/0/22162/coverbig.jpg?v=2fd9b15540e461f79607e75ec25fa396)
Clara, seorang gadis yatim yang hidup sederhana bersama ibunya, menjalani hidup penuh perjuangan. Namun, dunia Clara mendadak jungkir balik ketika sepupunya sendiri menebar fitnah keji. Fitnah itu menyeret nama dosennya-sosok yang terkenal galak dan tak kenal kompromi. Tekanan keluarga dan bisik-bisik masyarakat memaksa Clara untuk menikah mendadak dengan pria yang selama ini ia anggap "dosen brengsek." Pernikahan yang diawali dengan paksaan ini menjadi babak baru dalam hidup Clara. Pertanyaannya: apakah pernikahan ini akan membawa kebahagiaan atau justru menjadi bencana yang lebih besar? Akankah fitnah yang merusak kehormatannya berujung pada kisah cinta yang tak terduga? "Namaku Clara, dan aku menikah mendadak dengan dosen yang kubenci." Pahitnya fitnah dan manisnya cinta beradu dalam perjalanan hidup Clara yang penuh kejutan.
Namaku Clara. Aku bukan putri emas, apalagi emas murni yang diperlakukan seperti putri sendiri. Aku ini cuma anak yatim yang tinggal di gubuk kecil bersama emak, hidup pas-pasan seperti ranting yang tua dan jatuh dari pohonnya.
"Hmmmm..." Aku masih ingin memejamkan mata, bermesraan dengan bantal guling. Tapi kenyataan memaksaku untuk bangun. Aku tidak boleh malas-malasan. Emak harus ku bahagiakan. Apalagi bapakku sudah lama pergi menghadap Yang Maha Kuasa, meninggalkan aku dan emak sendirian.
Selepas aku bangun, aku tak lupa tuk berdoa kepada yang memberi aku nafas serta kehidupan yang aku syukuri, aku langsung membereskan kamar dan bersiap-siap untuk kuliah.
Walaupun aku dan Emak miskin, pendidikan adalah prioritas bagiku. Kalau bisa emak harus berhenti bekerja jadi tukang cuci di rumah tetangga yang mulutnya seperti speaker rusak, aku harus berhasil. Bukan berhasil cari cowok kaya...eh, bukan itu! Aku harus lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Dengan baju lusuh yang sudah beberapa kali dijahit emak, aku pamit. Kalau tidak pamit, bisa-bisa emak marah dan aku disumpahi jadi kodok. Hahaha.
Aku tidak lupa untuk mencium pipi kesayanganku, Emak.
Warnanya yang sudah pudar karena keringat yang mengucur deras setiap hari.
Saat melihat jam tangan kusam di pergelangan kiriku, mataku langsung melebar.
Ternyata Sudah pukul 7:20! Dengan langkah terburu-buru, aku berlari sekuat tenaga. Tidak ada waktu untuk santai. Aku harus sampai sebelum dosen brengsek datang.
Kakiku yang pendek menerobos kerumunan mahasiswa yang sibuk nongkrong bersama geng masing-masing. Mereka seperti semut yang sedang berburu makanan.
"Brengsek lu, cewek udik! Main tabrak aja!" teriak seorang cowok yang ku tabrak.
Aku masa bodoh. Hinaan dan cercaan seperti itu sudah biasa bagiku. Menjadi orang miskin itu berarti siap jadi bahan ledekan. Aku tidak peduli dan tidak merasa perlu minta maaf. Kalau aku berhenti untuk minta maaf, pasti aku cuma akan jadi bahan olok-olokan mereka.
Ogah! Orang kaya memang suka seenaknya terhadap mahasiswa seperti aku, yang kuliah berkat beasiswa. Hahaha.
Meskipun nafasku sudah hampir habis, aku tetap berlari. Aku harus tiba di kelas sebelum si dosen brengsek datang.
Syukurlah, aku berhasil. Saat pintu kelas kubuka, ternyata si dosen belum datang. Dengan cepat, aku menuju kursi yang tersisa, pojok dekat jendela.
"Lumayan, kalau ketiduran gak bakal kelihatan," pikirku. Tapi aku tahu diri. Dosen brengsek maut itu tidak bisa diajak bercanda. Kalau nekat macam-macam, bisa-bisa nilai semester ini berakhir tragis. Wkwkwkw.
Beberapa detik kemudian, dosen killer itu datang. Penampilannya rapi dan elegan, sukses membuat para mahasiswi menjerit dalam hati. Kecuali aku. Kalau mereka sampai mengungkapkan kekagumannya secara langsung, bisa habis riwayat mereka.
Meski galak, si dosen ini tetap jadi idaman. Pernah, di toilet kampus, aku mendengar seorang cewek bilang, "Aku rela hamil anaknya Pak Dosen Maut, biar keturunanku jadi bagus."
Aku cuma bisa berkata di hati, "Kamu mau sama dia, tapi dia belum tentu mau sama kamu." Kalau aku ngomong begitu di depan mereka, yakinlah aku bakal di-bully habis-habisan.
Pikiranku buyar ketika si dosen maut memanggil namaku dan menyuruhku presentasi materi kemarin. Gawat! Aku belum baca ulang lagi. Inilah ciri khas si dosen. Selalu saja ada kuis mendadak.
"Saya, Pak?" tanyaku dengan suara bergetar.
Materinya sulit. Rasanya ingin aku mengumpat, tapi takut dosa. Mau tidak mau, aku maju ke depan.
Tatapan tajam dosen maut itu membuatku semakin gugup. Aku melirik catatan yang untungnya kemarin sudah ku tulis lengkap. Ini satu-satunya harapanku agar bisa menjawab semua pertanyaannya.
Aku mulai menjelaskan. Baru beberapa kalimat, dia sudah melontarkan pertanyaan. Pertanyaannya satu, tapi jawabannya bercabang ke mana-mana. Aku tetap berusaha menjawab dengan tenang, meski dalam hati aku ingin menangis.
Selama satu jam penuh, aku menjadi sasaran tanya jawab. Rasanya seperti menjadi asisten dosen tanpa dibayar. Tapi, ya sudahlah. Yang penting nilainya bagus.
Setelah selesai, aku kembali duduk. Lega rasanya. Teman sekelas ku yang cantik, anak orang kaya, giliran maju. Kukira dia bakal diperlakukan lebih baik. Ternyata tidak. Si dosen malah semakin galak. Setiap ucapannya dikoreksi habis-habisan.
Ternyata, cantik pun tidak menjamin kebal dari dosen maut. Untung wajahku biasa saja, jadi aku tidak terlalu menarik perhatian.
Saat pelajaran hampir selesai, si dosen maut melontarkan kalimat yang membuat semua mahasiswa terdiam.
"Bagaimana kalian mau lulus ujian kalau otak saja tidak dipakai? Belajar itu pakai otak, bukan untuk gaya-gayaan."
Selesai jam pelajaran, aku langsung ke kantin. Aku harus membantu emak di kantin bekerja. Lumayan, uangnya bisa membantu kebutuhan hidupku. Meski begitu, ada risikonya. Aku sering jadi sasaran keisengan anak-anak kampus.
Aku mendekati meja sekelompok junior dan bertanya, "Mau pesan apa?"
Salah satu dari mereka menjawab sambil tertawa, "Pesan kakak senior!"
Aku menghela napas. Mereka hanya buang-buang waktu dengan tawanya yang menyebalkan. Rasanya tangan ini ingin melayang ke wajah mereka, tapi aku memilih diam. Sabar, Clara.
Akhirnya, setelah sejam, pesanan mereka selesai. Baru saja aku hendak kembali ke kelas, seseorang memanggilku.
"Clara."
Bersambung ~
Malam itu, Ajela dijual oleh ibunya seharga satu miliar kepada seorang pria yang mencari gadis perawan. Tak ada yang menyangka, pria tersebut adalah aku! Aku yang membeli Ajela! Dia dipaksa menjalani sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, dan Mama masih tega menganggap Ajela sebagai wanita panggilan? Ajela dianggap tak lebih dari beban di keluarganya sendiri. Hidupnya penuh penderitaan-dihina, diperlakukan tidak adil, bahkan sering dipukuli oleh ibu dan kakak tirinya. Demi mendapatkan uang, Ajela akhirnya dijual kepada seorang pria yang mereka kira seorang tua bangka, jelek, dan gendut. Namun, kenyataan berkata lain. Pria yang membeli Ajela ternyata adalah pengusaha muda sukses, pemilik perusahaan besar tempat kakaknya, Riana, bekerja. Bagaimana Riana akan bereaksi ketika menyadari bahwa pria yang ia incar ternyata adalah orang yang membeli Ajela? Dan bagaimana nasib Ajela saat malam kelam itu meninggalkan jejak kehidupan baru dalam dirinya?
Melissa Permata Sari, gadis muda yang nekat menjual keperawanannya demi melunasi utang keluarganya sebesar 150 juta. Di hotel tempat "transaksi" berlangsung, ia justru bertemu Adrian Sutil, pria tampan dan kaya yang bukan mencari kesenangan, melainkan seorang pengasuh untuk putrinya yang berusia tiga bulan. Adrian memberikan penawaran tak biasa: jika Melissa berhasil membuat putrinya nyaman, separuh utang keluarganya akan lunas. Namun, ada satu masalah-Melissa belum bisa memberikan ASI karena ia masih perawan. Meski sempat ragu, Adrian akhirnya menerima Melissa sebagai pengasuh, dengan satu syarat tambahan yang mengubah segalanya: jika ingin melunasi seluruh utang, Melissa harus menjadi lebih dari sekadar pengasuh. Bagaimana Melissa menghadapi dilema ini? Akankah ia menyerahkan harga dirinya demi keluarga, atau justru menemukan jalan lain untuk bertahan?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
SESUAI JUDULNYA CERITA INI AKAN SANGAT PANAS DAN BERBAHAYA TIDAK HANYA SEKEDAR ROMAN DEWASA TAPI JUGA MISTERI YANG AKAN MERANGSANG PEMBACA UNTUK TERUS IKUT BERPIKIR MEMECAHKANYA! Berawal dari Geby yang terpaksa menikah dengan Jeremy Loghan seorang billionaire keji yang penuh dendam dan kebencian. Geby yang masih mencintai kakak laki-laki dari Jeremy membuat pria itu hanya ingin semakin membenci istrinya. Jeremy selalu kasar dalam menangani istrinya di atas ranjang. Sampai akhirnya sebuah rahasia besar perlahan-lahan terbongkar dan Jeremy sudah terlajur jatuh cinta pada Geby ketika seharusnya dia jadi wanita yang paling dia benci sebagaiman mestinya. Apa kira-kira yang akan dipilih Jeremy, dendam atau cintanya kepada Geby? Cerita ini akan pemuh kebencian, dendam, dan konspirasi yang licik dari keluarga bangsawan kaya raya! ADA TIGA SEASON YANG KUGABUNG JADI SATU DALAM CERITA INI KARENA ITU BABNYA TERLIHAT PANJANG, COBA BACA DULU DAN KUJAMIN TIDAK AKAN BISA BERHENTI. (seting cerita Yorkshire Inggris sejarah dan budaya akan menyesuaikan)
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya