Michiko, seorang gadis Jepang berkulit putih bersih, berdada besar. Michiko wanita yang penuh perhatian dan pintar memasak. Kenzo sangat dekat dengannya, namun Tanaka teman satu gang motornya lebih cepat menyatakan cinta kepada Michiko sehingga dialah yang terpilih menjadi kekasih gadis itu.
-----
'Michi', ice cream durian super lezat kegemarannya membuat,
Kenzo langsung memacu motor sportnya menuju ke kafe Michiko.
------
Kenzo tiba di kafe yang bertulis dengan huruf kanji, yang jika dibaca sama dengan nama pemilik kafe itu.
Kenzo bertemu Michiko dan ice cream 'Michi' bertekstur lembut langsung menyambutnya.
Kenzo ke kafe 'Michiko' untuk menghilangkan kegusaran hatinya. Putra tunggal Nagato itu memesan 3 porsi 'tonkatsu' dan 5 es cream 'Michi'. Kenzo ingin menyenangkan hatinya, makan sepuasnya di kafe itu.
Wajah putra tunggal godfather Yakusa paling disegani di Jepang itu masih terlihat kesal.
-----
Sambil menikmati ice cream 'Michi' nya, Kenzo mengambil tabletnya dan memainkan game favoritnya.
Sepuluh menit kemudian, gadis Rusia, karyawan baru Michiko mengantarkan 3 porsi 'tonkatsu' dan 5 ice cream 'Michi' pesanan Kenzo. Kenzo fokus memainkan game dengan tabletnya sehingga tidak sempat melihat wajah gadis itu, dia hanya menyuruhnya meletakkan 'tonkatsu' dan ice cream 'michi' pesananya di atas meja.
Gadis Rusia itu kembali membantu Michiko menata pesanan untuk pengunjung lain. Dan dia mengatakan akan pulang lebih cepat karena ada keperluan.
-------
Sambil main game Kenzo makan 'tonkatsu' yang ada di depannya. Dan menghabiskan ice cream kesukaannya.
Satu jam kemudian, Kenzo selesai bermain game dan merasa kenyang.
Saat hendak membayar tagihan pesanannya kepada Michiko.
Kenzo menoleh ke arah Michiko. Dia melihat Michiko sedang sedang berbincang dengan gadis Rusia bertubuh seksi yang sudah bersiap-siap hendak pulang.
Kenzo mengambil tas ranselnya dan masukkan tabletnya lalu bergegas berdiri, ingin menghampiri mereka.
Kenzo terkejut karena gadis Rusia itu telah pergi.
Kenzo penasaran siapa gadis cantik yang berbincang dengan Michiko?
Kenzo berlari keluar mengejar gadis Rusia itu namun gadis itu telah menghilang.
"Cepat sekali, kemana dia pergi?"
Kenzo mencarinya di sekitar tempat itu namun gadis cantik yang telah menarik perhatiannya sudah tidak terlihat lagi.
------
Kenzo kembali ke dalam dan mendekati Michiko dengan nafas terengah-engah.
Michiko bertanya kepadanya, "Kenzo, kenapa kamu? Berlari keluar hingga terengah-engah begitu?"
"He he he ... mengejar ... a ... gadis cantik yang baru saja berbincang denganmu, tadi?" jawab Kenzo sambil mengatur napasnya.
"Michiko minta air putih satu, dong," pintanya.
Michiko mengambil sebotol air mineral dingin dari lemari pendingin lalu memberikannya kepada Kenzo.
Kenzo membuka tutup botol air mineral yang dipegannya dan menenggaknya.
"Gleg gleg gleg."
"Ah lega," gumam Kenzo.
"Aneh, mengapa kamu mengejarnya kamu kenal dengannya?" tanya Michiko lagi.
"Masa kamu tidak tahu, Michi? Benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Mmmm tetapi cepat sekali dia menghilang," kata Kenzo.
"Hmmm memang aku pura-pura tak tahu. Hanya ngetest kamu. He he he," Michiko tertawa kecil.
Michiko kenal sekali dengan kelakuan teman sebangkunya itu. Michiko sangat hafal sifat dan karakternya, Kenzo tak akan bisa diam jika melihat gadis cantik yang menarik hatinya.
"Ah, kamu dari dulu tak pernah berubah! Mata selalu melotot ingin lepas dari kelopak matamu jika lihat gadis cantik, putih, tubuh seksi! Dasar laki-laki." tukas Michiko.
"He he he, kamu masih ingat saja dengan kelakuan yang membuatmu selalu kesal, Michi," kata Kenzo.
"Hmm ... Apakah dia kerja di sini? Apakah dia karyawan barumu? Perasaan, tak pernah aku lihat di sini?" lanjutnya.
"Kamu kalau lihat itu dengan mata, bukan dengan perasaan." celetuk gadis berdada besar itu.
"Michi, kamu temenku apa bukan? Kalau rekrut karyawan baru, cantik, body aduhai, kenapa kamu tidak menelponku, Michi? Beritahu aku, kenalkan dia kepadaku. Begitu jika kamu temanku?" protes Kenzo dengan wajah lebih cerah dibanding pertama datang ke kafe itu.
"Iiiiih enak saja, memangnya aku asistenmu, pacarmu,istrimu sehingga harus beritahu semua yang aku lakukan kepadamu?" celetuk Michiko sambil menyiapkan jus alpukat pesanan pengunjung.
"He he he, wajib dong. Sayang gadis secantik dia tidak dikenalkan kepadaku," celetuk Kenzo.
"Weenggggg ..... "
"Weengggggg .... klek klek klek,"
"Weeennnnnnnnnnggggg .... klek."
"Ah, berisik sekali blendermu!" Kenzo menutup telinga tak tahan mendengar bising suara blender.
"Sebentar ya, aku antar dulu pesanan jus alpukat ini ke meja nomor 2 itu, " kata Michiko.
Kenzo berdiri menyender santai di meja agak tinggi itu.
Michiko kembali sambil membawa gelas-gelas kotor dari meja pelanggan dan menaruhnya ke tempat gelas kotor.
"Hmmm ... besok dia masuk tidak ya?" tanya Kenzo.
"Maksud kamu?" tanya Michiko balik.
"Gadis Rusia yang cantik, tinggi, putih, berbody seksi itu," jelas Kenzo menggambarkannya detil.
"Masuk, sekitar pukul 18.00. Kenapa?" tanya Michiko.
"Ya, apa lagi, Michi ....? Masa nggak tahu apa yang ada di kepalaku? Kamu temanku bukan, sih?" protes Kenzo.
"Ingin kenalan dengannya?" tanya Michiko.
"Ya, iya lah. Masa ya, iya dong. He he he." Kenzo tertawa.
"Ingin berkenalan sendiri atau minta aku yang mengenalkan?" goda Michiko.
"Emmm ... tolong dong kamu saja yang comblangin aku dengannya," ungkap Kenzo.
"Ah, kamu memang benar-benar payah, Kenzo, dengan wanita saja takut. Kamu ini penerus tunggal godfather Yakuza ternama dan paling ditakuti di Jepang. Benar sekali jika ayahmu selalu ingin menjodohkanmu dengan gadis pilihan ayahmu. Kamu memang penakut jika berurusan dengan gadis cantik," ejek Michiko.
"He he he. Benar, benar sekali katamu. Jujur nih, aku sangat nerves dan takut sekali jika mendekati gadis yang aku sukai. Mulutku terasa tersumbat bantal, tidak bisa bicara. Lebih baik aku menghadapi ratusan preman, duel hidup atau matai dengan mereka, " ungkap Kenzo jujur.
"Takut ditolak!" kata Michiko.
"Yes. Kok kamu tahu, Michi?" Kenzo cengar cengir.
"Ya, pasti tahu lah. Aku tahu semua tentangmu. Makanya aku pilih pacaran dengan Tanaka daripada dengan kamu. Walau dia tidak jago beladiri tetapi dia tidak takut menyatakan cinta sepertimu, dasar anak mami. Ha ha ha." Michiko tertawa lebar menertawakan mantan teman sebangkunya itu.
------
Saat keduanya berbincang,
Beberapa preman bertatto masuk ke kafe berteriak dan mengedor-gedor meja dengan kasar. Mereka meminta uang dengan paksa kepada pengunjung.
Salah satu preman bertatto itu menghampiri Michiko dan minta uang keamanan, sambil mencolek-colek dada Michiko yang montok.
Michiko menangkisnya, dia sedikit mundur menjauhi preman itu.
Kenzo tak senang melihat ulah preman-preman itu, terutama preman yang mencoba melecehkan Michiko di depan matanya.
"Hai pergi kalian semua, preman-preman tak berguna!" teriak Kenzo.
Kenzo memperingatkannya namun preman itu malah memukul Kenzo. Kenzo menangkis pukulannya dan langsung menghantam balik, tepat di wajahnya hingga terjatuh dengan hidung berdarah.
"Pergi kalian! Jangan buat keributan di sini!" teriak Kenzo.
Dua preman lain menolong temannya yang terjatuh. Salah satu preman lain maju dan memukul Kenzo.
Dengan cepat Kenzo menangkap pergelangan tangan preman itu, menariknya dan lutut Kenzo menghunjam keras perut preman itu. "Hugggh!"
Preman itu terjongkok kesakitan memegangi perutnya. Dua temannya berusaha menolongnya untuk berdiri.
Satu preman dengan tangan terhunus pisau mencoba menusuk Kenzo, Kenzo berkelit namun pisau itu mengenai tangannya hingga tergores.
Preman itu hendak menusuk Kenzo lagi, namun dengan sigap Kenzo memegang pergelangan tangan preman itu, memelintirnya sampai pisau itu terjatuh.
Dan Kenzo mendorongnya sehingga dia jatuh dan tertimpa meja. "Prakkk!"
Preman itu memegang pergelangan tangannya, yang terkilir atau mungkin patah karena diputar paksa oleh Kenzo.
"Sudah, sudah kita pergi saja dari sini." kata preman yang lain sambil meringis menahan sakit diperutnya.
"Ok, boss." kata teman-temannya.
------
"Pergi sana dan jangan buat keributan lagi di sini!" bentak Kenzo.
Preman-preman bertato itupun pergi.
-----