Arda merupakan anak rantauan yang mengadu nasib ke Yogyakarta.
Arda merupakan anak rantauan yang mengadu nasib ke Yogyakarta.
Aku sadar, aku tahu, aku tak akan bisa menggantikan posisinya di hatimu.
***
Sore berganti malam. Kicauan burung hantu mulai terdengar. Arda melangkahkan kakinya menuju kost-an barunya yang akan ia tinggali selama kurang lebih empat tahun. Ya, Arda merupakan anak rantauan dari Jombang yang merantau ke Jogja. Ia terus melangkah sampai akhirnya sampai ke tempat yang ia tuju. Ia mengusap wajahnya yang terkena keringat dengan tangannya.
"Akhirnya sampai juga," desah Arda. Cowok itu membuka pintu dengan kunci yang ibu kost tadi berikan padanya. Akhirnya pintu terbuka dan ia masuk ke dalam kamar kostnya sambil menenteng bawaannya dari kampungnya.
Kamar kosnya terbilang cukup luas, berukuran 6x6 dengan fasilitas berupa ac, televisi, kasur, kamar mandi dan lain-lain.
Arda langsung meletakkan barang bawaannya dan langsung merebahkan badannya di kasur.
"Lihat aja, aku bakal buktiin ke orangtua kamu kalau aku pantas buat kamu," ucap Arda sambil memiringkan senyumnya. Karena kelelahan setelah perjalanan yang terbilang lama, Arda terlelap dalam tidurnya.
Tok
Tok
Tok
Terdengar ketukan pintu. Arda mendengarnya dan ia bangkit dari kasurnya menuju depan pintu dan membukanya.
"Hoii, bro," sapa teman Arda berambut keriting, bertubuh standar bernama Akmal.
Arda mengacak rambutnya frustrasi, "apaan sih. Ganggu aja," gerutu Arda sedikit kesal. Ia merasa terganggu dengan kedatangan temannya itu karena menganggu jam tidurnya.
"Sori. gue nggak tahu, lo udah ngebo." Akmal menepuk bahu Arda, "ya udah, gue balik ke kos, kos gue deket selisih dua rumah sama lo." Akmal berlalu sambil melambaikan tangan ke arah Arda.
Akmal merupakan teman Arda SMA. Ya, mereka berdua ke Jogja untuk kuliah dan mengadu nasib. Mereka ingin tahu rasanya mengabdi di kota orang.
"Dasar!" Arda menutup pintu dan kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya. Ia tak boleh datang terlambat karena besok adalah hari pertamanya kuliah.
*
Aku pernah berpikir ketika cinta lamanya menemukan cinta barunya. Ia akan membuka hatinya untukku. Tapi aku salah, sampai kapanpun, aku tak pernah ada di ruang hatinya.
***
Arda melangkahkan kakinya menuju kelas yang tak jauh dari parkiran. Langkah demi langkah ia lewati. Tanpa ia sadari dompet yang ia taruh di belakang jeansnya terjatuh. Sesaat kemudian ada seseorang yang meneriakinya dan menghampirinya.
"Mas, dompetnya jatuh," ucap perempuan berambut panjang berparas lumayan cantik.
Arda mengernyit bingung, ia merogoh saku belakangnya, dan ternyata benar dompet yang ditemukan perempuan itu adalah miliknya.
"Makasih, mbak,"ucap Arda seadanya.
Perempuan itu hanya mengangguk, lalu memberikan dompet tersebut pada cowok itu dan segera pergi dari hadapan Arda.
"Mbak, tunggu..." Arda berlari mengejar perempuan itu bermaksud untuk berkenalan.
Bukan modus, Arda hanya ingin mendapatkan teman yang banyak di kampus. Ia bukan tipe orang yang introvert.
Perempuan itu menengok, "ya, ada apa?"
Arda menjulurkan tangan ke perempuan yang barusan menolongnya. Ia tersenyum manis dihadapan perempuan tersebut.
"Perkenalkan saya Arda dari Jombang. Saya anak rantauan. Kalau mbak?" tanya Arda pada perempuan itu.
"Saya Nana, asli Jogja. Panggil Nana saja, jangan mbak, kelihatan tua. Kamu angkatan tahun berapa?"
"2015," jawab Arda.
"Sama. Panggilnya aku-kamu aja, jangan saya, terlalu kaku, Arda,"gumam Nana sedikit terkekeh.
Arda ikut terkekeh sambil mengangguk tanda mengiyakan.
Seusai berkenalan, mereka ke kelas masing-masing.
Akhirnya, Arda sudah sampai di kelasnya. Ia masuk kelas dan duduk paling depan. Ya, dari dulu Arda tidak suka duduk di paling belakang. Bukan apa-apa, itu hanya masalah kebiasaan.
"Coba si congok Akmal kuliah di sini juga. Tempat kost an doang yang sama,"ucap Arda lirih.
Arda memandangi sekitarnya, tak ada satupun yang ia kenal. Ya, karena hari ini adalah hari pertama kuliah. Hanya satu orang yang ia kenal, siapa lagi kalau bukan perempuan yang tadi menemukan dompetnya.
Seketika ada seseorang yang menepuk bahunya dan cowok itu menengok.
"Nama lo siapa?" tanya seorang cowok berambut cepak, berkulit putih dan beralis tebal.
"Gue Arda, anak rantauan dari Jombang, kalau lo?" tanya Arda sambil menepuk bahu seorang itu, berusaha mengakrabkan diri.
"Gue Ramdan, gue asli Jogja. Jaga pergaulan di Jogja, jangan sampai terjerumus, bro," ucap Ramdan yang langsung mendapat anggukan dari Arda.
"Semoga kita bisa berteman baik, bro." Arda merangkul bahu teman barunya.
Ramdan mengacungkan kedua jempolnya, "kalau butuh apa-apa kasih tahu gue. Insya Allah gue bantu, Da."
Arda senang mendengarnya, ternyata orang Jogja tak hanya terkenal kota pelajar, tapi orangnya juga ramah dan baik.
"Yoi. Thanks," ucap Arda tersenyum.
Tisa perempuan cantik dan matre. Dia selalu mengaet laki-laki yang kaya. Suatu saat masalah demi masalah menimpa dirinya. Apakah Tisa akan memperbaiki kesalahan atau sebaliknya?
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
‘Ikuti terus jatuh bangun perjalanan Sang Gigolo Kampung yang bertekad insyaf, keluar dari cengkraman dosa dan nista hitam pekat. Simak juga lika liku keseruan saat Sang Gigolo Kampung menemukan dan memperjuangkan cinta sucinya yang sangat berbahaya, bahkan mengancam banyak nyawa. Dijamin super baper dengan segala drama-drama cintanya yang nyeleneh, alur tak biasa serta dalam penuturan dan penulisan yang apik. Panas penuh gairah namun juga mengandung banyak pesan moral yang mendalam.
Bagi Aurora, Angkasa adalah takdirnya. Namun bagi Angkasa, Aurora adalah bencana. Semenjak perjodohannya dengan Aurora, gadis itu selalu menjadi bayangan yang mengikuti kemana pun ia pergi. Angkasa tidak menyukai statusnya yang menjadi tunangan Aurora. Dia ingin Aurora pergi sejauh mungkin dari kehidupannya. Angkasa juga menginginkan kebebasan. Hidup tenang, jatuh cinta, dan bahagia. "I will love you unconditionally" -Aurora "Then i will hate you officially" -Angkasa
Lima tahun lalu, Bettina Rowe terluka di perut saat menyelamatkan Asher Lambert, yang membuatnya tidak bisa hamil. Asher pernah bilang dia tidak mau punya anak. Namun akhirnya, dia mempertimbangkan ide untuk menggunakan ibu pengganti (wanita yang mengandung untuk orang lain). Dia memilih Betsy Sugden, seorang mahasiswa yang mirip dengan Bettina, untuk melahirkan anaknya. Asher tidak tahu bahwa Bettina sudah memutuskan untuk menceraikannya ketika dia mengemukakan ide tersebut.
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY