/0/2990/coverbig.jpg?v=b980e501ff4c8f42fed3e215850021c0)
Petualangan lima sekawan berubah mencekam setelah mereka terdampar di sebuah pulau tak bertuan. Bahaya mengintai. Kejadian mengerikan datang menghampiri silih berganti. Mampukah mereka bertahan dan mencari jalan keluar?
Di bawah purnama. Di alun-alun sebuah desa yang nun jauh di sana, orang-orang tengah berpesta. Gendang ditabuh. Seruling dimainkan. Tubuh-tubuh ringkih nan keriput dimakan usia meliuk-liuk membentuk tarian yang menjijikkan.
Mereka menari, bernyanyi dan tertawa di dalam kepayang yang memabukan. Tangan-tangan keriput itu terangkat ke atas. Mereka merapalkan puja-puji dalam bait-bait lagu yang mereka nyanyikan untuk menyampaikan rasa syukur atas rezeki yang besar, menurut mereka.
Riuh rendah suara mendadak senyap kala sebuah gong dibunyikan. Dari dalam sebuah rumah, seorang perempuan digiring menuju alun-alun. Tubuh perempuan itu dibalut baju pengantin merah bersulam renda emas. Sunting permata bertengger di kepala. Pakaiannya gemerlap namun kontras dengan wajah si perempuan yang pucat pasi. Wajahnya tak berias, juga tak berpulas gincu. Tatapannya kosong bagai raga tanpa nyawa. Perempuan itu berjalan lamban menuju tahta pelaminan. Dengan patuh, dia mematung, duduk bersanding di sana sendirian.
Puluhan pasang mata menatap si Perempuan di pelaminan. Ada yang memelotot dengan mulut menganga. Ada pula yang menelan ludah karena tak kuasa menahan dahaga. Kehadiran si pengantin perempuan di pelaminan mempermainkan birahi mereka yang telah mencapai puncak kepala.
Seseorang di antara mereka kembali memukul gong. Pesta kembali dilanjutkan. Hingar kembali memecah, bukan lagi karena nyanyian atau tarian, riuh rendah suara perhelatan berganti menjadi kecap, kunyah, teguk dan reguk. Manusia-manusia uzur itu menyantap hidangan dengan lapar. Meja yang penuh hidangan bisa tandas seketika. Mereka tak mau berlama-lama menunggu untuk menyantap hidangan selanjutnya. Mata mereka kembali melesat ke arah si pengantin perempuan.
Setelah prosesi menyantap hidangan yang penuh kerakusan, seseorang naik ke atas pelaminan. Dia menggiring tubuh si pengantin menuju ranjang putih yang ditaburi kelopak mawar. Penganten itu mematung saat Sunting permata dilepas dari kepalanya. Baju merah bertatah emas yang membungkus tubuh dilepaskan lapis demi lapis sampai tak ada yang bersisa satu helai benang pun di badan. Tubuhnya di baringkan. Orang-orang renta yang kelaparan mendengung gelisah menatap perempuan telanjang. Deru napas mereka menderu, bagai serigala diburu napsu.
Tubuh-tubuh keriput yang ringkih itu membentuk lingkaran mengelilingi ranjang putih tempat tubuh perempuan berbaring kaku. Seseorang lelaki tua yang berdiri di garis lingkaran berjalan mendekat ke arah ranjang. Lelaki tua itu menjulurkan lidah untuk menyapu air liur yang menetes di bibirnya. Napsu binatangnya tak terbendung lagi. Helai demi helai pakaian lusuhnya ditanggalkan dari tubuh yang sudah menciut termakan usia. Dia meniti ranjang, bergerak-gerak di atas tubuh si perempuan. Setelah puas bermain, dia mulai melakukan ritual intinya. Dia menindih, satu kali hentak, tubuh tua itu mengerang penuh kenikmatan. Ranjang itu berderit-derit mengikuti ayunan birahi di atasnya, hingga akhirnya deritan pilu menjijikan itu berhenti. Si ringkih yang sudah kekenyangan menggerayangi si perempuan, turun dari ranjang dengan sempoyongan. Kemudian terhempas menghantam tanah.
Tubuh ringkih lainnya berjalan mendekati ranjang. Seolah tahu, ini adalah gilirannya. Dia berjalan dengan napas memburu. Secepat kilat dia menanggalkan pakaiannya, kemudian menindih tubuh si perempuan. Ranjang itu kembali berderit. Lenguhan penuh kenikmatan menguap ke langit Bunian. Silih berganti, tubuh-tubuh ringkih mengambil jatah giliran. Mereka bergantian menindih si perempuan yang terbujur kaku. Malam riuh berubah saru. Iblis-iblis kekenyangan melepas napsu.
Si Perempuan yang mati rasa, menatap nanar ke arah purnama. Raganya yang kosong telah digilir oleh iblis-iblis lapar tanpa jeda. Meski tak merasakan perih, dia tetaplah manusia lemah yang memiliki titik lelah. Perempuan itu menutup mata. Dia terkulai setelah dera luka menyobek raga. Dari pangkal paha, darah mengalir membasahi ranjang putih yang membisu.
Perempuan-perempuan renta yang ada dilingkaran mulai mengerang. Mata mereka membelalak melihat tubuh-tubuh ringkih yang terkulai di tanah setelah mendapat jatah. Lambat laun tubuh itu berubah bentuk, semula ringkih, kini perlahan menunjukkan otot-otot yang menegang, wajah mereka berubah rupawan, berubah tegap dan kekar dengan kulit yang kencang.
Mereka kembali muda setelah ritual nista di bawah purnama penuh kampung Bunian yang tak kasat mata.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Setelah memutuskan hubungan dengan keluarganya yang terjerat kasus korupsi, Magnus bekerja pada keluarga Montgomery, sebuah perusahaan lokomotif terbesar di dunia. Dan dia harus menikah dengan Cressa, putri bungsu Montgomery yang pemarah. Bersama, Magnus dan Cressa punya tujuan masing-masing dalam pernikahan itu. Namun, perlahan-lahan Cressa mengungkap jati diri Magnus yang sebenarnya. Magnus bukan anak koruptor semata, lalu siapa sebenarnya dia?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?