Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Istri Dadakan
Istri Dadakan

Istri Dadakan

4.9
115 Bab
158.9K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Karena ketauan one night stand oleh sang ayah, Dave terpaksa di nikahkan dengan Rachel. Dave yang baru mengenal Rachel itu jadi membenci istri dadakannya. Ia menganggap Rachel telah merengut kebebasan dan segala hal yang dimilikinya. Padahal Rachel sendiri telah memiliki kekasih sebelum menikah dengan Dave. Lalu, apa yang akan terjadi pada pernikahan Dave dan Rachel kedepannya?

Bab 1 Kejadian Yang Menggemparkan

"Aaaaa..."

Seketika Rachel berteriak keras saat melihat seorang pria tertidur di sampingnya tanpa sehelai pakaian ditubuhnya. Ia mendadak panik ketika bangun tidur, menyadari ada tangan kekar melingkar erat di sekitar perutnya.

Ditambah keadaan dirinya terbaring tanpa mengenakan pakaian di ranjang asing yang tidak dikenalnya itu, makin menambah kebingungan dalam benaknya.

Suara teriakan Rachel yang keras terdengar sampai ke luar kamar. Dimana Damian dan istrinya, Kate nampak terlihat lelah.

Mereka berdua baru pulang dari perjalanan dinas pagi hari ini. Damian yang mendengar suara lengkingan aneh itu lantas mencolek lengan Kate.

"Mah..." panggil Damian seraya menegok ke kiri dan ke kanan.

"Apa sih, Pah?"

"Mamah dengar suara tadi gak?" tanya Damian ke Kate.

"Suara apa, Pah?"

"Seperti suara teriakan wanita. Suaranya terdengar di dalam rumah kita. Mama gak dengar? Suaranya kencang padahal," jawab Damian seraya memusatkan pendengarannya.

"Iya. Mamah dengar, Pah. Sepertinya suara itu asalnya dari dalam kamar Dave, tapi masa iya Dave bawa wanita masuk ke rumah."

"Coba kamu cek dulu sana. Nanti papah nyusul setelah bawa koper-koper ini ke dalam kamar," ucap Damian seraya mendorong koper-koper besar dengan kedua tangannya.

Kate mengangguk patuh, kemudian segera berjalan menuju kamar Dave.

Cklek...

Kate membuka pintu kamar Dave. Seketika itu juga Kate melongo dengan mulut terbuka lebar. Kate melihat Dave yang tidak mengenakan busana itu tengah tertidur berduaan dengan seorang wanita. Keadaan wanita itu juga tidak lebih baik daripada Dave.

"Astaga DAVE," teriak Kate seketika.

Rachel menoleh saat mendengar suara nyaring Kate. Kate yang melihat wajah Rachel kebingungan bercampur rasa takut itu segera menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Dave mengerang pelan sambil mengejapkan kedua matanya begitu mendengar suara ribut-ribut disekelilingnya.

"Ada apa sih, Mah? Masih pagi kenapa musti teriak-teriak?" keluh Dave seketika.

Dan tepat saat itu, Damian datang ke kamar Dave. Damian terdiam untuk beberapa detik, tapi langsung paham dengan apa yang terjadi di depan matanya.

"Anak kurang ajar. Jadi seperti ini kelakuanmu saat papah dan mamah tidak ada di rumah," berang Damian sambil mengepalkan kedua tangannya.

Seketika Damian memukul keras kepala Dave dengan wajah kesal.

"Argh... Sakit, Pah. Aduh... Duh—"

Dave merintih kesakitan dengan wajah kebingungan.

"Dave baru bangun tidur langsung di pukul saja. Ada apa sih?"

"Ada apa? Ada apa? Anak gadis siapa ini yang kamu bawa ke rumah?" tanya Damian seraya menunjuk ke arah Rachel.

Dave menengok sekilas ke arah Rachel dan terkejut melihatnya.

"Loh? Kamu siapa? Kenapa ada dirumah saya?" tanya Dave keheranan.

"Saya yang harusnya tanya begitu ke kamu. Kenapa saya malah di bawa kemari?" sela Rachel memotong ucapan Dave.

"Saya bawa kamu kesini? Yang benar saja," elak Dave seketika.

"Sudah berani bawa anak orang ke rumah, malah sekarang mengelak lagi. Dasar anak kurang ajar. Tidak tau diuntung," geram Damian dengan mata melotot menatap ke Dave.

"Saya beneran gak ingat, Pah."

"Siap yang mengajarimu jadi anak pembohong begitu. Hah?"

Damian sudah tidak tahan lagi dan menghajar Dave seketika. Dave hanya bisa pasrah saat tangan Damian meninjunya. Jiwa lelaki Dave ingin melawan. namun otak warasnya mencegah Dave, mengingat lelaki yang tengah memukulinya saat ini tidak lain ialah ayahnya sendiri.

"CUKUP..."

Kate berteriak keras, membuat Damian dan Dave menoleh ke arahnya.

"Sudah, Pah. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah," ujar Kate memperingati.

"Terus saja kau bela anak manja yang kurang ajar ini. Sudah membuat malu begini saja masih kau bela," gerutu Damian ke Kate.

"Aku bukan membelanya, tapi mau sampai kapan kau hajar dia begitu? Sampai babak belur baru papah puas."

Kate murka dan balik menatap tajam wajah Damian. Seketika Damian berdiri dan menghentikan aksinya.

"Kau urus semua kekacauan ini—"

Damian menoleh ke arah Dave.

"Setelah itu temui papa di ruang tamu. Awas saja kalau kau mencoba lari dari masalah," ketus Damian.

Damian lalu balik badan dan berjalan ke luar kamar.

"Bagaimana tidak tambah kurang ajar kalau terus di perlakukan manja begitu," dengus Damian sepanjang jalan.

☆☆☆

Saat ini Dave telah duduk di sofa panjang. Damian yang tengah membaca koran itu sempat melirik ke arah Dave. Namun ia tidak menghiraukan keberadaan anaknya itu dan malah lebih memilih terus membaca koran paginya.

Tidak berselang lama, Kate datang bersama Rachel yang sudah berpakaian. Kate menduduki Rachel di sebelah Dave, sedangkan ia sendiri duduk di sebelah Damian.

Damian menutup lembaran koran ditangannya. Kemudian wajahnya beralih menatap tajam ke arah Dave dan Rachel bergantian.

"Jadi apa yang telah kalian berdua lakukan dirumah ini semalam?" tanya Damian tanpa basa-basi terlebih dahulu.

Dave terdiam, mencoba mengingat kembali peristiwa semalam. Seingatnya semalam ia sedang bersama dengan teman-temannya di klub malam. Namun mengapa pagi hari ini ia bangun bersama wanita asing di kamarnya.

Seketika Dave melirik ke arah Rachel dengan tatapan menyelidik.

Melihat Dave yang enggan berbicara, di tambah Rachel yang terus menuduk ketakutan, Dave jadi kesal sendiri.

"Kenapa diam saja? Kalian punya mulut 'kan? CEPAT JAWAB," berang Damian setengah membentak keduanya.

Kate lantas menepuk-nepuk punggung suaminya, mencoba menenangkannya.

"Maaf bukannya tidak mau menjawab, tapi saya tidak begitu ingat jelas kejadian semalam. Yang saya ingat Dave menawarkan tumpangan saat saya mau pulang. Semalam badan saya tidak enak. Saya tidak tau apa yang terjadi pada tubuh saya, rasanya panas dan terbakar dari dalam. Saya terpaksa mengiyakan ajakan Dave karena teman saya pergi lebih dulu. Setelah itu bapak dan ibu bisa mengira-ngira apa yang terjadi selanjutnya. Saya juga tidak menyangka Dave akan membawa saya kesini."

Dave terkejut mendengarnya, ia tidak menyangka Rachel akan bicara segamblang itu kepada kedua orang tuanya. Ia berbicara seakan Dave-lah yang merencanakan dan menginginkan semua ini terjadi.

Padahal semalam Rachel sendirilah yang menyerangnya lebih dulu dan membangkitkan gairah kelakiannya.

Seketika Dave merasa jijik dengan tampang polos Rachel.

Kedua orang tua Dave tercengang setelah mendengar penuturan Rachel. Damian mengeram marah menatap wajah Dave.

Hampir saja Dave di hajar lagi oleh ayahnya itu, jika Kate tidak menahan lengannya. Sedangkan Kate hanya bisa memijat pelipisnya yang tegang sembari mengeleng, tidak percaya dengan kelakuan anaknya.

Damian menghela napas berat, memandang iba ke arah Rachel.

"Saya hargai kejujuranmu itu—"

Damian beralih menatap ke arah Dave.

"Kau bukan anak kecil lagi sekarang. Jadilah pria sejati. Nikahi dia atau kau akan lebih membuat malu keluarga jika dia sampai hamil," ucap Damian memberi saran yang terdengar bagai sebuah perintah.

"Papah..."

BERSAMBUNG...

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY