Dengan segera gadis itu menuju kamar mandi hanya mencuci muka dan menggosok gigi saja. Secepat kilat gadis itu mengendarai motornya menuju kampus.
Brakk..
Gadis itu terjatuh dari motornya karena tidak hati-hati ia menabrak mobil bmw, depan mobil itu penyok.
"Sial." Umpat nya.
Pria berperawakan tinggi sekitar 1.83 m, hidung mancung, kulit putih mulus, mata yang menawan berwarna hazel brown, wajah yang sangat tampan dan cool bak pangeran turun dari langit menghampiri sang gadis yang masih terduduk diaspal. Pria itu membantunya berdiri.
"Kau harus tanggungjawab. Lihat apa yang kau lakukan pada mobil ku?" Gerutu sang pria.
Gadis itu meringis melihat kondisi depan mobil yang ditabraknya. Mengingat ia sudah sangat terlambat gadis itu segera menyalakan motornya dan meninggalkan pria yang sedang mengomel.
"Maaf om aku harus segera ke kampus." Ucap gadis itu langsung tancap gas.
Pria berusia 29 tahun yang bernama Aderald Sehan Malviya atau biasa dipanggil Sehan. Ia berdiri mematung setelah ditinggalkan begitu saja oleh gadis yang telah menabrak mobilnya.
"Ah sial, saya lupa menanyakan nama gadis itu." Umpat Sehan mengusap wajahnya kasar.
Saat Sehan akan masuk ke mobil. Matanya menemukan sesuatu yang terjatuh yaitu kartu mahasiswa gadis itu.
Puja Sera itulah nama gadis ceroboh yang telah menabrak mobil Sehan dan lari begitu saja. Ya namanya memang puja Sera bukan artian pusat jajanan serba ada tapi puja itu artinya kehormatan dan Sera artinya pesona atau karisma. Entah kenapa orangtuanya menamai Puja Sera tak apalah selagi artinya baik. Gadis berusia 22 tahun, mahasiswa akhir yang sedang menyelesaikan skripsinya.
Sehan menyimpan kartu mahasiswa Sera.
Malviya Corp
Tok.. Tok..
Seorang laki-laki tampan memasuki ruangan Sehan.
"Lo abis darimana ko bisa telat?" Tanya Aldo.
Aldo adalah sahabat nya Sehan sejak kecil. Aldo juga bekerja di perusahaan nya Sehan sebagai manajer. Sehan menjabat sebagai CEO di perusahaan nya Malviya Corp. Perusahaan yang bergerak di bidang properti seperti perhotelan, apartemen, resort dan lainnya. Perusahaan yang sangat besar dan memiliki cabang dimana-mana.
"Yah tadi ada sedikit insiden."
"Ini berkasnya, sudah saya tandatangani."
Setelah menerima berkas itu Aldo pun keluar dari ruangan Sehan.
Kampus
Sera berlari secepat mungkin, hari ini ia ada jadwal bimbingan skripsi. Gara-gara menonton drakor hingga larut malam Sera bangunnya kesiangan.
"Ya ampun Sera lo?" Ucap Indira kaget melihat penampilan Sera yang acak-acakan.
"Nanti gue jelasin. Pak Doni masih ada kan?" Tanya Sera dengan ngos ngosan.
Sera langsung masuk ke ruangan dosen pembimbingnya.
Indira Shah adalah sahabat dekat Sera sedari kecil. Indira keturunan India-Indonesia, ayahnya seorang pebisnis India yang kemudian menikah dengan Ibunya Indira asli orang Indonesia yang rumahnya tetanggaan dengan Sera. Sera dan Indira berkuliah disalah satu universitas di Jakarta. Rumahnya yang jauh berada di desa yang ada di kota Bogor, mengharuskan Sera tinggal di kos an yang terbilang murah karena jika bolak-balik akan memakan ongkos. Orang tua Sera hanya bekerja sebagai petani. Maka dari itu Sera berjuang untuk hidupnya dan keluarga nya. Sedangkan Indira walaupun satu desa dia berasal dari keluarga berada.
hingga ia tinggal di rumah bibinya yang ada di Jakarta. Sera pernah diajak untuk tinggal bareng supaya lebih hemat, tapi Sera menolak.
"Huftt.. " Sera menjatuhkan dirinya dibangku kantin.
"Lo tuh abis darimana si?" Tanya Indira.
"Gue tadi nabrak mobil orang." Ucap Sera santai.
"Hah?terus gimana?" Tanya Indira kaget.
"Gue kabur." Ucap Sera.
"Gila." Syok Indira. Tak habis pikir dengan tingkah sahabatnya itu.
Sera hendak memasukkan copyan skripsinya itu ke dalam tas. kartu mahasiswanya tidak ada ditas, Sera mengeluarkan semua barang yang ada di tasnya. Tetapi tidak menemukannya juga, Sera berpikir ktm nya itu pasti jatuh di jalan.
"Sorry gue cabut duluan." Ucap Sera menyambar tas nya.
"Lo mau kemana?" Tanya Indira tapi Sera sudah pergi meninggalkannya.
"Sera kemana?" Tanya Bagas yang baru datang.
"Mana gue tau."
Bagas adalah pacarnya Sera mereka sudah pacaran sekitar 6 bulan.
Sera menepikan motornya lalu mencari-cari kartu mahasiswanya di tempat insiden pagi tadi. Tapi Sera tidak menemukannya.
"Apa jangan-jangan diambil sama om om tadi." Gumam Sera.
"Gawat kalo iya." Sera mengigit bibirnya.