukan pedang legendaris tersebut demi mengalahkan para iblis. Namun, siapa sangka, bahwa ternyata yang berhasil menemukan dan memiliki pedang itu ialah sosok yang selama ini dikenal lemah dan memiliki tenaga dalam saja tidak. Bai Jia, pada akhirnya dialah yang menjadi pendekar penyelamat. Seorang anak buangan yang lemah dan selalu dirundung, yang dianggap sebagai pembawa sial, yang juga tidak diketahui asal-usulnya, yang mana ternyata merupakan keturunan iblis dan calon raja Negeri Diyu selanjutnya.
"Hey, anak buangan!"
Seseorang menendang Bai Jia hingga membuatnya tercebur ke sungai. Keranjang yang Bai Jia bawa ikut jatuh masuk ke air dan semua pakaian di dalamnya pun hanyut.
"Hahahaha ...!"
"Lihatah! baju para kakak hanyut, bodoh!"
"Mampus dia setelah ini, pasti dia akan dihukum berat oleh Kak Rouku!"
"Hahahaha ...!"
Bai Jia, pemuda berusia 18 tahun itu muncul dari dalam air sambil mengibaskan rambut panjangnya yang basah. Setelah kembali menghirup udara, dia langsung mengejar pakaian-pakaiannya yang terbawa arus. Bisa mati dia jika sampai kehilangan baju-baju itu.
"Sudah, ayo kita pergi, biarkan saja dia!" ucap pemuda yang tadi menendang Bai Jia.
Bai Jia tidak bisa kembali ke asrama tanpa pakaian-pakaian tersebut. Dia harus mendapatkannya kembali.
Bai Jia menyusuri sungai, mengambil satu demi satu pakaian yang berhasil tersangkut ranting dan bebatuan. Namun, sayangnya dia masih tidak bisa mendapatkan kembali semua baju milik kakak seperguruannya.
BUG!
"Bisa-bisanya kau menghilangkan baju-baju kami, sekarang rasakan ini!"
Rouku dan beberapa senior lainnya memukul Bai Jia dengan rotan. Senioritas di perguruan bela diri memang masih menjadi budaya dan pemandangan sehari-hari, apalagi jika itu menyangkut Bai Jia, di mana sejak kecil dia memang tidak pernah diterima di Perguruan Lotus Putih.
Bai Jia dianggap sebagai pembawa sial untuk perguruan. Sebab, sejak kedatangannya di sana, kejayaan Lotus Putih menjadi redup. Hanya saja guru ketua mereka melindunginya, sehingga Bai Jia masih bisa tinggal di Lotus Putih sampai detik ini.
"Dasar kau anak pembawa sial!" ucap Rouku masih sambil menghantamkan rotan ke punggung Bai Jia, "kenapa kamu tidak mati saja? lemah, tidak memiliki tenaga dalam, hanya bisa jadi aib perguruan, kau juga yang sudah menjadi penyebab kematian ketua."
Bai Jia mungkin sudah tahan dengan segala hukuman fisik yang diberikan orang-orang padanya. Namun, rasanya berbeda ketika ada yang mengungkit tentang kematian ketua Lotus Putih berhubungan dengannya. Itu sangat menyakiti hatinya.
Jika boleh memilih, Bai Jia juga tidak mau hidup seperti ini. Jika dirinya adalah sebab seseorang meninggal, akan lebih baik jika dirinya saja yang mati daripada harus seumur hidup disalahkan.
Bai Jia juga ingin hidup sama seperti teman-temannya, memiliki tenaga dalam dan bisa berlatih bela diri. Paling penting, bisa diterima dan diperlakukan dengan baik.
"Kakak, kakek guru meminta kita semua untuk berkumpul di aula teratai!" interupsi salah satu adik seperguruan Rouku.
Rouku pun berhenti memukul Bai Jia dan membuang tongkat rotannya. "Jangan kira kau sudah bebas, Bai Jia!"-Rouku memperingatkan-"sekarang cepat kembali ke sungai dan temukan pakaianku! jangan kembali sebelum kau menemukannya!" perintahnya kemudian.
Bai Jia dengan susah payah berusaha berdiri. Tangannya mengepal kuat menahan sakit.
"Cepat!"
"I-iya, Kak!"
Bai Jia berjalan menuju gerbang belakang perguruan. Sementara itu, murid lainnya berbondong-bondong menuju ke arah yang berbeda. Mereka saat ini sedang menuju aula teratai tempat perkumpulan dilakukan.
"Kakak Jia!"
Bai Jia berbalik dan melihat sosok cantik berlari ke arahnya. Yue-er, cucu dari kakek gurunya yang juga merupakan putri dari mendiang ketua Perguruan Lotus Putih.
"Yue-er? kenapa kamu di sini? kenapa kamu tidak ke aula teratai?"
"Kakak juga harus ke sana!"
"Aku tidak bisa, aku ... aku masih ada tugas."
"Apa ini perbuatan Kak Rouku lagi?"-Yue-er mengepalkan kedua tangannya-"aku sudah tidak tahan lagi, aku tidak peduli, aku akan memberi tahu kakek."
"Yue!"-Bai Jia menahan lengan Yue-er-"kamu ingin Kak Rouku menyiksaku lebih kejam dari ini?" tanyanya pada Yue-er.
"Tapi, ...."
Bai Jia memegang kedua pundak Yue-er dan menghadapkannya ke arahnya. Kedua manik mata Bai Jia bertemu dengan manik mata Yue-er.
Setiap menatap kedua mata itu, dada Bai Jia terasa sakit. Setelah semua orang berkata bahwa dirinya penyebab kematian kedua orang tua Yue-er, gadis itu masih saja baik padanya.
Di perguruan Lotus Putih, hanya Yue-er dan kakek guru yang baik pada Bai Jia. Hal itulah yang membuat Bai Jia semakin bersalah dan tidak mau Yue-er terlalu membelanya.
Jika benar dirinya yang menjadi penyebab kedua orang tua Yue-er tewas, maka Bai Jia tidak akan pernah bisa membalas kebaikan Yue-er selama ini.
"Adik Yue, di perguruan ini hanya kamu dan kakek guru yang baik padaku. Aku sangat bersyukur bisa tinggal di sini karena kalian. Aku mohon jangan membuat semuanya jadi lebih berat untukku! tolong jangan khawatirkan aku!"
Yue-er menghempas kedua tangan Bai Jia dari pundaknya-"Memangnya kenapa jika aku khawatir? Kakak, mau sampai kapan kamu seperti ini? orang-orang tidak bisa berlaku seenaknya padamu. Jika kakek guru bisa membantumu dan menghentikan orang-orang itu, lantas kenapa tidak?"
Bai Jia menahan emosinya-"Yue-er, maafkan aku! aku sungguh tidak punya banyak waktu sekarang, aku harus pergi, jadi kamu juga pergilah ke aula!"
Pemuda itu mengusap lembut pucuk kepala Yue-er sebelum akhirnya berlari pergi. Yue-er tidak memiliki kesempatan untuk menahan Bai Jia.
"Kak!"
"Kembalilah, Yue!" teriak Bai Jia dari kejauhan sambil melambai pada Yue-er.
Beberapa saat kemudian, Bai Jia tiba di sungai tempat sebelumnya ia mencuci pakaian. Walau sepertinya mustahil bisa menemukan pakaian-pakaian kakak seperguruannya, tapi dia tidak pesimis dan terus menyusuri sungai menuju hilir.
Bai Jia sungguh berharap bisa menemukan pakaian-pakaian itu. Namun, sayangnya kesialan Bai Jia hari itu rupanya masih belum berakhir. Dia kembali tercebur ke sungai, dan kali ini dirinya yang terseret arus.
"A-a-a!"
BYUR!
Kejadian itu membuat Bai Jia berpikir bahwa mungkin inilah hari terakhirnya di dunia. Keinginan orang-orang agar dirinya mati, pada akhirnya akan terkabul hari ini.
Dada Bai Jia terasa semakin sesak. Perlahan kesadarannya juga mulai sirna.
Tubuh Bai Jia semakin lemas, hingga akhirnya ... semua gelap. Namun, setelah beberapa waktu berlalu ....
"Uhuk! uhuk! uhuk!"
Air tersembur keluar dari mulut Bai Jia dan perlahan matanya kembali terbuka. Tidak, ini belum harinya Bai Jia mati.
Bai Jia mengedarkan pandangannya ke sekitar dengan pikiran yang masih linglung. Hanya ada ruangan kosong berdinding batu dengan stalaktit yang menggantung di atapnya.
Sumber cahaya yang menerangi ruang gua itu hanya berasal dari cahaya yang berhasil menerobos celah kecil bebatuan dan memantul di permukaan air kolam yang ada di tengah-tengah ruangan.
"Di mana aku? bagaimana aku bisa ada di sini?" monolog Bai Jia.
Bai Jia perlahan bangkit dan pandangannya tidak sengaja menangkap adanya lorong. Dia menyeimbangkan langkah dan menyusuri lorong itu.
"Apa ini jalan keluarnya?"
Setelah beberapa saat, akhirnya Bai Jia berhasil menemukan ujung dari lorong tersebut. Namun, rupanya itu bukanlah jalan keluar, melainkan ruangan lainnya.
Ruangan yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Hanya saja, kali ini tidak ada kolam di dalamnya.
Di dalam ruangan itu hanya ada sebuah altar dan di atas altar tersebut terdapat satu patung orang berlutut dengan pedang yang menancap di dadanya. Pedang itu mengeluarkan cahaya yang sangat terang.
"A-a-pa ini kuil milik kultus tertentu?" ucapnya lirih.
Tanpa sadar kaki Bai Jia melangkah mundur karena ketakutan. Dia ingin lari pergi dari sana, tapi tiba-tiba sesuatu menyentuh punggungnya.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"