/0/21583/coverbig.jpg?v=206bfe6cec28a771f00fdda1305dd1e1)
Lara tidak pernah menyangka bahwa pernikahan yang ia jalani bersama Ilham adalah awal petaka pada akhirnya. Hadirnya orang ketiga membuatnya takut akan adanya pernikahan kembali. Dari pernikahannya ia memiliki seorang anak perempuan bernama Cherry, gadis manis yang begitu lucu. Kehidupan Lara berubah setelah bercerai, mantan suami yang mendekatinya kembali seolah ingin merajuk pernikahan kembali. Sementara Banyu hadir menjadi penjaga sekaligus laki-laki yang menginginkan adanya pernikahan kembali. Namun, Lara masih bergelut akan traumanya akan pernikahan. Penghianatan membuatnya takut untuk melangkah kembali. Akankah Banyu memperjuangkan cintanya? Akankah Lara kembali membuka hatinya dan memulai pernikahan lagi? Ataukah Lara kembali merajuk pernikahan bersama Ilham? Mampukah Lara melepas rasa traumanya?
Disebuah komplek perumahan elite hiduplah satu keluarga dalam sebuah rumah sederhana. Pagar hitam dengan warna campuran coklat mendominasi pagar pendek dirumah tersebut. Seorang wanita paruh baya tampak memegang selang sembari menyiram tanaman toga yang tampak layu dan kering. Sembari bersenandung wanita paruh baya tersebut tampak sesekali melirik rumah depannya. Sambil memegang selang matanya tajam melirik seperti ujung pisau. Tak sadar, air yang harusnya menyiram tanaman toga malah keliru membasahi satpam komplek yang tengah berjalan, "Masyallahhh..
Ibu!!!" serunya sembari mengusap wajahnya yang basah. Sontak wanita paruh baya tersebut melempar selang "Astaga bapak! Ngapain basah-basahaan kayak anak SD,".
"Bu kamu lihat ini saya basah sendiri apa apa disiram," bapak satpam tersebut menyeka wajahnya kesal. Wanita itu hanya tersenyum, "Asupan pagi pak, biar ganteng. Jarang lho saya bilang gini tapi dilihat-lihat bapak ini ganteng mana rajin, cocok sama Mia baby sitter Cherry," godanya. "Heleh, kamu ini ngelantur. Saya ini basah kuyup begini kalau masuk angin kamu mau gantiin saya ngeronda?" sang satpam tampak masih kesal.
Dari dalam rumah keluar wanita muda dengan seragam baby sitter yang dikenakannya. "Bu, kok malah diluar. Dari tadi mas Ilham nyariin katanya ditunggu sarapan di meja makan, lho pak kumis itu kenapa bajunya basah semua," ucapnya sembari menunjuk satpam didepannya. "Pagi mbak Mia eh, kamu pagi-pagi sudah cantik," ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tadi ngomel-ngomel," wanita paruh baya itu melirik satpam tersebut sembari membuang muka. Satpam yang dipanggil pak kumis itupun menaikkan alisnya heran.
"Eeee dasar nenek nenek," batinnya
Mia menuntun wanita itu memasuki rumahnya, "Mas Ilham sudah makan ta Mia," tanya wanita itu.
Mia menganggukkan kepalanya, "Sudah Bu," ucapnya.
"Rumah gak tau bersih, heran aku. Lha masak semua tanamanku mati," wanita itu mengomel sembari menatap seorang wanita yang tengah berjalan tertatih di depannya. Wanita itu hanya diam dan menundukkan Kepala.
"Bu, emang mbak Ju kemana? Kan ada Mbak Ju, Sayang kamu makan dulu," tanya seorang pria di meja makan sembari menatap sang istri.
"Iya mas sebentar lagi, aku mau ke belakang dulu," ucapnya sembari melenggang pergi meninggalkan meja makan. Ilham tahu bahwa sang istri pasti menuju dapur. Ilham menatap sang ibu dan berjalan mengikuti sang istri.
Ilham melihat istrinya tengah mencuci piring, dari belakang kaki mungil sang istri nampak bengkak, banyak Stretch Mark di lipatan kakinya.
"Ayo makan dulu, kan ada Mbak Ju. Ngapain kamu cuci piring," rayunya dari kejauhan.
"Ya mas sebentar," tolak sang istri.
"Kamu ini dibilangin ngeyel, heran aku. Dikasih yang enak malah gak mau," gerutu Ilham lalu pergi meninggalkan istrinya yang terdiam.
Lara mematikan kran yang menyala secara perlahan, meletakkan spons pencuci piring kemudian. "Kalau aku makan seperti katamu apa ibumu suka?" batinnya. Air matanya menetes, ia mengingat sindiran sindiran yang dilontarkan sang ibu mertua.
"Bunda!!" Suara mungil terdengar melengking.
Lara menyeka air matanya cepat dan menuju sumber suara dengan berjalan perlahan mengingat kedua kakinya yang bengkak.
"Ya nak!!" Sahutnya.
"Anak bunda sudah bangun, maaf ya. Nyari bunda ya tadi?" ucapnya sembari menggendong anaknya.
Gadis mungil itu menganggukkan kepalanya, "Bunda cantik," katanya sembari menggosok matanya.
"Tidurnya nyenyak tidak?" Tanya Lara lagi.
Gadis itu menganggukkan kepalanya lagi. "Bunda ngapain?"
"Bunda nyuci piring, trus bunda mau masak buat jualan," ucap lara.
"Aku mau di kamar sama bunda, ayo bunda," gadis itu menarik tangan Lara mengajaknya menuju kamar.
"Lho Cherry, sudah bangun." ucap Mia dari kejauhan.
"Sama mbak Mia yuk. Kita jalan-jalan sambil lihat kambing di ujung lapangan," rayu Mia yang baru saja datang.
"NGGAK! Aku mau sama bunda, ayo bunda," Cherry tetap menarik tangan Lara erat.
"Cherry, tuh liat bunda kamu, kasihan lho. Kakinya lagi bengkak, jalannya kayak robot pasti sakit," ucap Mia.
Cherry melirik sang ibu dan menatap kedua kaki ibunya yang bengkak. "Bunda sakit?" Tanyanya.
Lara menggelengkan kepalanya, "Bunda ngga sakit, kaki bunda cuman bengkak," ucapnya.
"Orang ngga sakit kok, Pergi sana!!" usir Cherry sambari menatap Mia.
Lara menatap Mia dan memberi syarat untuk pergi. Lara menggandeng tangan Cherry menuju kamarnya. Mereka tidur berdua dan bercanda gurau.
Tiba-tiba wanita paruh baya masuk begitu saja, "Cherry sayang, sudah bangun. Ikut Oma jalan-jalan yuk," ajaknya.
"Ngga mau," tolak Cherry.
"Bener ngga mau? Oma punya permen sama coklat lho," rayunya.
"Permen?" Tanya Cherry penasaran.
"Iya, yuk.. yuk.. Emang kamu ngga bosan? Dikamar kayak ayam ngga ngapa-ngapain? Maen princessnya udah selesai. Waktunya bangun, masa perempuan siang bangunnya," sembari melirik Lara.
Lara yang merasa tersindir segera bangkit. "Lho bunda mau kemana? Bunda kan sakit," tahan Cherry.
"Ehh.. Biarin aja cantik orang bundamu sehat, tuh masih nafas. Lupa ya kalau harus buka kedai? Yang masak kan bunda, kalau bundamu ngga masak kasian kedainya ngga buka," ucap Oma.
Cherry menganggukkan kepalanya, "Hati-hati ya bunda," ucapnya.
Lara menuju dapur dengan kedua kaki yang bengkak. Meski perlahan ia mencoba berjalan sekuat tenaga. Dari kejauhan ia mendengar kegaduhan. Sambil menggeret kakinya yang begitu sakit ia berjalan menuju sumber suara.
"Mas, emang kamu ngga bantuin istrimu?" ucap seorang wanita.
"Gunanya bayar Mbak Ju terus apa beb?" jawab seorang pria.
"Beb??" batin Lara.
"Mas, jangan disana agak naik dikit," Lara mendengarkan lagi.
"Ahh.." desahan terdengar jelas.
Lara menutup mulutnya dengan tangannya.
"Emang istrimu ngga bisa begini ya?" tanya wanita itu.
"Penyakitan kayak gitu kok ngarep enak-enak. Yang ada males gak bergairah beb. Enakan sama kamu kalau enak-enak," Lara terdiam, matanya merah menahan tangis.
"Makanya kamu sih nggak ketemu aku duluan waktu itu, coba kalau dulu kamu udah sama aku. Pasti kamu nggak akan ngerasa kesepian apalagi kecewa," jelas mia.
Lara memeras bajunya yang kering seakan menahan rasa sesak. Ia tak menyangka akan menerima rasa sakit yang begitu dalam. Ia berjalan menuju dapur, meninggalkan gudang dengan rasa sesak di dada.
Lara bergegas memasak tanpa suara, dengan cepat ia berusaha menyelesaikan tugasnya. Ia benar-benar ingin segera memasuki kamarnya. Waktu berlalu begitu cepat, dua jam sudah berlalu Lara tengah membereskan dapur. Sambil terdiam ia membersihkan peralatan dapur yang tadi ia gunakan.
Lara memejamkan matanya, rasa lelah rasanya terkalahkan oleh rasa sakit yang ia rasakan. Lara melepas celemek yang ia pakai, "Sudah?" tanya Ilham dari belakang.
Lara hanya menganggukkan kepalanya, tak mengeluarkan suara apapun. Lara berjalan meninggalkan Ilham di dapur. Ilham menyiapkan keperluan untuk dibawa ke kedai.
Sementara Lara bergelut dengan pikiran sendunya didalam kamarnya.
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."
Nicholas Lauther sangat terkejut ketika dihari pertama dirinya dilantik menjadi CEO di perusahaan sang Ayah, mendengar kabar dari kedua orangtuanya sendiri bahwa dirinya telah dijodohkan dengan seorang gadis yang merupakan putri dari sahabat lama kedua orangtuanya. Amora Georgina yang merupakan jodoh dari Nicholas rupanya baru saja lulus SMA dan Amora juga merupakan putri dari keluarga yang sederhana, setelah lulus SMA di sebuah kota kecil akhirnya Amora bersama kedua orangtuanya pindah ke kota besar karena memang orangtuanya telah membuat restoran steak ditengah kota! Lagipula sudah saatnya Amora dan Nicholas dipertemukan dan juga didekatkan. Tentu saja baik Nicholas maupun Amora sama-sama tidak bisa menerima begitu saja ketika tau keduanya telah dijodohkan sejak kecil, apalagi keduanya memiliki kepribadian yang sangat bertentangan dari segi apapun, sambil mencari cara untuk membatalkan perjodohan ini, Nicholas dan Amora pun terpaksa berpura-pura didepan orangtua masing-masing seolah menerima perjodohan ini! Usia Nicholas 24 tahun Ayah bernama Billi Lauther Ibu bernama Emma Maria. Bisnis perusahaan game online bernama Nexon Games. Usia Amora Georgina 19 tahun Ayah bernama Mark Davidson Ibu Anna Georgina. Bisnis restoran aneka steak.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"