/0/20182/coverbig.jpg?v=a53e41a2e46325c41c71a0efec4d98b5)
"Syaratnya, kamu harus kencan satu malam dengan saya di rumah. Malam itu juga, saya akan kasih kamu uang senilai 100 juta," Bagai rezeki nomplok untuk gadis memiliki lesung pipi itu. Hanya kencan saja bukan? Di rumah pula. "Hanya menemani saya dinner, enggak lebih." Setelah dipecat dari kerjaannya, terbitlah uang menghampiri gadis tersebut. Memang, nasib itu seperti tempe, enggak ada yang tahu.
Kepulan asap r*k*k bercampur dengan asap kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan raya. Seorang gadis mempunyai wajah jutek itu terus saja mengh*s*p benda nik*t*n tersebut. Seolah sedang menghilangkan beban pada pikirannya.
"Arghhh, sialan," umpat Naima sambil menendang angin sepanjang jalan trotoar.
"Kabur woy, ada orang gila!" Seruan anak SD pun tidak Naima gubris. Tetap acuh gak acuh.
"Cantik-cantik stress!!" celetuk ibu-ibu memakai gamis bunga yang menyilaukan mata, mengatai Naima. Beliau rela berhenti hanya untuk menjelekan gadis tersebut? Memang ya, dunia itu sudah tua. Muka sudah keriput, rambutnya pula mungkin sudah beruban semua. Tau-tau hobi si Ibunya suka nyinyirin orang meski Naima enggak kenal sama sekali?
"Lu ngatain gue?!" Naima menjatuhkan puntung rokoknya, lalu menginjaknya secara brutal. Ia pun gak segan menendang roda belakang motor si Ibu tua yang berhasil mengusik ketenangannya.
"Dih, serem. Kayak orang psikopat," cibir beliau kembali.
Wah-wah, minta di sentil ginjalnya. Naima sudah ancang-ancang melipat lengan bajunya sampai sikut, tapi Ibu tua tadi memilih kabur dan hampir menabrak pengendara lain sangking terburu-buru.
Naima mendengkus, "Tadi enteng banget ngatain gue! Giliran diserang balik auto melempem kek kerupuk disiram air," cebiknya melanjutkan berjalan, namun tidak tentu arah.
Sudahlah!! Gadis itu sedang patah hati. Bukan. Bukan karena putus cinta atau di selingkuhin oleh sang pacar. Naima potek hatinya sebab ia dipecat dari tempat kerjaannya.
"B*ngs*t?!" umpatnya untuk yang kedua kali, kala Naima ditabrak kencang dari arah belakang.
"Sabar-sabar, tahan. Gak boleh emosi. Kalau emosi bisa hancur dunia karena khodam gue ular kobra," lirih Naima menarik nafasnya, lalu keluarkan secara perlahan.
"Maling woy?!" Naima buka pejaman matanya. Asli anjir, suaranya nyaring banget ege!! Bikin gendang telinga Naima iritasi.
"Mbak preman, bantu kejar malingnya elah!! Malah diem ngejogrog di sini. Bantu sesama manusia itu banyak pahalanya, banyak... " gadis tersebut nggak segan menginjak kaki pria setengah wanita.
"Cerewet banget lu elah!!" Kemudian Naima menyumpal mulut pria di sampingnya menggunakan bungkus rokok tanpa belas kasih.
***
"Noh, dompet berharga elu!" Naima melempar dompet kulit warna hitam polos.
Pria setengah wanita tersebut sigap menangkap dompet milik Bos nya.
Hap
Tepat sasaran.
"Jangan asal Mbak preman. Ini dompet mahal tau. Isinya kartu black card semua,"
Naima hanya manggut-manggut, "Lu ngatain gue preman... " ia sengaja menjeda ucapannya sembari menghampiri pria yang gak punya rambut sama sekali alias botak, "emangnya muka gue mirip macam preman, hah?!" gertak Naima dengan suara rendah, akan tetapi penuh ketegasan. Baru awalan. Belum ke inti pun pemanasan.
"Nama saya Cikey," ealah, lagi di gertak dia malah ngajak kenalan. Basi anjay.
"Cupu lu!" ketus Naima sambil menjitak keras jidat Cikey.
"Dompet saya mana, Key?" Bagai adegan slow motion, Naima dan Cikey kompak menoleh ke arah belakang.
Mulut Naima menganga sedikit diiringi matanya yang menyipit, silau. Sementara Cikey mengangkat tinggi-tinggi dompet kulit milik Bos nya sembari berseru kencang, "Nih, Bos dompetnya. Saya hebat 'kan udah kejar malingnya?" Idih, si Cikey ngaku-ngaku.
"Hm," dehem Bos nya. Kemudian arah pandangnya beralih pada gadis di samping asisten pribadinya.
"Mingkem. Saya tau kalau wajah saya itu ganteng,"
Naima tersadar dilanjut tawa sinisnya yang mengudara, "Gue bukannya terpana liat wajah elu yang terlihat biasa-biasa,"
Cikey sampai menutup mulutnya rapat-rapat. Dalam pikirannya, mungkin Naima berani sekali bicara lo-gue kepada Bos nya. Why? Ada yang salah?? Haruskah Naima bicara formal. No!! Itu bukan gayanya.
"Jidat elu lebar, gue silau ngeliatnya," Bos nya Cikey malu dan menahan salting.
"Btw, lu sugar daddy ya? Kenalin, gue Naima. Seorang gadis yang sudah menyelamatkan dompet elu. Dan kata dia... " ujar Naima menunjuk Cikey nampak kemerahan di wajahnya, malu sudah ketahuan berbohong, "isinya kartu black card semua," imbuhnya diam-diam tersenyum smirik.
Naima jujur. Karena ia ingin membuktikan kalau ucapan Cikey betulan atau sekedar omongan belaka.
"Kamu mau uang?" tanyanya balik.
"Why not? Sebagai balas budi, maybe??" Padahal, Naima gak perlu uang. Tabungannya sudah banyak.
Gadis itu pula enggak jaim-jaim ngupil di hadapan mereka, kemudian dihempaskan ke udara.
"Pilih yang mana?" Tak disangka-sangka. Dia sengaja membuka dompet dan memperlihatkan isinya yang ... yeah. Berapa biji dah tuh kartu black card nya?
Glek
Jiwa misquen Naima usai dipecat meronta-ronta.
"Tapi ada syaratnya," Naima pura-pura bersiul guna menutupi kekesalannya. Ketimbang ngasih duit aja pake ada syaratnya.
"Syaratnya, kamu harus kencan satu malam dengan saya di rumah. Malam itu juga, saya akan kasih kamu uang senilai 100 juta,"
Naima terbatuk-batuk, Cikey langsung mimisan.
"Tapi, Bos 'kan sudah-- " Bos nya Cikey mengangkat satu tangannya, tanda diam.
Bagai rezeki nomplok untuk gadis memiliki lesung pipi itu. Hanya kencan saja bukan? Di rumah pula.
"Hanya menemani saya dinner, enggak lebih,"
Setelah dipecat dari kerjaannya, terbitlah uang menghampiri Naima. Memang, nasib itu seperti tempe. Enggak ada yang tahu.
Rahel terpaksa menikah dengan seseorang yang umurnya lebih dewasa. Hanya bermodalkan foto dicetak seukuran KTP dan belum pernah ketemu. Bahkan, malam sebelum akad, Ayah tersenyum manis dan berterima kasih telah setuju menikah dengan lelaki pilihannya. Usai berpelukan pun mengecup kening Rahel, beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Sibuk menikmati status duda dan memiliki satu anak yang begitu cantik, enggak ada angin serta badai, Mama tercinta justru menjodohkan dirinya dengan seorang gadis polos berumur delapan belas tahun. Akankah ia terima, atau menolaknya??
"Lebaran besok Nisha gak dibeliin baju baru tidak apa-apa 'kan?" Lagi? Memang sih Nisha tidak memaksa Miftah--Ayah kandungnya untuk membeli baju baru untuk dirinya. "Kalau Cici dapet enggak, Yah??" Miftah berjongkok menyamakan tingginya dengan si bungsu, "Pastinya dong. Abang Kifli juga dapet," ujarnya sembari mengusap lembut sang putri. *** Semenjak kematian Bunda nya, sikap Miftah berbeda dari biasanya. Selalu pilih kasih. Kifli dan Cici suka sekali dibelikan sesuatu sementara Nisha tidak. Padahal, ia perlu membeli keperluan sekolah akibatnya Nisha kerja di toko bunga sejak lulus SMP. Akankah kisah hidupnya berakhir tragis seperti kebanyakan film yang sering Nisha tonton?? Akankah dunia adil dengan mendatangkan seorang pria datang di kehidupan Nisha?? Di bulan suci ramadhan. Semoga ia bisa bahagia meski bukan Miftah orang yang membuatnya bahagia. Yah, semoga saja.
Kehidupan Shafiyah langsung berubah kala suaminya di PHK dari kantor tempat dia bekerja. Alasannya, karena ada seseorang korupsi--mengambil saham perusahaan sampai mengalami kerugian mencapai milyaran rupiah. Serba-serbi hidup mewah, bergelimang harta, kebutuhan selalu tercukupi, kini roda telah berputar. Sebagaimana takdir berkata tidak melulu kita berada di atas. Ada kalanya harus mengerti dan merasakan bagaimana kehidupan di kalangan bawah. Ya, Shafiyah terpaksa tinggal bersama dengan mertuanya. Sang suami bertani di sawah guna mencukupi biaya sehari-hari. Menghadapi orang tua suami yang masih mengenyam jadul alias jaman dulu. Kehidupan Shafiyah terombang-ambing. Bagaimanakah kelanjutannya? Apakah Shafiyah bisa bertahan hidup di desa, serta mengalami hal-hal tidak terduga?
"Kalau jalan lampu hijau, hati-hati lampu kuning, kalau kita asing, gimana?" "Udah asing kali. Gak inget ya, kita udah putus dua tahun yang lalu?" Cica, perempuan yang tahun ini menginjak kepala dua itu, harus berjumpa kembali dengan sang mantan sewaktu SMA dulu. Pertemuannya sangatlah tidak aesthetic. Di selokan--ketika Cica fokus memainkan ponsel sampai tidak melihat selokan penuh lumpur dan bau. "Es krim yang dari Cina itu apa sih namanya? Miss you gak sih?" Cica memutar kedua bola matanya, lalu mencebik kasar, "Bantuin gue naik, oy. Malah ngegombal terus. Udah kenyang gue makan janji manisnya elu, Soleh?!" Soleh--mantan Cica justru terkekeh ringan. Lelaki tersebut jongkok alih-alih membantu Cica keluar dari selokan, "Le minerale itu yang ada nangis-nangisnya dikit gak sih?" "Keinget masa lalu ya, Beb?" sambung Soleh membuat Cica menggeram, menahan emosi. "Dasar g*la," Tidak disangka, Cica menarik pergelangan tangan Soleh. Alhasil, mereka berdua sama. Iya, sama-sama kotor terkena lumpur. "Untung gue masih sayang sama elu, Ca," Soleh mencuil sedikit lumpur dan menaruhnya di pipi tirus sang mantan.
Kenal lewat sosmed berujung asing? Atau di ghosting? Lebih parahnya cuma dijadikan pelampiasan karena kisah masa lalunya belum kelar? Rela menjadi badut padahal dalam hati ingin memilikinya? Dari pernyataan di atas, alhamdulillah aku tidak mengalami hal tersebut. Because i'm enjoy, tidak melibatkan hati atau real cuma temenan. Apa ya sebutan zaman sekarang itu? Oh iya, HTS. Artinya hubungan tanpa status--yang setiap harinya tidak pernah absen mengirim pap, sleep call hingga ketiduran, me-reply story masing-masing, di nyanyiin tiap malam. Woah, sungguh indah bukan? Ya, aku mengalaminya baru-baru ini. Dari aplikasi apakah bisa menetap di hati dan berakhir ke pelaminan? Ayo, simak kisahku sampai selesai. Di jamin membuat kalian jomblowan dan jomblowati meronta juga ingin mempunyai pasangan. Tidak seperti aku, memilih HTS ketimbang pacaran karena suatu alasan.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?