/0/20434/coverbig.jpg?v=3349f46a85b181fc79c776f6d3a9e78c)
Sereia dijuluki si buruk rupa. Seiring berjalannya waktu, si buruk rupa tumbuh dengan luka di hatinya. Akibatnya, dia tidak mengenal cinta. Yang dia tahu, dia hanya harus menyelamatkan hidup ketiga adiknya semenjak ditinggalkan oleh kedua orang tuanya untuk selamanya. *** Teman-temannya mulai membicarakan salah satu pelacur itu tidak seperti biasanya. Elias masa bodoh. Baginya, semua wanita sama saja. Namun, setelah mendengar tentang si pelacur yang dibicarakan teman-temannya yang ternyata adalah si buruk rupa di sekolahnya dulu, Elias tertarik sebab dia tidak menyangka wanita yang ia kira polos dan begitu bodoh ternyata bisa menjadi sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan. Dia tidak percaya tetapi malam itu...dia jatuh cinta. *** Elias adalah salah satu luka terbesarnya, satu-satunya alasan dia memutuskan berubah, dan dia berusaha melupakan bedebah itu mati-matian. Ketika mengetahui lelaki itu tertarik padanya setelah mereka menghabiskan malam bersama, dia berusaha menyingkirkannya dari hidupnya dengan segala yang ia bisa. Namun, segalanya malah menjadi jauh dari harapannya. *** Mengetahui wanita yang dicintainya putus asa, El berusaha memberikan perhatian. Namun, wanita itu tidak bisa percaya pada siapapun lagi. Wanita itu selalu berusaha lari darinya. El bertindak semakin jauh dan tanpa memikirkan perasaan wanita itu hanya demi mendapatkan cintanya dan tidak membiarkannya pergi. Sampai akhirnya, wanita itu tiba-tiba menerimanya. Tetapi itu hanya jebakan supaya dia bisa pergi. *** "Pergilah sejauh mungkin sampai aku tidak bisa menemukanmu! Tetapi ingatlah, kalau aku menemukanmu lagi, kamu tidak akan bisa lari lagi!"
"Siapa yang menyangka wanita pendiam seperti Sereia bekerja sebagai wanita penghibur."
Setelah mengatakan itu, El tertawa. Dia menghisap rokoknya lagi sambil melirik Sereia yang sedang melepaskan pakaiannya dengan ekspresi dingin.
Sereia dan El berada di SMA yang sama sebelumnya. Sereia yang pendiam sering dibuli bahkan oleh El dan teman-temannya. Bagi El, Sereia itu sangat menjijikkan. Tidak ada alasan tertentu mengenai rasa jijiknya tapi hanya dengan melihat wajah dan penampilannya dia merasa jijik.
Sekarang usia mereka menginjak 22 tahun. El masih saja tumbuh menjadi laki-laki yang berperilaku buruk. Hobinya adalah bermain judi dan perempuan. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap dan masih mencari-cari pekerjaan. Jika dia memiliki uang, maka dia akan menggunakannya untuk judi atau menyewa perempuan.
Namun, siapa yang menyangka kali ini dia akan tidur dengan gadis yang sangat ia benci. Ternyata banyak temannya yang sudah mengetahui bahwa Sereia adalah wanita penghibur. Dia merasa ketinggalan. Tidak mau kalah, dia pun memutuskan untuk menyewa perempuan ini juga sama seperti teman-temannya.
El sekali lagi tertawa mengingat Sereia tidak menolaknya.
"Hargamu murah sekali," kata El.
"Kapan kita akan melakukannya?" tanya Sereia dingin dan lembut sambil menatap El dengan kedua matanya yang sedikit sayu. El yang mengeluarkan kata-kata menghina padanya tidak berubah seperti saat masih sekolah dulu.
El menarik rokoknya lalu berkata, "Dasar wanita gatal. Kau sudah tidak sabar ya?"
Bukannya tidak sabar, Sereia ingin momen ini cepat selesai. Seperti El yang sangat membencinya, dia juga setengah mati membenci lelaki ini dan teman-temannya.
El pun menaruh rokoknya di atas meja di dekat ranjang kemudian menarik Sereia ke ranjang hingga perempuan itu berteriak kecil karena terkejut. El sering tidur dengan perempuan tapi dia tidak pernah bersikap lembut. Termasuk kali ini, malahan kali ini dia lebih kasar lagi.
"Apa kau selalu bersikap seperti masih gadis hah?" tanya El ketus. Dia mendekati Sereia. Sereia kelihatan malu-malu dan menahan diri membuatnya semakin jijik.
"Jangan bicara apapun padaku. Cepat lakukan apa yang ingin kau lakukan!" ketus Sereia.
Itu adalah pertama kalinya Sereia berbicara panjang pada El.
Ketika masih sekolah, Sereia sering dihina jelek. Tetapi sekarang perempuan itu berubah drastis. Rambutnya tidak lagi hitam tetapi coklat tua. Kulitnya putih bersih. Wajahnya juga mulus tidak ada lagi jerawat.
Setelah apa yang mereka lakukan selesai, Sereia langsung mengenakan pakaiannya buru-buru sementara El memperhatikannya sambil melanjutkan merokok. Meski Sereia membelakanginya, El merasa perempuan itu marah padanya.
El tersenyum meremehkan. "Tidak buruk juga. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau teman-temanmu tahu kalau kau bekerja seperti ini?"
Sereia tidak berniat menjawab pertanyaan El, selesai berpakaian, dia langsung keluar dari rumah lelaki itu dengan langkah cepat. Uangnya sudah ia dapatkan jadi tidak perlu berurusan lagi dengan lelaki jahat itu.
Bagaimana Sereia tidak marah. Dia sudah menetapkan aturan dan El tentu saja mengetahui aturan tersebut dari teman-temannya dan sebelum mereka melakukannya, El sempat menyinggungnya dengan mengatakan, "Aku dengar tidak boleh ada ciuman. Kau memang tidak pantas mendapatkan ciuman jadi tanpa kau menetapkan aturan seperti itu pun, tidak akan ada yang mau menciummu.". Tidak ada ciuman apalagi sampai meninggalkan bekas.
Namun, apa yang El lakukan justru sebaliknya. Sereia semakin merasa jijik pada dirinya sendiri. Dengan bekas ciuman ini, dia tidak bisa melayani pelanggan untuk sementara waktu kan? Sereia semakin membenci El.
"Aku tidak akan menerimanya lagi," batin Sereia.
Bahkan jika uang yang ditawarkan EL cukup besar, Sereia bertekad akan menolaknya.
Sereia masuk ke dalam rumahnya.
"Aaaakhhh!"
Sereia sedikit menjerit karena dikagetkan oleh adik-adiknya. Dia memiliki tiga adik. Yang pertama berusia empat belas tahun, laki-laki dan namanya adalah Erix, yang kedua dan yang ketiga kembar laki-laki dan perempuan berusia sembilan tahun.
"Kak Sereia selamat ulang tahun," ucap si kembar.
Sereia yang semula kesal setengah mati langsung terkejut dengan kedua mata berkaca-kaca. Si kembar memegang kue ulang tahun berbentuk bundar. Terdapat beberapa lilin diatasnya yang sudah menyala.
"Selamat ulang tahun," kata Erix muncul dari ruang tengah. Tidak seperti kedua adiknya yang terlihat begitu gembira, anak laki-laki itu terlihat biasa saja.
"Kamu pulang telat," kata Erix.
"Maafkan aku, aku harus lembur sebentar. Oh ya, apa ini?"
"Ulang tahunmu lah, kalau kami tidak mengingatnya, mungkin kau tidak akan pernah tahu kau berusia berapa sekarang," jawab Erix.
Sereia tersenyum bahagia.
Beberapa tahun yang lalu, orang tua mereka kecelakaan kemudian dirawat di rumah sakit. Tidak lama kemudian, keduanya meninggal secara bergantian. Sereia merasa dunianya runtuh saat itu juga. Adik-adiknya masih kecil, masih membutuhkan kasih sayang orang tua. Dia pun mencoba berbicara dengan saudara-saudara orang tuanya, meminta pertolongan tetapi bantuan mereka pun tidak seberapa, mereka sempat tinggal di salah satu rumah mereka malah mendapatkan perlakuan buruk itu karena orang tua mereka dikenal jahat ke keluarga mereka.
Setelah lulus sekolah, Sereia bekerja di sebuah rumah makan sebagai pelayan. Kenyatannya, gajinya tidak cukup untuk biaya hidupnya dan adik-adiknya apalagi untuk biaya sekolah Erix. Tidak seperti dirinya yang tidak punya cita-cita dan ambisi, Erix memiliki cita-cita. Sebagai kakak yang bertanggung jawab, dia bersedia melakukan apapun demi mendukung adiknya.
Sereia yang mulai putus asa dengan keadaannya, memilih jalan menjadi wanita penghibur untuk mendapatkan uang tambahan. Dia tahu apa yang dia lakukan salah dan jika sampai adik-adiknya tahu atau keluarganya tahu, maka mereka pasti akan kecewa. Terutama Erix.
Setiap kali dia pulang, Erix selalu menatapnya dengan tatapan curiga. Semakin kesini, Sereia semakin merasa bersalah pada adik-adiknya, pada dirinya sendiri, dan pada orang tuanya.
"Hari ini kamu tepat berusia 22 tahun kan?" tanya Erix.
Sereia mengangguk sambil memotong kue untuk adik-adiknya. "Kalian membeli kue ini darimana uangnya?"
"Tentu saja kami menabung," jawab Erix.
Sereia langsung menghentikan apa yang sedang ia lakukan. "Kalian tidak seharusnya menabung, kalian bisa meminta uang padaku untuk membelinya," jawab Sereia.
"Daripada itu, bukankah lebih baik kamu yang menabung untuk pernikahanmu. Kupikir umur segini waktu yang bagus untukmu menikah. Dengan begitu, ada laki-laki dewasa disini yang bisa menjadi kepala keluarga," kata Erix. "Dan dia mungkin bisa membantuku menjadi pengusaha."
Sereia terdiam dan ekspresi wajahnya yang semula senang berubah menjadi kaku. "...Kurasa pernikahan masih terlalu jauh untuk kakak, Erix."
"Kakak kan cantik, masa kakak tidak laku?" tanya adik kecilnya.
Sereia tersenyum lembut dan mengusap kepala adik perempuannya. Dia hendak menjawab, tapi telponnya berbunyi. Dia buru-buru mengambilnya.
Datang ke alamat ini.
Jalan Teratai Biru Nomor 965
Sekarang!
Anaknya meninggal lalu suaminya membawa istri barunya. Mimpi buruk itu terus terpikirkan Achlys sampai dia masuk ke Kynleigh sebagai pelamar kerja dan bertemu Duke Julian yang dikenal tidak memiliki perasaan. Kebahagiaan itu hancur ketika mengetahui sang duke sama persis dengan suaminya di dalam mimpinya. Khawatir mimpinya akan menjadi kenyataan, dia mengundurkan diri tetapi sang duke justru tertarik padanya.
Semua ada hikmahnya. Belajarlah dari cerita ini agar terhindar dari berselingkuh atau diselingkuhi pasangan
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..