/0/21962/coverbig.jpg?v=c00c3834807a13c8c073a88cd82fa8d4)
Clara Salsabila, seorang publik figure sukses, memiliki segala yang diinginkan-kecuali satu hal: seorang anak. Sementara suaminya, Bagas Pratama, CEO muda yang ambisius, sangat menginginkan keturunan untuk mewarisi perusahaan mereka kelak. Dalam ketegangan yang semakin memuncak, Clara membuat keputusan kontroversial: menyarankan Bagas untuk menikahi Maya, asisten rumah tangga mereka, agar mereka bisa memiliki anak tanpa mengorbankan karir Clara. Namun, pernikahan siri ini justru membawa konsekuensi yang tak terduga. Maya, yang hanya dipandang sebagai alat untuk memenuhi keinginan Bagas, mulai membangun kedekatan yang lebih dari sekadar hubungan suami-istri. Ketegangan semakin memanas saat Clara berusaha mempertahankan kontrol atas hidupnya, sementara Maya dan Bagas semakin sulit dipisahkan. Dalam perjuangannya untuk mempertahankan posisinya, Clara harus menghadapi kenyataan bahwa ia mungkin kehilangan lebih banyak dari yang ia kira-termasuk suami dan kedudukannya sebagai istri. Akankah Clara berhasil mengendalikan segalanya, ataukah ia akan dikhianati oleh takdir yang telah ia rancang?
"Maya, menikahlah dengan suamiku." Ucapan Clara terdengar penuh keyakinan, dan penekanan.
Kalimat itu menghantam ruangan seperti bom yang meledak. Maya menatap Clara dengan mata membelalak, tangannya gemetar. Nampan kecil yang tadi diletakkan di meja hampir terjatuh. Sementara itu, Bagas langsung memutar tubuhnya ke arah Clara, wajahnya menunjukkan keterkejutan yang tak bisa ia sembunyikan.
Clara Salsabila adalah seorang publik figure yang terkenal di dunia hiburan dan bisnis, dikenal dengan pesona dan karier cemerlangnya. Ia juga istri dari Bagas Pratama, seorang CEO sukses di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi dan inovasi. Sebagai pasangan yang tampak sempurna di mata publik, kehidupan mereka tampaknya penuh kemewahan dan kebahagiaan. Namun, di balik itu, mereka harus menghadapi tantangan besar yang menguji hubungan mereka, terutama mengenai perbedaan pendapat tentang keluarga dan karir.
"Clara, apa maksudmu?" tanya Bagas dengan nada setengah berbisik, berusaha menahan emosinya.
Bagas sangat mendambakan seorang anak, berharap anak tersebut bisa menjadi penerus perusahaan yang telah dibangunnya dengan susah payah. Baginya, keturunan adalah segalanya, bukan hanya untuk melanjutkan warisan, tetapi juga sebagai simbol keberhasilan dan kelanjutan dari impian yang telah ia capai bersama Clara. Namun, bagi Clara, memiliki anak adalah ancaman besar bagi karirnya. Sebagai seorang publik figur, ia merasa kehadiran seorang anak akan merusak tubuhnya, mengurangi popularitasnya, dan menghambat impian-impian besarnya di dunia hiburan.
Konflik ini semakin memuncak ketika Bagas terus mendesak Clara untuk mempertimbangkan kemungkinan memiliki anak. Clara yang tetap teguh pada pendiriannya, merasa terpojok dan mulai mencari jalan keluar yang mungkin bisa menyelamatkan pernikahannya tanpa mengorbankan karirnya. Setelah berpikir panjang, Clara akhirnya membuat keputusan yang mengejutkan. Ia memutuskan untuk memberi jalan bagi Bagas untuk menikah lagi-dengan Maya, asisten rumah tangga mereka yang telah bekerja hampir tiga tahun bersama mereka.
Clara tetap tenang, bahkan tersenyum kecil. "Aku serius, Mas. Aku sudah memikirkan ini baik-baik. Maya adalah wanita yang tepat. Dia rendah hati, baik, dan pasti bisa menjadi ibu yang luar biasa untuk anakmu."
Maya bangkit dari tempat duduknya, tubuhnya terasa lemas. "Maaf, Bu Clara. Saya ... saya nggak mengerti. Ini ... ini nggak masuk akal."
Clara segera menahan gerak Maya dengan suaranya yang lembut namun penuh otoritas. "Dengar, Maya. Aku tahu ini terdengar mengejutkan, tapi ini adalah solusi terbaik. Aku tahu kamu butuh bantuan finansial untuk pengobatan ayahmu. Aku juga tahu Bagas ingin seorang anak, sesuatu yang nggak bisa aku berikan. Kamu bisa membantu kami, dan aku akan ... aku akan memberimu uang 1 Milyar jika kamu bersedia menikah dengan Mas Bagas."
Bagas menatap Clara dengan amarah yang tertahan. "Clara, kamu nggak bisa mengambil keputusan sepihak seperti ini. Ini hidup kita, bukan permainan."
Clara mengalihkan pandangannya ke Bagas. "Aku hanya ingin kita tetap bersama, Mas. Kalau aku nggak bisa memberimu anak, setidaknya aku bisa memberikan solusi. Maya orang yang tepat, percayalah."
Maya berdiri terpaku, merasa seperti berada dalam mimpi buruk. Ia ingin menjawab, tapi kata-kata tak kunjung keluar dari mulutnya. Dalam benaknya, ia bertanya-tanya, bagaimana mungkin seseorang bisa mengajukan permintaan semacam ini dengan begitu dingin dan terencana?
Akhirnya, dengan suara bergetar, Maya berkata, "Maaf, Bu Clara. Saya nggak bisa menerima tawaran ini."
Namun, Clara hanya tersenyum. "Pikirkan dulu, Maya. Aku tahu kamu akan berubah pikiran. Apalagi saat ini ayahmu sedang terbaring tidak berdaya di rumah sakit. Semua ini demi kebaikan bersama."
Maya menatap Clara dalam, matanya terlihat begitu yakin dengan apa yang akan ia katakan. "Maaf, Bu. Saya rasa nggak ada yang perlu dipikirkan lagi, sampai kapan pun saya akan tetap menolak permintaan Bu Clara. Walaupun saya harus mengorbankan kesembuhan ayah saya sendiri."
Maya segera meninggalkan ruangan dengan langkah gontai, sementara Bagas hanya bisa menggelengkan kepala, merasa pernikahannya telah memasuki fase yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Setelah Maya pergi meninggalkan ruang tamu dengan langkah gontai, suasana di ruangan itu berubah tegang. Bagas, yang sejak tadi menahan emosinya, akhirnya meledak.
"Clara, apa yang sebenarnya kamu pikirkan?!" Bagas berdiri, menatap istrinya dengan tatapan tajam. "Kamu nggak bisa seenaknya membuat keputusan seperti itu, apalagi melibatkan orang lain tanpa persetujuan mereka!"
Clara tetap duduk tenang, meskipun wajahnya mulai menunjukkan sedikit kekesalan. "Aku hanya mencoba mencari solusi, Mas. Kamu tahu aku nggak ingin memiliki anak. Tapi aku tahu itu penting untukmu. Bukankah ini jalan keluar yang terbaik?"
Bagas mendengus, berjalan mondar-mandir di depan Clara. "Jalan keluar terbaik? Dengan meminta Maya, asisten rumah tangga kita, untuk menikah denganku? Kamu sadar betapa nggak masuk akalnya itu? Kamu bahkan nggak memberiku waktu untuk bicara atau mempertimbangkan apa yang kamu rencanakan!"
Clara menghela napas, matanya menatap Bagas tajam. "Aku sudah mempertimbangkan ini dengan matang. Aku ingin kamu bahagia, Mas. Aku tahu kamu butuh keturunan, dan aku nggak mau mengorbankan karir ku. Maya adalah pilihan yang ideal. Dia orang yang sederhana dan nggak akan menuntut lebih."
Clara merasa bahwa Maya adalah sosok yang tepat untuk melahirkan keturunan bagi Bagas tanpa mengganggu posisinya dalam kehidupan sosial dan profesional. Dengan rencana ini, Clara berharap bisa mempertahankan posisinya sebagai istri sah Bagas, sambil tetap menjaga karirnya tetap berada di jalur yang ia inginkan.
Bagas berdiri di hadapan Clara, napasnya tersengal, tampak kesal dan kecewa. "Clara, aku nggak ingin anak dari wanita lain. Aku ingin anak dari istriku, dari kamu! Aku mencintaimu, bukan Maya atau siapapun juga. Kenapa kamu nggak bisa mengerti itu?"
Clara menatapnya dengan tatapan tajam, seolah mengukur setiap kata yang keluar dari mulut suaminya. "Mas, aku tahu kamu ingin anak. Tapi aku sudah memutuskan, dan keputusan itu nggak akan berubah. Aku nggak mau mengorbankan karir ku hanya demi seorang anak."
Bagas terdiam sejenak, mencoba menenangkan diri. "Karirmu? Kamu lebih memikirkan karir mu daripada kebahagiaan kita, Clara. Aku ingin kita membangun keluarga, bukan hanya kehidupan yang penuh dengan prestasi dan popularitas. Aku ingin anak kita, bukan hanya sorotan media dan penggemar yang menghujani kamu."
Clara mengerutkan dahi, suaranya tetap tegas dan penuh keyakinan. "Mas, kamu nggak ngerti. Kehadiran anak akan merusak segalanya. Tubuhku, penampilanku, semuanya akan berubah. Orang-orang akan mulai melupakan siapa aku, dan mereka hanya akan melihat aku sebagai seorang ibu. Dan itu akan menghancurkan karirku sebagai publik figur. Semua yang sudah aku bangun selama ini, akan hilang begitu saja."
Bagas merasa ada kekosongan yang dalam. Dia menatap Clara dengan rasa sakit yang jelas di wajahnya.
Clara terdiam sejenak, menatap Bagas dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. "Kamu nggak perlu bingung, Mas. Karena aku sudah membuat keputusan. Jika kamu ingin anak, kamu harus menemukannya di tempat lain. Aku nggak bisa memberimu itu."
Setelah perdebatan yang tak terhindarkan, Clara merasa emosinya hampir tak tertahankan. Dengan langkah cepat, ia bangkit dari sofa, tanpa berkata sepatah kata pun, dan berjalan menuju ke arah kamarnya. Bagas yang masih terdiam, merasakan kehadiran Clara yang semakin menjauh, semakin berat di hatinya. Namun, Clara tidak memperdulikan itu. Ia hanya ingin melarikan diri dari kenyataan yang begitu menyesakkan.
"Apa salah jika aku meminta Mas Bagas melakukan poligami dengan menikahi Maya? Bukankah itu adalah sesuatu yang membahagiakan karena dengan begitu Mas Bagas bisa memiliki anak tanpa merusak karir dan tubuhku," ucap Clara saat sudah berada di dalam kamar.
Warni adalah seorang bidan yang terkenal baik dan ramah di Desa Tlogo Ungu. Akibat keramahannya itu banyak wanita hamil yang merasa nyaman memeriksakan kehamilannya di rumah bersalin yang dibuka Warni 2 tahun yang lalu. Namun, siapa sangka di balik keramahan dan kebaikan yang diberikan Warni tersimpan sebuah rahasia yang tidak diketahui orang lain. Warni yang dulunya hanya putri seorang petani miskin di desa Tlogo Ungu kerap mendapat hinaan dari warga desa. Bahkan sampai dia berhasil menjadi seorang bidan pun warga desa masih tetap menganggapnya rendah, serta menolak memeriksakan kehamilannya kepada Warni. Mereka rela berjalan jauh ke kota demi memeriksakan kandungannya, bahkan tak jarang Warga desa menghadang pasien dari luar desa yang ingin ke tempat prakteknya. Warni yang sakit hati, serta khawatir jika usaha yang di bangunnya bangkrut memutuskan untuk melakukan pesugihan siluman ular putih dengan bantuan temannya yang bernama Romlah. Siluman ular putih yang kerap dipanggil Nyai Sukma bersedia membantu Warni dalam mendapatkan pundi-pundi kekayaan. Namun, Nyi Sukma meminta Warni untuk menyiapkan satu wanita yang melahirkan pada kamis malam jumat kliwon, serta untuk tumbal pertama Warni harus bersedia menyerahkan bayi yang baru saja dilahirkannya kepada Nyai Sukma sebagai pembukaan. Bersediakah Warni menyerahkan anak pertamanya sebagai tumbal, lalu apa saja yang dialami Warni setelah menyetujui perjanjiannya dengan Siluman ular putih tersebut?
Kisah ini sengaja saya ambil dari kisah dan penggalaman pribadi saya sendiri. Bukan untuk membuka aib, tapi saya ingin mengatakan kepada dunia jika perbedaan usia, status dan jabatan bukanlah jaminan jika sebuah rumah tangga akan bahagia. Yang di butuhkan adalah saling terbuka, kejujuran dan saling sadar jika kehadiran kita untuk pasangan adalah untuk melengkapi kekurangan pasangan kita. Disini saya ingin menunjukkan bagaimana perjuangan suami saya dalam mengajarkan islam dan membantu saya memulai kehidupan yang baru. Sosok wanita yang sama sekali tidak menggenal islam bahkan nekad keluar dari islam kini sedikit lebih tahu tentang islam. Serta seberapa sabar suami saya menghadapi cemooh keluarganya tentang masa lalu saya dan bagaimana kuatnya dia bertahan merawat saya yang sedang sakit sampai saat. Semoga segala lelah dan kerja keras para suami bisa di balas dengan pahala serta kesehatan dan rejeki yang berlimpah.
Namaku Rani aku adalah ibu sekaligus ayah untuk putri tunggalku yang bernama Luna. Luna tidak seperti anak pada umumnya. Dia memiliki gangguan pada pendengarannya sejak bayi. Semua itu terjadi karena aku sedang depresi karena perilaku kasar suamiku. Hingga membuatku nekat melakukan aborsi kepada anak yang aku kandung. Namun, Allah berkehendak lain janin yang ada di dalam kandunganku selamat dan kini menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Mas Niko suamiku yang kasar itu meninggalkanku entah kemana. Sejak Luna lahir kedunia dia tidak pernah melihat sosok ayahnya. Kini setelah Mas Niko pergi aku harus berjuang untuk kehidupanku dan Luna di masa depan. Karena aku tidak ingin apa yang aku alami saat ini dirasakan juga oleh putri kecilku.
Semua wanita pasti berharap kehadirannya bisa diterima dengan baik oleh keluarga suami. Namun, tidak jarang banyak wanita yang mengalami nasib buruk saat berada di antara keluarga besar sang suami. Hal ini juga dialami oleh Nia seorang gadis lugu yang terlahir dari keluarga broken home dan kurang mampu. Pernikahan bahagia, serta hangatnya kasih sayang dari mertua dan saudara ipar ternyata hanyalah sebuah mimpi indah bagi Nia. Pasalnya kehadirannya Nia di tengah keluarga Riko justru hanya dianggap sebagai seorang pembantu rumah tangga. Tidak hanya itu, Riko yang seharusnya bisa menjadi suami yang menjaga dan mendidik Nia dalam segala hal justru tega menjerumuskan sang istri pada lembah maksiat. Sifat pemalu, gengsi yang besar, serta kurang sifat tanggung jawab membuat Riko memiliki banyak hutang. Hampir setiap hari rumah mereka selalu didatangi oleh dekoleptor yang ingin menagih hutang dalam jumlah yang cukup besar. Riko merasa tidak nyaman tega menjual sang istri pada laki-laki hidung belang baik secara online maupun pada temannya. Mampukah Nia melepaskan diri dari jeratan dunia malam yang diperkenalkan oleh sang suami?
Setiap wanita pasti berharap jika hanya dia yang menjadi wanita satu-satunya di hati suaminya. Begitu juga yang diharapkan Laila, seorang gadis desa yang kini telah menikah dengan Yoga seorang pria kaya dari kota. Pernikahan mereka memang terjadi karena perjodohan. Namun, Laila berharap Yoga bisa mencintainya seiring berjalannya waktu. Tetapi semua itu ternyata hanyalah sebuah mimpi bagi Laila. Yoga yang memang tidak pernah menerima perjodohan ini diam-diam telah menikah dengan Tasya seorang wanita yang bekerja sebagai resepsionis di hotel miliknya. Tidak hanya itu, Yoga pun akhirnya mengajak Tasya untuk tinggal bersama dengan Laila dalam satu atap. Mampukah Laila menjalani hidup dalam satu atap bersama madunya?
Kesuksesan sebagai seorang Desainer dan pemilik sebuah butik terkenal membuat Intan melupakan persoalan cintanya. Hingga sampai usianya menginjak 30 tahun Intan belum juga memiliki suami ataupun seorang kekasih. Hal itu membuat orang-orang menyebutnya dengan perawan tua, bahkan sang ibu kerap mendapat cibiran dari para tetangga karena status lajang Intan. Karena alasan itulah Sukma terus mendesak Intan untuk segera mencari kekasih dan segera menikah. Desakan Sukma ternyata membuat Intan tertekan, hingga dia pun menceritakan permasalahan yang dihadapinya kepada sahabat baiknya yang bernama Luna. Mendengar cerita Intan yang belum mendapat jodoh, serta sikap Intan yang cuek dan dingin terhadap lawan jenis membuat Luna berpikir jika Intan mendapat sihir dari seseorang. Bahkan Luna pun menyarankan Intan untuk mencari pengobatan alternatif untuk mengeluarkan ilmu sihir yang ada di dalam tubuhnya. Mampukah Intan menemukan jodoh terbaik untuknya, dan apa benar jika dalam tubuh Intan ada ilmu sihir yang sengaja dikirim seseorang?
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Disuruh menikah dengan mayat? Ihh ... ngeri tapi itulah yang terjadi pada Angel. Dia harus menikah dengan mayat seorang CEO muda yang tampan karena hutang budi keluarga dan imbalan 2 milyar! Demi keluarganya, pada akhirnya Angel terpaksa menerima pernikahan itu! Tapi, ternyata mayat pengantin pria itu masih hidup! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Baca sampai tamat yah, karena novel ini akan sangat menarik untuk menemani waktu santaimu. Salam kenal para pembaca, saya Yanti Runa. Semoga suka ya.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."