/0/22523/coverbig.jpg?v=3fb8ffd2807107a6a2d9c534f8e85aec)
Enam bulan setelah pernikahan, suaminya, Cassian, akhirnya kembali dari tugas panjangnya. Tapi tak ada pelukan, tak ada tatapan hangat-bahkan malam pertama mereka pun tak pernah terjadi. Seolah pernikahan ini hanya formalitas baginya. Rowena mencoba bersabar, tapi pengabaian Cassian hanyalah permulaan. Penghianatan yang menusuk, ancaman yang merayap dari iparnya sendiri, dan tekanan yang tak henti-henti menghancurkan harapannya sedikit demi sedikit. Saat ia memutuskan untuk menenangkan diri di sebuah tempat wisata, takdir membawanya bertemu dengan seorang wanita tua yang berdiri di tepi jurang-bersiap mengakhiri segalanya. Tapi ada yang aneh. Kata-kata yang terucap dari bibir wanita itu... terlalu familiar. Terlalu berbahaya. Dan sebelum Rowena bisa memahami semuanya, hidupnya sudah terjerat dalam rahasia yang lebih kelam dari pernikahannya sendiri.
Hujan turun pelan di sore yang kelabu. Langit berwarna abu-abu tua, seolah mengerti kemuraman yang menyelimuti hati Rowena. Dia berdiri di depan pintu besar rumah megah itu, menggenggam undangan pesta yang diberikan oleh adik iparnya tadi pagi.
Selama enam bulan, rumah ini lebih terasa seperti sangkar emas daripada tempat yang bisa disebut rumah. Cassian, suaminya, pergi hanya sehari setelah pernikahan mereka, berangkat untuk tugas penting yang tak pernah dijelaskan secara rinci.
Dan kini, dia kembali.
Bahkan tanpa memberi tahu Rowena langsung.
Dia mengetahuinya dari suara gaduh di ruang tamu ketika ia turun dari kamar tadi pagi. Para pelayan bergegas, suara tawa dan ucapan selamat datang menggema-semua untuk Cassian. Tapi tidak ada satu pun langkah yang menuju ke arahnya, tidak ada panggilan untuknya, tidak ada pertanyaan tentang bagaimana perasaannya setelah ditinggalkan selama berbulan-bulan.
Rowena tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis.
Dia membuka undangan di tangannya, membaca ulang kata-kata yang terasa lebih seperti perintah:
"Pesta penyambutan Cassian Aldric. Hadir wajib. Jangan buat skandal."
Tanpa tanda tangan. Tanpa sapaan. Hanya secarik kertas putih dengan tulisan dingin dan kaku, yang tentu saja dari adik iparnya, Eleanor.
Rowena mengepalkan undangan itu. Tidak ada yang pernah peduli tentang bagaimana perasaannya. Tidak keluarganya yang telah menjualnya ke dalam pernikahan ini. Tidak suaminya yang bahkan tidak menyadari keberadaannya. Tidak Eleanor, yang sejak awal membencinya tanpa alasan yang jelas.
Dan sekarang, dia harus turun ke pesta itu, mengenakan senyum palsu, dan berpura-pura menjadi istri yang baik?
Sial.
Ruangan itu terang benderang, penuh dengan tamu dari kalangan elite yang bercengkerama sambil mengangkat gelas anggur. Rowena berdiri di sudut ruangan, tangannya menggenggam gelas yang sejak tadi tak disentuh.
Di tengah ruangan, Cassian dikelilingi oleh beberapa pria dan wanita, semua tertawa seolah dia adalah pusat dunia. Dia tampak sama seperti enam bulan lalu-tinggi, tegap, dengan sorot mata tajam yang sulit ditebak. Jasnya sempurna, rambutnya sedikit acak tapi tetap terlihat memikat.
Rowena menelan ludah. Haruskah dia mendekat? Atau tetap di sini, menunggu suaminya menyadari keberadaannya?
Jawabannya datang lebih cepat dari yang ia duga.
Cassian menoleh sekilas ke arahnya. Sekilas.
Hanya satu detik.
Dan dalam satu detik itu, tidak ada kehangatan, tidak ada keterkejutan, tidak ada kerinduan.
Hanya tatapan kosong, seolah dia sedang melihat seorang kenalan lama yang tak begitu penting.
Lalu dia kembali berbicara dengan yang lain, melanjutkan tawa, melanjutkan malamnya, seolah Rowena tidak ada.
Darahnya berdesir, matanya panas.
Dia tidak mengharapkan banyak, tapi... tetap saja, sesuatu di dalam dirinya runtuh.
Eleanor muncul entah dari mana, mendekat dengan seringai kecil di wajahnya. "Oh, kasihan sekali. Sudah enam bulan, tapi dia bahkan tidak tertarik untuk menanyakan kabarmu?"
Rowena mengeratkan genggaman di gelasnya. Dia ingin membalas, ingin mengatakan sesuatu yang bisa membuat Eleanor diam, tapi lidahnya kelu.
Eleanor mendekat, berbisik di telinganya dengan nada penuh kepuasan. "Kau tahu? Mungkin dia memang tidak pernah menginginkanmu."
Rowena membeku.
Jari-jarinya gemetar. Sesuatu di dadanya meledak-amarah, sakit hati, atau mungkin kombinasi keduanya.
Tidak. Dia tidak bisa terus seperti ini.
Sebelum air matanya jatuh, sebelum emosinya meledak di depan semua orang, Rowena membalikkan badan dan berjalan keluar.
Dia membutuhkan udara.
Dia membutuhkan kebebasan, meski hanya untuk satu malam.
Hujan sudah berhenti ketika Rowena sampai di tempat wisata di pinggiran kota. Tempat itu sepi malam ini, hanya diterangi lampu jalan yang temaram. Angin dingin menggigit kulitnya, tapi dia tidak peduli.
Langkahnya membawanya ke tepi tebing, tempat pandangan luas ke kota di bawahnya.
Dan di sanalah dia melihatnya.
Seorang wanita tua berdiri di tepi jurang, tangannya gemetar, matanya kosong seperti kehilangan seluruh harapan.
Jantung Rowena mencelos.
Tanpa berpikir, dia berlari. "Tunggu! Jangan-!"
Wanita itu menoleh perlahan, dan dalam cahaya remang, Rowena melihat sesuatu yang membuat darahnya membeku.
Mata itu.
Tatapan itu.
Dia mengenalnya.
Dan ketika wanita itu berbicara, suara gemetar yang keluar dari bibirnya membuat dunia Rowena terhenti.
"Kau... adalah bagian dari ini semua, bukan?"
Kehendak sang patriark tidak bisa diganggu gugat. Magnus Valdevar, pendiri dinasti bisnis Valdevar Group, meninggalkan wasiat yang mengharuskan ketiga cucunya menikah sesuai urutan kelahiran-dimulai dari sang sulung, lalu si tengah, dan terakhir si bungsu. Namun, Rafael Valdevar, pewaris tertua, tidak pernah peduli pada pernikahan. Hidupnya hanya berkisar pada bisnis, rapat, dan kesepakatan bernilai miliaran. Dengan usia yang hampir menyentuh kepala tiga, pria itu tetap tak menunjukkan ketertarikan pada hubungan romantis, apalagi menikah. Tak ingin terus terjebak dalam status lajang hanya karena Rafael keras kepala, dua adiknya, Caspian Valdevar dan Lucian Valdevar, memutuskan untuk turun tangan. Mereka harus mencari seorang wanita yang cukup kuat untuk menaklukkan hati dingin Rafael. Pilihan mereka jatuh pada Elara Vienne, seorang wanita dengan kepribadian cerah dan berani, yang diyakini Lucian bisa membawa perubahan pada Rafael. Berbeda dari wanita-wanita yang selama ini mendekati pria itu demi kekayaan atau status, Elara justru tidak peduli pada nama besar keluarga Valdevar. Namun, apakah Rafael akan benar-benar luluh pada Elara? Ataukah wanita itu hanya akan menjadi korban dari permainan takdir yang ditetapkan oleh sang patriark? Dan bagaimana dengan Caspian dan Lucian? Siapa yang akan menjadi pasangan mereka dalam pernikahan yang bukan sekadar urusan hati, tetapi juga kepentingan keluarga?
Keira Aveline tidak pernah bermimpi hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Gadis desa itu terpaksa menghentikan pendidikannya karena kondisi ibunya yang mengidap penyakit jantung. Tanpa pilihan lain, Keira meninggalkan rumah demi mencari pekerjaan di kota, berharap bisa membiayai pengobatan sang ibu. Takdir membawanya ke sebuah rumah mewah, tempat ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga bagi seorang pria yang memiliki segalanya-Reinhard Valegro, CEO tampan dengan kehidupan sempurna di mata orang lain. Namun, di balik kesuksesan dan pernikahan yang terlihat harmonis, tersembunyi rahasia yang jauh lebih kelam dari yang bisa dibayangkan Keira. Awalnya, Reinhard memperlakukan Keira dengan dingin, nyaris tak menganggap keberadaannya. Namun, pesona alami Keira perlahan mencairkan tembok es yang dibangun pria itu. Yang seharusnya mustahil pun terjadi-tatapan Reinhard mulai berubah, perhatiannya semakin dalam, dan batas-batas moral yang seharusnya teguh pun mulai goyah. Keira ingin menjauh, tapi kenyataan tidak pernah sebaik yang diharapkannya. Dalam dunia di mana kekuasaan lebih penting daripada perasaan, Keira terseret dalam permainan yang tak pernah ia pilih. Namun, siapa sebenarnya yang memegang kendali? Reinhard, pria yang telah terikat janji suci? Ataukah Keira, gadis sederhana yang kini menjadi bagian dari rahasia terbesar dalam hidupnya? Sampai kapan mereka bisa menghindari bencana yang menunggu di ujung jalan?
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Disuruh menikah dengan mayat? Ihh ... ngeri tapi itulah yang terjadi pada Angel. Dia harus menikah dengan mayat seorang CEO muda yang tampan karena hutang budi keluarga dan imbalan 2 milyar! Demi keluarganya, pada akhirnya Angel terpaksa menerima pernikahan itu! Tapi, ternyata mayat pengantin pria itu masih hidup! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Baca sampai tamat yah, karena novel ini akan sangat menarik untuk menemani waktu santaimu. Salam kenal para pembaca, saya Yanti Runa. Semoga suka ya.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih